Berita Semarang
Ramadhan di Semarang, Dugderan Tahun Ini Bakal Lebih Meriah, Ritual Tabuh Bedug Digelar di Alun-Alun
Tradisi Dugderan Kota Semarang akan digelar lebih meriah pada tahun ini. Prosesi dugderan bakal digelar berbeda dari tahun-tahun sebelumnya
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Tradisi Dugderan Kota Semarang akan digelar lebih meriah pada tahun ini. Prosesi dugderan bakal digelar berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Prosesi holaqoh dan penabuhan bedug yang biasanya dilakukan di Masjid Agung Semarang akan digeser ke alun-alun.
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, prosesi dugderan dipindah ke alun-alun untuk mengembalikan sejarah zaman dahulu.
Baca juga: Fakta Lengkap Tewasnya Anak Anggota DPRD Kabupaten Tegal yang Masih SMP, Polisi Tetapkan 6 Tersangka
Selama ini, prosesi dugderan dilakukan di dalam masjid mengingat alun-alun sebelumnya menjadi pasar.
Kini, Pemerintah Kota Semarang sudah melakukan revitalisasi alun-alun.
Diharapkan, bisa menjadi tempat untuk berkegiatan sekaligus mengembalikan sejarah masa lampau.
"Dulu, alun-alun belum direvitalisasi, jadi di masjid. Sekarang, kembali ke sejarah lama, dikembalikan lagi di alun-alun," terang Ita, sapaannya, Selasa (14/3/2023).
Dia memastikan, Dugderan di Alun-Alun Masjid Agung Semarang akan lebih meriah.
Masyarakat bisa menyaksikan prosesi halaqoh dan tabuh bedug di alun-alun.
"Jadi, ga suk-sukan (desak-desakan). Mau nabuh bedug itu kelihatan," ucapnya.
Ita membeberkan, tradisi Dugderan akan dimeriahkan dengan kirab menggunakan kereta dari balai kota menuju Alun-Alun Masjid Agung Semarang.
Sebelum ritual atau prosesi dugderan, rencananya akan dilakukan penandatanganan kerjasama pariwisata dengan daerah hinterland Kota Semarang yaitu Pemerintah Kota/Kabupaten Semarang, Demak, Grobogan, Salatiga, dan Kendal. Selain itu, Pemerintah Kota Semarang juga akan kerjasama pariwisata dengan Kota Solo.
"Nanti kepala daerah rawuh, termasuk juga Mas Gibran semoga bisa rawuh. Setelah itu, acara prosesi Dugderan. Kalau berkenan, beliau-beliau bisa ikut kirab sampai ke alun-alun," jelas Ita.
Senada, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang, Wing Wiyarso mengatakan, prosesi halaqoh dipindah ke alun-alun merupakan upaya pemerintah mengembalikan rohnya tradisi dugderan.
Pihaknya sudah berkonsultasi dengan pakar sejarah dan koordinasi dengan kasunanan terkait hal inu.
Kami optimalkan alun-alun. Dulu, halaqoh disampaikan di alun-alun oleh Kanjeng Adipati Aryo Purwodiningrat," terangnya.
Pihaknya memgemas Dugderan agar bisa mengangkat sejarah Kota Semarang. Sehingga, anak-anak muda bisa semakin cinta kepada kota ini.
Di samping itu, dilakukannya prosesi dugderan di alun-alun juga diharapkan akan berpengarug terhadap kunjungab Pasar Johar.
"Harapan kami, Pasar Johar akan jaya seperti dulu," tambahnya. (eyf)
Mahkota Wedding Fair 2025 Sajikan Konsultasi Gratis hingga Promo Menarik untuk Calon Pengantin |
![]() |
---|
Investasi Pusat Perbelanjaan di Kota Semarang Menggeliat, Mal Terus Lakukan Ekspansi |
![]() |
---|
Jaksa Pantau Penggunaan Dana Bantuan Operasional RT Semarang : Potensi Bermasalah |
![]() |
---|
Mal Terbesar di Indonesia Bakal Hadir di Kota Semarang, Serap 10 Ribu Tenaga Kerja |
![]() |
---|
Ternyata Olahraga, Makan Sehat dan Tidur Teratur Belum Cukup untuk Terhindar dari Penyakit Kronis |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.