Berita Pendidikan
Kisah Mahasiswi Asal Purbalingga Meninggal Dunia saat Perjuangkan Penurunan UKT Trending di Twitter
Sorang mahasiswi asal Purbalingga meninggal dunia di tengah perjuangannya meminta penurunan UKT.
RNF juga sudah mengisi link pengajuan penurunan UKT yang disediakan kampus.
Ironinya, nominal UKT hanya turun kurang lebih Rp 600 ribu.
Di detik-detik akhir, teman-teman, dosen pembimbing akademik dan kepala jurusan membantu patungan.
Termasuk Ganta pun turut membantu untuk patungan.
RNF menyebut itu sebagai "keajaiban".
Meski demikian, nominal tersebut masih belum cukup dan orangtua RNF masih harus mencari tambahan kekuaranganya.
Saat itu kondisi sedang pandemi sedang mengamuk.
Akhirnya RNF mencoba untuk meminjam uang.
Di babak akhir RNF bisa mengisi KRS dan bisa melanjutkan perkuliahan semester itu.
Namun, pada semester 3, RNF tidak bisa melanjutkan studinya karena tidak mampu membayar UKT.
Ganta mendapatkan dua informasi tentang RNF.
Ada yang mengatakan RNF menyerah dan ada juga yang menyampaikan cuti.
Namun Ganta lebih percaya jika RNF mengambil cuti kuliah.
Sebab, di mata Ganta, RNF merupakan orang yang gigih.
Di mana orang gigih tidak akan menyerah.
Pada tanggal 9 Maret 2022 RNF mengembuskan nafas terakhirnya.
RNF meninggal bersama mimpi-mimpinya untuk menjadi sarjana demi membantu orang tua dan adik-adiknya.
Selama ini Ganta baru mengetahui jika RNF mengidap hipertensi yang buruk.
Ancamanan putus kuliah semakin memperburuk keadaannya.
Setelah beberapa waktu tidak kuliah, tiba-tiba muncul kabar RNF sedang kritis di RS.
Pembuluh darah di otaknya pecah.
Genta menuturkan, RNF bukanlah satu-satunya kasus soal UKT.
Ada banyak kasus di mana nominal UKT mahasiswa UNY melampaui kapasitas kemampuan ekonomi keluarga.
Terbukti, dari hasil temuan @unybergerak.
Di mana dari seribuan mahasiswa yang mengisi angket, sekitar 97 persen keberatan dengan nominal UKT-nya.
"Yang terbaru di UNY, penurunan UKT yang tahun ini diberikan kepada mahasiswa yang orangtuanya meninggal. Akhirnya banyak yang bernasib seperti almarhum kemudian turunnya enggak signifikan," tandasnya.
Poin penting yang ingin disampaikan Ganta adalah UNY mempunyai masalah dalam penetapan UKT bagi mahasiswanya.
RNF, lanjut Ganta, adalah korban dari kejamnya institusi dan sistem pendidikan di negeri ini.
Thread yang ditulis oleh Ganta di akun Twitternya ini juga ditujukan juga untuk Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim.
Sebab Nadiem Makarim pemegang tongkat tertinggi pendidikan di negeri ini.
Menurut Ganta, persoalan UKT ini sudah ada sejak lama.
Bahkan sejak sistem UKT muncul sudah ada gelombang penolakan di mana-mana.
"Hampir semua melakukan demonstrasi ke tingkat kampusnya dan akhirnya mental semua. Jadi solusi yang harus ditempuh ya pada tingkat yang lebih tinggi, bukan level rektorat. Pemegang kebijakan tertingginya di Nadiem Makarim," tegasnya.
Sementara itu, Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Sumaryanto mengatakan, di berbagai tempat sudah menyampaikan dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa yang kesulitan terutama masalah keuangan bisa kirim surat ke rektor.
Tetapi, harus jujur dengan kondisi keuangan keluarganya.
"Kalau tidak bisa membayar kirim surat ke rektor, Insya Allah mesti saya bantu itu komitmennya. Jadi kami tidak ingin, keluarga besar kami tidak selesai studi hanya masalah uang, maka ajukan surat ke rektor. Kalau bukan UNY yang membantu, Sumaryanto secara pribadi," tuturnya.
Sumaryanto menuturkan, ada mekanisme untuk pengajuan penurunan nominal UKT di UNY.
Mahasiswa yang bersangkutan, diketahui oleh orangtua, mengajukan ke rektor.
"Diketahui orangtua, juga pimpinan mengajukan ke rektor, bisa penundaan, bisa penurunan, bisa pembebasan. Pasti surat itu saya disposisi mohon untuk dipelajari, nanti jajaran biasanya Pak WR II," bebernya.
Misalkan ada mahasiswa yang masih keberatan, maka bisa didiskusikan.
Bahkan, Sumaryanto menyatakan akan menemui mahasiswa tersebut untuk berdiskusi.
"Silahkan komplain kepada rektor, Pak Kami itu nggak kuat kalau diturunkan sekian. Itu pasti saya temui, kuatnya berapa tho Mas? Soalnya kenapa tho Mas? Kenapa tho Mba?" tuturnya.
Sumaryanto mengaku sedih jika ada mahasiswa yang tidak bisa membayar dan bahkan sampai depresi.
Sumaryanto pun akan segera menindaklanjuti terkait informasi yang diunggah di media sosial terkait dengan UKT.
"Kalau kesulitan saya angkat anak asuh itu, kalau kesulitan kos bisa di rumah saya. Saya minta datanya yang itu tadi (RNF), akan saya follow up, akan saya cari datanya. Sedih saya mendapat kabar seperti itu," pungkasnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mahasiswi UNY dari Keluarga Miskin di Purbalingga Ini Meninggal Saat Perjuangkan Keringanan UKT"
Cerita Prof Juhadi, Dosen Unnes yang Ciptakan Alat Pendeteksi Dini Longsor berbasis Android |
![]() |
---|
Guru Besar Baru Unissula, Prof Imam Kusmaryono Tekankan Pentingnya Reformasi Pendidikan Matematika |
![]() |
---|
Sosok Gautam Kumar Jha, Profesor Yang Ajak Mahasiswa Gali Akar Sejarah Indonesia-India |
![]() |
---|
LPPM Undip Luncurkan Diseminasi Hasil Kajian Fortifikasi Pangan, Soroti Masalah Gizi |
![]() |
---|
Sosok Revita, Pevoli Cantik UPGRIS yang Optimistis Kejar Emas di Ajang Porsenasma V |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.