Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Gunung Anak Krakatau Erupsi

Tragedi 1883, Gunung Krakatau Meletus Dahsyat Akibatkan Tsunami 40 Meter dan 36.000 Orang Tewas

Gunung Anak Krakatau (GAK) kembali erupsi, Selasa (24/1/2023). Ketinggian kolom abu dari erupsi Gunung Anak Krakatau (GAK) mencapai 300 Meter.

Editor: galih permadi
Wikimedia Common / CC BY-SA 3.0
Ilustrasi letusan dahsyat Gunung Krakatau 

Lalu, sekitar pukul empat pagi, Le Sueur dibangunkan oleh warga kampung yang memberitahu bahwa di kaki langit terlihat cahaya kemerah-merahan.

Pemandangan yang tak biasa terjadi itu membuat Le Sueur khawatir.

Ia memutuskan untuk memeriksa ke bibir pantai sekitar pukul enam pagi pada hari Senin.

Ada hal yang ganjil, yakni permukaan air laut jauh lebih rendah dari biasanya.

Batu karang yang biasanya tak tampak kini menjadi kering.

Le Sueur mendengar guruh sambung-menyambung sehingga ia khawatir akan ada bencana yang lebih mengerikan akan datang.

Setelah sampai di rumah, Le Sueur memanggil Van Zuylen, pembantunya, untuk menulis rancangan surat kepada residen tentang apa yang terjadi.

Saat itu, jam menunjukkan pukul 7 pagi namun langit masih sangat gelap, tak seperti biasanya lampu-lampu rumah dibiarkan menyala.

Tak lama warga kampung kembali ribut-ribut.

Laki-laki, perempuan, dan anak-anak berhamburan sambil berteriak, "Banjir! Banjir!"

Le Sueur mengajak orang yang berhamburan itu agar berlindung di rumahnya sebab rumahnya terletak di tempat yang agak tinggi dan dibangun di atas tiang.

Tak butuh waktu lama, air pasang kembali ke laut, warga menjadi tenang kembali.

Namun, ketenangan tersebut tak berlangsung lama.

Air laut kembali datang dengan kekuatan yang lebih dahsyat.

Debur, gemuruh, terdengar begitu menakutkan.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved