Berita Viral
Detik-detik Sutresno Tarik Ular Sanca di Pemancar Wifi, Sempat Saling Tatap Berjarak Setengah Meter
Detik-detik evakuasi ular Sanca yang melilit antena pemancar Wifi di Surabaya berlangsung dramatis.
TRIBUNJATENG.COM - Detik-detik evakuasi ular Sanca yang melilit antena pemancar Wifi di Surabaya berlangsung dramatis.
Sutresno (30), seorang petugas pemadam kebakaran sempat berhadap-hadapan dengan ular itu dengan posisi memanjat antena.
Sutreno dan ular saling tatap dalam jarak setengah meter.
Tak waspada dengan serangan ular bisa saja berbuat fatal karena posisi Sutresno dalam ketinggian.
Baca juga: Media Ular Tangga Mempermudah Siswa Belajar Aksara Swara
Baca juga: Ular Piton 2 Meter Gegerkan Warga Mejobo Kudus, Nangkring di Teras Rumah Warga Saat Banjir
Peristiwa tersebut terjadi di Jalan Simo Pomahan Baru Barat, Kecamatan Sukomanunggal, Surabaya pada Sabtu (18/2/2023).
Sutresno mengatakan, kejadian bermula saat warga melaporkan bahwa jaringan internet yang digunakan oleh warga satu kampung melemah dan tak stabil.
Setelah dicek, ternyata pemancar WiFi di kampung itu dililit ular sanca kembang dengan panjang mencapai tiga meter.
Setelah ada laporan masuk ke Command Center 112, petugas yang berada di Command Center Room (CC Room) langsung memberangkatkan Tim Khusus Rescue Regu 4 Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Surabaya.
"Jadi ada tiga orang dari Timsus Rescue DPKP yang diberangkatkan untuk mengevakuasi ular di tower internet warga."
"Yang ada di paling atas itu saya, Sutresno, di urutan kedua Dodo Andar, dan terakhir Mas Aden," kata Sutresno kepada Kompas.com, Senin (20/2/2023).
Menurut Sutresno, mulanya Aden Jaka naik dan memanjat pemancar tersebut.
Namun, sampai di tengah perjalanan, Aden mengaku tak kuat dan turun ke bawah.
Sutresno pun maju untuk menggantikan Aden Jaka, diikuti oleh Dodo Andar dan Aden.
"Setengah perjalanan dari atas, kami menyodorkan kayu biar ular tersebut mau jalan ke bawah. Tapi ular itu belum terpancing."
"Kami coba terus dengan tongkat kayu agar ular tersebut risih dan turun ke bawah," kata Sutresno.
Saat berusaha mengelabui ular menggunakan tongkat kayu, posisi kepala ular sanca hanya berjarak setengah meter dari wajah Sutresno.
Ketika berusaha ditangkap, kepala ular naik ke atas hingga menyebabkan proses evakuasi itu tidak berjalan cepat.
"Jadi jarak (kepala) ular dengan muka saya itu hanya setengah meter. Tapi kepala ular naik lagi. Saya juga berusaha naik lagi, step by step untuk menangkap ular itu," kata Sutresno.
Kemudian, Sutresno berusaha menaiki tiang pemancar lebih tinggi lagi dengan posisi senyaman dan seaman mungkin.
"Ketika semua aman, baru saya menangkap ular itu. Saat ular ditangkap itu, saya tarik, posisi badan ular masih menempel di tiang bagian atas dengan sangat keras," kata dia.
Ular jenis sanca kembang itu cukup kuat membelit tiang ketika berusaha ditarik oleh Sutresno.
Upaya menarik pun menemui kendala karena ukuran tubuh ular yang besar.
"Saya coba tarik juga sekuat tenaga. Karena ular ini sangat besar juga. Saya posisikan ular itu punya jarak yang jauh dengan tiang maupun kaki saya, agar tidak terlilit.
Saya akhirnya turun perlahan, dan dimasukkan ke keranjang," ujar Sutresno.
