Berita Semarang
Nasi Ulam Bunga Telang Simbol Perdamaian, Harmoni, Persatuan pada Tuk Panjang Pasar Imlek Semawis
Komunitas Pecinan Semarang untuk Pariwisata kembali menggelar Pasar Imlek Semawis.
Penulis: amanda rizqyana | Editor: sujarwo
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Komunitas Pecinan Semarang untuk Pariwisata (Kopi Semawis) kembali menggelar Pasar Imlek Semawis setelah sempat vakum pada 2021-2022 lalu akibat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Pada gelaran kali ini, tuk panjang diadakan sepanjang Jalan Gang Warung yang juga sedang berlangsung Pasar Malam Akhir Pekan Waroeng Semawis.
Tuk Panjang merupakan sajian tradisi makan bersama menggunakan meja yang memanjang menjelang Imlek yang diadakan oleh warga keturunan Tionghoa di Semarang.

Disampaikan oleh Ketua Kopi Semawis, Haryanto Halim bahwa Tuk Panjang memiliki makna yang dalam karena makan bersama keluarga besar.
Adapun keluarga besar di Semarang merupakan seluruh warga Kota Semarang.
"Di kota lain Imlek dirayakan dengan menghias lampion, di Semarang Imlek dirayakan bersama-sama bersama seluruh warga dari berbagai kalangan dalam Tuk Panjang," ucap Haryanto saat memberikan sambutan dalam Gelar Tuk Panjang di Jalan Gang Waroeng Pecinan, Semarang Utara, Kota Semarang pada Jumat (20/1/2023).

Tradisi tuk panjang, baik prosesi makan hingga menu makan menjadi momentum tahunan pembukaan rangkaian Pasar Imlek Semawis.
Set menu mulai dari menu pembuka, menu utama, minum, hingga penutup disiapkan dalam tradisi tuk panjang.
Menariknya, setiap tahunnya menu yang dihadirkan selalu berbeda dan memiliki makna filosofis di belakangnya.

Berikut menu yang dihadirkan dalam Tuk Panjang Imlek 2023 berikut makna filosofinya:
1. 6 Macam Jajanan Pasar
Sepaket jajanan pasar yang terdiri atas lapis ketan merah-putih, kueku, wajik, wajik telang putih-biru, mendut, dan sentiling singkong

Jajanan pasar ini disajikan sebagai upaya memperkenalkan kembali panganan tradisional.
Selain itu, pangan berbahan ketan ini dan didominasi warna merah menjadi makanan yang dihadirkan dalam tradisi Imlek pada warga Tionghoa.
Ketan yang lengket difilosofikan sebagai keakraban dan persaudaraan yang erat.
2. Kue mangkok
Kue mangkok Imlek berwarna merah jambu dihadirkan pada tiap meja dan ditata serupa bunga.
Kue mangkok dihadirkan sebagai simbol dan doa agar rezeki melimpah sepanjang tahun.
3. Nasi Ulam Bunga Telang
Nasi gurih berwarna biru dari daun telang. Warna biru menyimbolkan perdamaian, harmoni, persatuan, kebenaran, dan kepercayaan.
Terdapat lauk sambel goreng ati, telur, gereh, ayam bumbu rujak, wortel, sayuran, sambel matah, serundeng.
Selain itu sayuran segar berupa daun bawang, seledri, wortel, kol putih, kol ungu, pangsit, wijen dan kacang bubuk, dan kuah.
Makanan yang ditata di atas tampah tersebut harus diaduk, baru kemudian disajikan dan dinikmati di atas piring.
Nasi ulam bunga telang memberikan perpaduan rasa manis, pedas, asin, gurih, segar, dan kriuk dalam sekali suapan.

Menu utama ini melambangkan perbedaan dan keberagaman yang saling mendukung dan menguatkan.
Makanan yang diaduk menjadi satu hingga rata menjadi sebuah kekuatan baru yang hebat dan lebih gurih.
Nasi ulam bunga telang lebih nikmat dimakan bersama kerabat dan sahabat dalam suasana guyub rukun penuh damai.
4. Sup Lobak
Sup lobak dimasak dengan bumbu khas sop buntut yang mericanya sangat terasa sehingga terasa hangat di tenggorokan.
Terdapat isian wortel, lobak, dan potongan daging ayam
Sup lobak akan menghangatkan sekaligus merekatkan silaturahim di hati setiap insan.
Sup lobak yang dipercaya membawa keberuntungan di sepanjang tahun.
5. Es Tungtung atau Es Puter
Banyak masyarakat menyebut es ini sebagai es tungtung karena suara gong kenung dari penjual es bersuara tung-tung.
Sementara masyarakat Semarang menyebutnya sebagai es puter karena pembuatan es harus memutar panci.
Es berbahan dasar santan ini merupakan es tradisional dengan proses yang tradisional pula.
Santan yang telah diberi gula dan tambahan buah diletakkan di dalam panci aluminium.
Di luar panci aluminium terdapat panci yang lebih besar berisi es batu dan garam.

Proses pembuatan es tung-tung ini haru memutar panci aluminium secara terus-menerus agar adonan membeku.
Sementara itu adonan di dalam harus terus diaduk agar mendapatkan konsistensi tekstur es tungtung yang diinginkan
Penyajiannya kadang hanya es saja atau di Semarang juga disajikan dengan roti, agar-agar, kolang-kaling, hingga buah durian
Makna filosofis es tungtung ialah agar dalam menjalani hidup agar dalam menjalani hidup tetap konsisten dalam berusaha.
6. Kopi dan teh
Kopi dan teh yang dihadirkan dalam Tuk Panjang bahwa apapun selera yang dimiliki, entah itu teh tawar, teh manis, kopi pahit, kopi manis.
Kopi dan teh tersebut menyimbolkan seluruh warga Kota Semarang tetap bersaudara apapun latar belakang dan seleranya. (*)
APBD Rp 6,4 Triliun Kota Semarang Disorot: Akademisi dan DPRD Minta Anggaran Lebih Pro Rakyat |
![]() |
---|
Hendi Mantan Walikota Semarang Diganti, Kepala LKPP Dijabat Sarah Sadiqa: Terima Kasih |
![]() |
---|
PT KIW Semarang Tambah Fasilitas Baru, Usung Seaside View untuk Nilai Tambah bagi Mitra |
![]() |
---|
Jalan Terjal Mbah Surati, Nenek 80 Tahun Berjuang Membuka Warkah Yang Ditolak BPN |
![]() |
---|
Pemerintah Bergerak Cepat, Akses Jalan Gisikdrono Kembali Dibuka Pasca Rumah Roboh |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.