PPKM Dicabut, BI Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI Tembus 5 Persen di 2023
pelonggaran PPKM membuat mobilitas menjadi naik, dan ini akan mendorong konsumsi rumah tangga
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo melihat ada kemungkinan titik tengah pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 bisa lebih tinggi.
Hal itu dipengaruhi oleh dihapusnya kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
Menurut dia, titik tengah pertumbuhan ekonomi 2023 sebelumnya adalah 4,9 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Dengan penghapusan PPKM, maka titik tengah pertumbuhan ekonomi bisa bergeser ke 5 persen yoy.
"Karena pelonggaran PPKM ini, mobilitas jadi naik, dan ini akan mendorong konsumsi rumah tangga," katanya, dalam pembukaan BI Annual Investment Forum 2023, Kamis (26/1).
Perry menuturkan, konsumsi rumah tangga pada 2023 akan naik, karena biasanya sejalan dengan mobilitas masyarakat. Selain karena mobilitas yang baik, pelonggaran PPKM ini juga akan berdampak pada investasi yang moncer.
Di sisi eksternal, ia yakin kinerja ekspor Indonesia tetap akan baik, sehingga bisa turut mendorong pertumbuhan ekonomi.
Tak berhenti sampai di sini, Perry juga optimistis pertumbuhan ekonomi akan meningkat pada 2024. Menurut perhitungannya, titik tengah pertumbuhan ekonomi di 2024 berada di kisaran 5,1-5,2 persen yoy.
"Bila kita terus bisa mendorong konsumsi rumah tangga untuk naik terus dan kontinyu ekspor sama investasi juga tumbuh, pertumbuhan akan naik," tandasnya.
Adapun, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyatakan, pemulihan ekonomi pasca covid-19 terus berlanjut. Ia memproyeksi pertumbuhan ekonomi akan mencapai 5,3 persen yoy pada 2022.
“Pondasi perekonomian RI masih kuat melalui konsumsi, investasi, dan ekspor yang menggerakkan perekonomian nasional,” katanya, dalam Rapat Koordinasi Nasional Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC PEN), di Jakarta, Kamis (26/1).
Menurut dia, konsolidasi fiskal berjalan lebih cepat dari target perkiraan, dengan defisit APBN telah kembali ke bawah 3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), yakni 2,38 persen dari PDB.
Airlangga menyatakan, pemerintah menganggarkan Rp455,62 triliun untuk program PC PEN yang terserap sebesar 91 persen, atau Rp 414,5 triliun, dengan fokus pemulihan konsumsi masyarakat dan investasi.
“Inflasi juga tetap terkendali 5,51 persen pada 2022 berkat hasil koordinasi usaha ekstra pemerintah pusat dan daerah, serta peran Kementerian Dalam Negeri,” imbuhnya. (Kontan.co.id/Bidara Pink/Tribunnews/Reynas Abdila)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.