Sementara itu petugas lainnya Dodo Andar menjelaskan, butuh waktu kurang lebih satu jam untuk menangkap ular yang melilit tiang pemancar tersebut.
"Jadi kemarin itu tantangannya di besi yang digunakan untuk tiang pemancar (internet). Itu kalau terkena angin kan mudah goyang, sedangkan ularnya ada di atas paling ujung," papar Dodo.
Dodo mengutarakan, kesulitan utama lebih ke beban besi tiang pemancar. Untuk bisa menangkap ular itu, petugas harus naik ke tiang pemancar tersebut.
Tiga Timsus Rescue Regu 4 DPKP Surabaya itu pun berbagi peran. Sutrisno yang menaiki tower, kemudian disusul oleh Dodo Anjar dan Aden.
"Ular itu kan berada di ujung tiang paling atas. Kesulitannya di situ, ketika kita naik semakin tinggi, tentu juga membahayakan bagi tim rescue-nya sendiri. Kalau tiang itu enggak kuat, otomatis kita jatuh ke bawah," ujar dia.
Karena tiang pemancar mudah goyang ketika tertiup angin, tim rescue tetap menaiki tiang pemancar itu secara perlahan sambil membawa tongkat kayu.
Tongkat tersebut digunakan untuk membuat si ular merasa tidak nyaman berada di atas.
Harapannya tersebut terpancing untuk turun dan mengejar tongkat kayu tersebut.
"Barulah ketika ular itu sedikit turun ke bawah, kita tim rescue, bisa action dan menangkap ular tersebut. Jadi ular itu kita pancing agar turun, sehingga tidak membahayakan tim rescue juga."
"Beban besinya tidak kuat kalau kita memaksa naik terus ke atas," kata dia.
Setelah berhasil mengevakuasi ular yang melilit di tiang pemancar WiFi warga, kondisi jaringan internet yang sebelumnya dikeluhkan berangsur stabil.
"Kurang lebih 1 jam mengevakuasi ular di atas tiang itu," ujar Dodo.
Ia menyampaikan, sejatinya Timsus Rescue DPKP Surabaya bukan pawang.
Namun, tim Rescue selalu mengggelar pelatihan setiap harinya, mulai latihan animal rescue, vertical/high angle rescue, water rescue dan lainnya.
Pelatihan animal rescue, misalnya, bisa dilakukan oleh internal di DPKP Surabaya maupun mengundang dari pihak luar, seperti komunitas Satwa maupun pawang atau petugas yang bekerja di Kebun Binatang Surabaya.
"Dan pelatihan ini juga dibekali dengan jam terbang di lapangan," kata dia.
Ia menuturkan, dalam setahun ada cukup banyak ular yang dievakuasi oleh Timsus Rescue DPKP Surabaya.
Dengan banyaknya evakuasi ular itu juga menambah jam terbang rim Rescue untuk mengevakuasi satwa mematikan tersebut.
"Evakuasi ular di Surabaya penangkapannya sangat luar biasa. Jadi dengan jam terbang itu, kami jadi tahu titik lemah ular di mana, misalnya ular mau bergerak, mau memangsa, dan ketika ular tenang bagaimana," tutur Dodo. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Sutresno, Wajah Berjarak Setengah Meter dari Kepala Ular Saat Mengevakuasi Sanca yang Membelit Pemancar WiFi di Surabaya"
Lisa Mariana Akan Lakukan Tes DNA Ulang Jika Hasil Negatif Anak Ridwan KamilĀ |
![]() |
---|
Profil AKP Hafiz Prasetia Akbar, Menantu Jenderal Purn Andika Perkasa Jadi Kapolsek Geger Madiun |
![]() |
---|
Ridwan Kamil Tes DNA Besok, Jika Terbukti Ayah Biologis, Anak Lisa Mariana Berhak Dapat Warisan |
![]() |
---|
Tio Pasang Bendera One Piece Sebagai Wujud Protes Kebijakan Zero ODOL |
![]() |
---|
Camat Geyer Grobogan GA Ortojo Klarifikasi Video Viral Mobil Dinas Tabrakan: Tidak Ada Pemerasan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.