Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Banjir Solo

BBWS BS dan Perum Jasa Tirta Ungkap Penyebab Banjir di Solo dan Sukoharjo

Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo (BS) dan Perum Jasa Tirta (PJT) 1 mengungkapkan penyebab banjir yang melanda wilayah Solo

Tribun Jateng/Muhammad Sholekan
Kepala BBWS Bengawan Solo, Maryadi Utama (kanan) didampingi Kalak BPBD Kota Solo, Nico Agus Putranto saat memberikan keterangan kepada wartawan di Kantor BBWS Bengawan Solo, Senin (20/2/2023).  

TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo (BS) dan Perum Jasa Tirta (PJT) 1 mengungkapkan penyebab banjir yang melanda wilayah Solo dan Kabupaten Sukoharjo belum lama ini.

Keduanya menjelaskan, banjir itu tak sepenuhnya disebabkan karena dibukanya pintu air di Bendungan Waduk Gajah Mungkur (WGM), Wonogiri.

Plh PJT 1, Miflan Rantawi mengungkapkan, pihaknya membuka pintu air di Bendungan WGM sudah melalui koordinasi dengan BBWS.

Selain itu, lanjut dia, juga telah memberitahu BPBD wilayah yang dilalui Bengawam Solo. Pasalnya sesuai pedoman yang telah ditetapkan pemerintah.

"Bendungan WGM ini dibangun untuk pengendalian banjir sekaligus untuk irigasi, sekaligus untuk ketahanan air PDAM, sekaligus untuk pembangkit listrik. Dalam rangka itu, kami melakukan penyeimbangan, bagaimana air bisa optimal, tetapi tidak merusak," ucapnya, Senin (20/2/2023). 

Dia menuturkan, pintu air WGM terpaksa harus dibuka lantaram tingginya volume air di waduk tersebut. Selain itu, hujan yang mengguyur Kabupaten Wonogiri pada 13-17 Februari, sebesar 176 meter kubik air masuk ke WGM.

"Yang kita keluarkan 51 juta meter kubik. Kalau dilepas 20 juta meter kubik, efeknya di bendungan akan lebih besar. Kalau 100 juta meter kubik kita lepas, hitungan kami di hilirnya ceritanya akan lebih ramai lagi," ucapnya.

Menurutnya, bila dilepas 100 juta meter kubik air yang semual genanganya 20 sentimeter bisa jadi setengah meter. 

"Sehingga kita cari yang paling optimal," tuturnya.

Dia memaprakan, elevasi tinggi muka air bendungan WGM pada 16 Februari, sudah mencapai 137, dengan volume air tampung sekira 425,3 juta meter kubik. 

Dengan volume itu, menurutnya, sudah mendekati siaga merah. Sehingga, sebanyak 99 juta meter kubik harus dikeluarkan dari WGM.

"Umumnya itu karena curah hujan yang tinggi dalam waktu yang lama," tuturnya.

Sebagai informasi, pasca banjir besar yang terjadi pada tahun 1966 lalu, sejumlah fasilitas untuk pengendalian air dilakukan.

Di antaranya seperti membangun waduk, bendungan, meluruskan sungai, hingga normalisasi sungai. Namun, bencana banjir masih sering terjadi. 

Menurut catatan, banjir cukup besar menerjang Kota Solo pada tahun 2007 lalu. Banjir kembali terjadi pada tahun 2017, dan kembali terjadi tahun 2023 ini.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved