Musywil Muhammadiyah Jateng
Industrialisasi Muhammadiyah Jadi Bahasan Pokok Musywil di Tegal, Tafsir: Waktunya Bermain di Hulu
Tiga agenda pokok yang dibahas yakni pentingnya kaderisasi, pusat pendidikan kajian ulama, dan industrialisasi Muhammadiyah.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Musyawarah Wilayah (Musywil) Pengurus Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah nantinya akan dibahas tiga program pokok.
Di antara tiga program tersebut, industrialisasi Muhammadiyah menjadi bahasan penting.
"Selama ini Muhammadiyah bermain di pendidikan, kesehatan, dan layanan sosial."
"Kini sudah saatnya Muhammadiyah membangun industri," ungkap Ketua PWM Jateng, Tafsir kepada Tribunjateng.com, Kamis (2/3/2023).
Musywil diselenggarakan di Kota Tegal, pada 3 hingga 5 Maret 2023.
Baca juga: 4.000 Orang Bakal Hadiri Musywil Muhammadiyah Jateng di Kota Tegal, Persiapan Sudah 90 Persen
Di sana, tiga agenda pokok yang dibahas yakni pentingnya kaderisasi, pusat pendidikan kajian ulama, dan industrialisasi Muhammadiyah.
Menurut Tafsir, Muhammadiyah sudah mapan di tiga pilar meliputi pendidikan, sosial, dan kesehatan sehingga perlu merambah ke pilar kemajuan keempat yaitu industri.
Muhammadiyah perlu menggarap serius sektor industri lantaran jangan sampai hanya menjadi konsumen.
Artinya Muhammadiyah tak lagi main di sektor hilir, melainkan di hulu.
Baca juga: Berikut Rangkaian Musywil Muhammadiyah Jateng, Tiga Hari di Kota Tegal
Seperti di sektor kesehatan, Muhammadiyah tidak hanya membangun rumah sakit, tetapi harus membangun pabrik alat kesehatan atau alkes maupun pabrik obat.
Apalagi saat ini Muhammadiyah Jateng memiliki 52 rumah sakit.
"Muhammadiyah rugi kalau hanya sebagai pasar dimanfaatkan orang lain."
"Muhammadiyah tidak hanya konsumen tapi produsen," terangnya.
Misi PWM Jateng tersebut sebenarnya sudah dirintis dengan membuat pabrik mie di Surakarta.
Kemudian merintis pabrik alat kesehatan di Sukoharjo, berupa tempat tidur pasien.
Begitupun dari segi teknologi dengan mengembangkan TV digital yang dirintis di Semarang Raya dan Banyumas Raya.
"Sektor industri perlu digarap sebagai upaya membuka lapangan kerja untuk masyarakat Jawa Tengah," tuturnya. (*)
Baca juga: 100 Hektare Sawah Terendam Banjir, Tanggul Sungai Bondo Jepara Jebol, Warga Khawatir Gagal Panen
Baca juga: Misteri Penemuan Mayat Bertopi Emblem Tulisan "Something” di Ungaran, Belum Terungkap Identitasnya
Baca juga: Senkom Mitra Polri Purbalingga Study Banding ke Pusdiklat Depok, Ini Pesan Serma Marinir Tri Saputro
Baca juga: Cuaca Ekstrem! Desa Sumberrejo Jepara Dilanda Banjir dan Tanah Bergerak, 1 Rumah Roboh
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.