Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Semarang

Naira Tahan Napas Saat Belajar Membatik di Johar

Naira siswi kelas 7 SMP Negeri 32 Semarang sibuk menggoreskan lilin di kain putih bergambar warak ngendog.

Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG/REZANDA AKBAR D.
MEMBATIK - Para siswa kelas 7 SMP Negeri 32 Semarang sibuk menggoreskan lilin di kain putih bergambar warak ngendog di Pasar Johar 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Naira siswi kelas 7 SMP Negeri 32 Semarang sibuk menggoreskan lilin di kain putih bergambar warak ngendog, matanya serius melihat pola pada gambar, sesekali terlihat menahan napas. 

Goresan pertamanya tak lurus-lurus amat.

“Ternyata susah, tapi seru.” celetuk Naira.

Naira, yang sejak awal tampak grogi, akhirnya tertawa ketika pola batiknya muncul meski tak rapi-rapi amat. 

Baca juga: Dukung Kesehatan Anak Usia Dini, Dokkes Polres Sukoharjo Lakukan Pemeriksaan di TK Bhayangkari 58

Baca juga: Realisasi Anggaran Dinkes Semarang Capai 74 Persen, Dikejar Tuntas hingga Awal Desember

“Pengalaman baru. Semoga sering ada kegiatan kayak gini,” katanya.

Naira bukan satu-satunya yang ikut membatik, pada Rabu (19/11/2025), sebanyak 285 pelajar SMPN 32 Semarang mengikuti pelatihan membatik di luar kelas pada lantai tiga Gedung UMKM Pasar Johar. 

Para siswa terlihat duduk berkelompok, sebagian fokus menahan tangan agar malam tak melebar, sebagian lagi melakukan pewarnaan pada gambar Warak Ngendog.

Pelatihan tersebut merupakan kerja sama sekolah dengan LKP Johar Selatan Baru, lembaga pelatihan yang sejak dua tahun terakhir rutin menggelar kelas untuk siswa, ibu-ibu PKK, hingga komunitas sekitar. 

Arena belajar itu dipindahkan ke Pasar Johar dengan alasan mendekatkan proses kreatif batik pada ruang hidup sehari-hari warga kota.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Rahmita Wardiyani, menyebut kegiatan ini bagian dari upaya menumbuhkan kecintaan budaya sejak dini.

“Ini dari kelas 7 untuk outing class. Harapannya, mereka dapat semangat baru sekaligus memahami keterampilan membatik,” ujarnya.

“Anak-anak perlu mengenali budaya sendiri. Dari situ, mereka bisa mencintai batik sebagai warisan Jawa.”

Dari sisi penyelenggara, Ketua LKP Johar Selatan Baru Aik Solikati menyampaikan bahwa praktik langsung membatik selalu memberi pengalaman belajar yang lebih ‘nempel’ dibanding teori.

“Selama ini kami memberi pelatihan tidak hanya batik, tapi juga pengolahan sampah. Tujuannya supaya siswa punya pengalaman aplikatif,” kata Aik.

Ia menambahkan, kegiatan ini sekaligus menjadi cara menghidupkan aktivitas UMKM di Pasar Johar ruang yang sedang berjuang bangkit.

“Kondisi pasar tradisional kan memprihatinkan. Kegiatan seperti ini membantu menarik minat masyarakat kembali datang,” ujarnya. (Rad) 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved