Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Demak

WISATA RELEGI DEMAK : Makam Mbah Soreng Rono,Abdi Dalam Kasultanan Demak Arya Penangsang 

Makam Mbah Soreng Rono, satu diantara sosok yang dipercaya masyarakat setempat sebagai pembuka jalan Desa Mranak, Kecamatan Wonosalam

Penulis: Tito Isna Utama | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG/TITO ISNA UTAMA
Makam Mbah Soreng Rono, satu diantara sosok dipercaya masyarakat setempat sebagai pembuka jalan Desa Mranak, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah. 

TRIBUNJATENG.COM, DEMAK - Makam Mbah Soreng Rono, satu diantara sosok yang dipercaya masyarakat setempat sebagai pembuka jalan Desa Mranak, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah.

Dihimpun dari berbagai sumber, awal abad ke-16 M, Soreng Rono adalah satu diantara orang kepercayaan Arya Panangsang Raja Demak V yang ditugaskan untuk membunuh Sultan Hadiwijoyo (Jaka Tingkir).

Ketika waktu itu, orang kepercayaan Arya Panangsang yaitu Soreng Rono bersama Soreng Pati, Singaparna, dan Soreng Satru gagal membunuh Sultan Hadiwijoyo untuk merebut Kerajaan Demak Bintoro.

Setelah gagal membunuh Sultan Hadiwijoyo, lantaran terlalu sakti, pria yang juga di sebut Jaka Tingkir malah merebut pusaka kaki tangan Arya Penangsang tersebut.

Tak ingin membunuh Abdi dalam Kasultan Demak Arya Penangsang, Sultan Hadiwijaya memilih untuk diberi hadiah

Lalu mereka hanya ditanyai dan sebagian Soreng ada yang pulang di daerah Kudus di perguruan Sunan Kudus dan dimarahi. 

Kemudian mbah Soreng Rono bersama adiknya Soreng Pati diangkat murid oleh Sunan Kalijaga dan beliau tidak pulang ke Kudus melainkan ditempatkan di Desa Cabean dan Desa Mranak.

Ketika datang ke daerah Desa Mranak, Soreng Rono membabad alas desa dan menjadikan yang semula adalah hutan menjadi sebuah pemukiman.

Beliau termasuk trah senopati.

Mbah Soreng Rono meski sudah beragama Islam tetapi masih kental dengan Kejawennya karena masih melekatnya suasana hindu kerajaan Majapahit pada masa itu. 

Mbah Soreng Rono mempunyai hobi atau suka menyabung ayam. 

Warga Desa Mranak termasuk orang abangan yang belum begitu mengenal agama, memiliki watak temperament mudah tersinggung dan tutur bahasa yang pedas adalah ciri khas dari desa waktu itu. 

Konon karaktaer masyarakatnya sebelum tahun 1980 kebanyakan mempunyai watak keras karena terbawa dari sifat Mbah Soreng Rono

Setelah 1980 kesini warga Desa Mranak sudah mengenal agama  terutama agama Islam secara mendalam.

Bisa dikatakan bahwa Mbah Soreng Rono hidup di Mranak dari tahun 1500-an, jadi nama beliau sudah ada di Desa Mranak sejak 500 tahun yang lalu.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved