Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

OPINI

OPINI Bio Hadikesuma : Perlu Jembatan Khusus untuk UKM Naik Kelas

FACTORY Sharing Mebel dan Furniture Gemolong Kabupaten Sragen telah selesai didirikan. Berbagai jenis mesin-mesin berskala industry sudah terpasang

IST
Bio Hadikesuma Konsultan Bisnis & Aktivis Pemberdayaan UMKM 

Perlu Jembatan Khusus untuk UKM Naik Kelas
oleh Bio Hadikesuma

Konsultan Bisnis

FACTORY Sharing Mebel dan Furniture Gemolong Kabupaten Sragen telah selesai didirikan. Berbagai jenis mesin-mesin berskala industry sudah terpasang meskipun di beberapa bagian masih perlu ada tinjauan teknis lanjut seperti hal nya kelistrikan dari factory sharing yang masih menjadi 1 dengan gardu induk.

Ini merupakan angin segar bagi dunia industry mebel khususnya dalam memenuhi kapasitas produksi dengan target waktu pengerjaan yang lebih cepat daripada proses produksi yang masih terkesan tradisional selama ini di kalangan pelaku usaha.

Di balik euphoria hadirnya factory sharing ini sebagai sebuah hadiah, Pemerintah Sragen juga akan mendapatkan tantangan baru khususnya dalam mengelola dan mengoperasionalkan mesin-mesin berteknologi tinggi. Mulai dari menemukan operator mesin, kemungkinan terjadinya eror mesin, pengelolaan limbah serta mengatasi gap dan isu yang akan terjadi di pelaku mebel tradisional perlu menjadi sorotan bagi pemerintah sragen.

Sebagai contoh adalah pengelolaan operasional secara teknis dimana mesin-mesin pabrikasi tidak bisa hanya dinyalakan ketika ada orderan. Artinya perlu ada sinergi dan pendataan yang detil terkait dengan kapasitas dan kebutuhan pelaku usaha sehingga mesin-mesin tersebut dapat dimaksimalkan layaknya sebuah industry pada umumnya.

Singkat kata, Pemerintah harus bisa berpikir layaknya swasta dalam mengelola factory sharing mulai dari mencari demand, menciptakan produk sendiri hingga mengakomodir kebutuhan dari para pelaku usaha.

Factory Sharing
Di lain pihak, pelaku usaha yang selama ini bekerja secara tradisional mungkin saja akan merasakan manfaat dengan hadirnya layanan pengolahan secara raw material. Namun tidak bisa dipungkiri juga bahwa kehadiran factory sharing yang baru sebatas setengah proses, akan menimbulkan biaya baru di pelaku usaha yakni biaya angkut untuk produk mebel sampai di tahap finishing yang umumnya akan kembali kepada pelaku usaha

Gagap teknologi akan menjadi tantangan besar untuk pengelolaan dari factory sharing mengingat kualitas SDM yang belum memadai dalam menghadapi mesin berteknologi tinggi baik dari para pelaku usaha maupun dari calon operator.

Bagian terpenting yang tidak perlu dilupakan adalah dengan hadirnya factory sharing, ini dapat menjadi asset baik bagi pemerintah sragen atau justru dapat menjadi liabilitas yang menjadi salah satu pengeluaran baru dengan nilai besar selama tidak dikelola secara professional.

Pabrikasi
Singkat kata, akan butuh waktu untuk melakukan transformasi dari pola tradisional menjadi pola pabrikasi dengan mesin-mesin berteknologi canggih alias menaik kelaskan UKM Tradisional menjadi pabrikasi. Perlu ada pihak professional yang mengerti dunia industry yang menjembatani ini dalam rangka meminimalisir resiko yang terjadi.

Kita bisa berkaca cukup jelas dari beberapa mesin pabrikasi yang dimiliki Balai-balai perindustrian dan akhirnya belum termaksimalkan karena masih di Kelola secara konvensional. Alih-alih menjadi mesin uang dan memberikan kontribusi untuk PAD maupun PDB, justru yang muncul adalah pengeluaran baru dari sisi APBN ataupun APBD. (*)

Baca juga: KAI Ingatkan Penumpang Datang Lebih Awal Ke Stasiun Saat Malam Tahun Baru

Baca juga: Nekat Curi Helm di RSUD Salatiga, Pria Asal Ambon ditangkap

Baca juga: Camp Family di Golden Park Guci Tegal Pilihan Berlibur, Fasilitas Lengkap Dari Kasur hingga Bantal

Baca juga: Chord Gitar Dream Han Hee Jung

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved