Artikel Ilmiah Populer
Bahasa Inggris Dihapus dari Kurikulum SMP dan SMA, Why?
Baru-baru ini dunia Pendidikan dihebohkan dengan dikeluarkannya Rancangan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (RUU Sisdiknas) pada Agustus 2022.
Menurut Ketua Umum IGI, Muhammad Ramli Rahim, dasar kemampuan Bahasa Inggris seharusnya dituntaskan di tingkat SD dan di tingkat menengah, SMP dan SMA, tinggal penggunaan saja berfokus pada kemampuan percakapan.
Hal ini tentu saja bertentangan dengan peraturan sebelumnya yang menuntut penguasaan Bahasa Nasional sejak dini sebelum penguasaan Bahasa Asing.
Di sisi lain, fluktuatifnya kebijakan Pendidikan merupakan hal yang biasa. Hal itu semata-mata demi mewujudkan kualitas Pendidikan yang lebih baik bagi seluruh rakyat Indonesia.
Menyikapi hal ini, para akademisi seharusnya lebih termotivasi untuk meng-upgrade ilmunya dan ber-tabayyun agar dapat menemukan titik terang dari setiap permasalahan yang ada. Terkait dengan hal ini, mari kita menilik kembali pentingnya kemampuan Bahasa Inggris dan bagaimana pembelajaran Bahasa Inggris sebagai Bahasa Asing di Indonesia.
Pertama, mari kita telaah seberapa pentingkah penguasaan Bahasa Inggris itu? Sebenarnya ini merupakan pertanyaan rhetoric, karena siapa yang tidak tahu Bahasa Inggris adalah Bahasa Internasional.
Bahkan orang yang paling awam pun mungkin berpikiran bahwa semua orang asing berbicara menggunakan Bahasa Inggris. Bahasa Inggris merupakan Bahasa yang paling banyak digunakan di seluruh dunia, jadi penguasaan Bahasa Inggris menjadi kunci untuk membuka jendela dunia, memungkinkan kita untuk menjelajah lebih jauh baik secara fisik, maupun secara maya.
Bagi dunia Pendidikan, Bahasa Inggris seringkali dijadikan sebagai syarat penerimaan peserta didik baru, khususnya di jenjang perguruan tinggi, sebagai syarat kelulusan, serta sebagai syarat memperoleh beasiswa. Dalam hal karir, penguasaan Bahasa Inggris menjadi nilai tambah, memudahkan dalam mencari pekerjaan, dan memungkinkan untuk meningkatkan karir hingga ke taraf internasional.
Selain itu, Bahasa Inggris juga paling banyak digunakan dalam berbagai bidang seperti bisnis, diplomasi, pariwisata, hiburan, internet, alat-alat elektronik, dan sebagainya.
Bahasa Inggris telah menjadi bagian dari kehidupan kita, sehingga mau tidak mau penguasaan Bahasa Inggris sangat diperlukan.
Kedua, kapan sebaiknya Bahasa Asing mulai dipelajari? Dilansir dari ielc.co.id, hasil penelitian dari beberapa Universitas ternama dunia yaitu Universitas Havard, Massachusetts Institue of Technology, dan Boston College menunjukkan bahwa untuk benar-benar menjadi lancar berbahasa Inggris, sebaiknya anak-anak mulai belajar Bahasa Inggris sebelum memasuki usia 10 tahun.
Bahkan Dr. Erika Levy PhD, asisten professor bidang pengujaran dan Patologi Bahasa di Universitas Columbia, mengatakan bahwa semakin muda, semakin baik. Hal ini dikarenakan pada usia balita, anak berada pada masa critical period atau golden age dimana otak anak-anak diibaratkan seperti spons yang dapat menyerap kosakata dengan sangat cepat. Anak-anak yang belajar Bahasa Inggris sejak balita (usia 2-5 tahun) akan lebih fasih dalam berbicara Bahasa Inggris.
Akan tetapi, anak-anak yang belajar Bahasa Inggris pada usia remaja awal, yaitu pada usia 10-13 tahun, akan lebih mudah memahami pembelajaran Bahasa itu sendiri dikarenakan mereka telah lebih siap untuk belajar. Jadi belajar Bahasa Asing sebaiknya dimulai sejak dini, hanya saja pendekatannya yang berbeda. Untuk anak usia dini, konsep belajar dilakukan secara alami yaitu melalui kegiatan belajar sambal bermain, sedangkan proses belajar yang sesungguhnya sebaiknya dimulai setelah anak berusia 7 tahun ke atas.
Oleh karena itu, sebaiknya Bahasa Inggris diperkenalkan sejak dini untuk menanamkan pondasi dan memperkuat kefasihan, kemudian terus dilanjutkan lagi pada jenjang yang lebih tinggi yaitu pada Pendidikan menengah dan tinggi untuk meningkatkan pengetahuan tentang aspek kebahasaan, sehingga belajar Bahasa tidak hanya mengutamakan fluency tetapi juga accuracy.
Ketiga, apakah dampak bilingualism pada anak? Apakah anak-anak yang mempelajari Bahasa Inggris di usia dini dimana disaat yang bersamaan mereka juga masih belajar menguasai Bahasa Ibunya akan mengalami kebingungan? Pada usia balita anak-anak tidak belajar Bahasa melainkan memperoleh Bahasa. Perolehan Bahasa dilakukan secara tidak sadar dan terjadi karena pengaruh lingkungan. Sedangkan pembelajaran Bahasa dilakukan secara sadar dalam suasana yang dikondisikan.
Pada usia balita, anak-anak dapat menguasai lebih dari 1 bahasa dengan cepat. Sebagaimana disampaikan oleh pakar linguistik, Noam Chomsky, bahwsanya setiap individu terlahir dengan Language Acquisition Device (LAD) yang memungkinkan anak-anak untuk belajar Bahasa secara alami (Setiadi dan Salim, 2013).
tribunjateng.com
Gerakan Mahasiswa Peduli Sampah |
![]() |
---|
Smart Invest, Smart Work: Strategi Human Capital Untuk Boost Produktivitas Gen Z |
![]() |
---|
OPINI Tri Pujiani : Pentingnya Literasi di Era Digital: Antara Mitos, Ideologi, dan Perdebatan |
![]() |
---|
Sosialisasi Pencegahan HIV/AIDS pada Usia Remaja Bersama Karang Taruna ORRTEMA Desa Pedalangan |
![]() |
---|
Gerakan Perubahan Terburu-buru, Peserta Didik Tak Lagi Berguru |
![]() |
---|