Berita Semarang
Sering Dilanda Banjir, Pengembang Perumahan Semarang Ini Dapat SP Karena Dinilai Langgar Aturan
Dinas Penataan Ruang (Distaru) telah melayangkan surat peringatan (SP) kepada pengembang perumahan yang kini sering dilanda banjir.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Banjir bandang kembali menerjang Perumahan Dinar Indah, Meteseh, dan wilayah Rowosari, Tembalang akibat tanggul di Sungai Pengkol jebol lagi.
Banjir di wilayah tersebut sudah beberapa kali terjadi.
Hal itu menjadi evaluasi tersendiri bagi Pemerintah Kota Semarang.
Baca juga: Warga Minta Tanggul Perum Dinar Indah Semarang Dipertebal dan Ditinggikan, Karena Alasan Ini
Sekda Kota Semarang, Iswar Aminuddin mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang tidak bisa bergerak sendiri untuk menyelesaikan persoalan banjir di wilayah tersebut.
Pasalnya, sungai tersebut bukan kewenangan pemkot melainkan pemerintah pusat yakni Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS).
Adapun pemkot melalui Dinas Penataan Ruang (Distaru) telah melayangkan surat peringatan (SP) kepada pengembang perumahan di Rowosari yang menyalahi aturan hingga menyebabkan bencana banjir.
Hanya saja, pengembang perumahan Dinar Indah hingga kini tidak dapat ditemui.
"Kalau peringatan pengembang sudah dilakukan, misalnya di perumahan Grand Tembalang. Tapi, yang Dinar Indah Ini pengembangnya sudah tidak ada lagi," jelas Iswar, Senin (20/2/2023).
Iswar menekankan, penanganan banjir di Meteseh dan Rowosari harus dilakukan seluruh komponen mulai dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kota.
Menurutnya, persoalan utama berada di hulu sungai yang berada di Kabupaten Semarang.
Selama ini, dia menilai daerah hulu belum dilakukan penanganan secara permanen.
Banjir dapat terus mengancam wilayah Semarang jika tidak dilakukan penanganan di hulu sungai.
"Pemkot Semarang memikirkan warga kami agar tidak ada korban dan bagaimana penanganan pada banjir. Banjir yang lalu sudah dibersihkan, terus banjir lagi kemarin," ujar Iswar.
Upaya darurat, lanjut Iswar, terus dilakukan diantaranya pembuatan kisdam atau tanggul sementara untuk mengantisipasi air tidak masuk ke permukiman jika terjadi hujan deras.
Baca juga: BBWS BS dan Perum Jasa Tirta Ungkap Penyebab Banjir di Solo dan Sukoharjo
Tak hanya itu, pemkot juga berencana menyiapkan tempat relokasi berupa rumah susun (susun).
Pihaknya tidak bisa memberikan lebih dari itu karena keterbatasan anggaran.
"Kami hanya menyiapkan rusun tapi mereka mau atau tidak menempati rumah susun," ucapnya. (eyf)
Bajaj Mulai Beroperasi di Kota Semarang, Dishub: Tidak Ada Izinnya |
![]() |
---|
Merawat Jenazah Adalah Ibadah Fitrah Wajib Berpedoman Ajaran Rasulullah SAW, Bukan Sekadar Tradisi |
![]() |
---|
Wali Kota Semarang Sebut Upayakan Tempat Tinggal untuk Korban Kebakaran di Jagalan |
![]() |
---|
Buka Peluang Wisata, Ngesti Bupati Semarang Optimistis Dampak Tol Bawen Semarang-Jogja |
![]() |
---|
Gunungan Sampah yang Menumpuk Bertahun-tahun di Semarang Mulai Ditangani, Bagaimana Nasib Pak Karli? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.