Berita Semarang
Permintaan Rumah di Semarang Tinggi Jelang Ramadhan, Terbanyak di Bawah Rp 500 Juta
Permintaan rumah di Semarang mengalami peningkatan pada Maret 2023 atau menjelang Ramadhan ini.
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Permintaan rumah di Semarang mengalami peningkatan pada Maret 2023 atau menjelang Ramadhan ini.
Tercatat melalui pameran Property Expo Semarang (PES) 3/2023 (8-19 Maret) di Pollux Mall Paragon berhasil menyerap sekitar 26 unit dengan nilai transaksi mencapai Rp 20,5 miliar.
Wakil Ketua Bidang Publikasi dan Promosi DPD REI Jateng Dibya K Hidayat mengatakan, total ini menunjukkan pertumbuhan positif. Menurutnya, hal ini juga di luar perkiraan karena jika melihat tren yang ada, permintaan pada bulan ini cenderung stagnan dari bulan sebelumnya.
"(Total terjual pada PES 3/2023) naik dari pameran sebelumnya yang totalnya 12 unit.
Ini cukup mengejutkan, naiknya lumayan karena menjelang puasa biasanya stagnan. (Dari total terjual 26 unit) ini dari 10 peserta developer masih ada tiga developer yang belum lapor," ujarnya, Selasa (21/3/2023).
Disebutkan lebih lanjut, dari total yang terjual itu, 12 di antaranya merupakan unit rumah dengan harga di bawah Rp 500 juta.
Menurut dia, penjualan rumah di bawah Rp 500 juta ini mendominasi dari total penjualan keseluruhan. Ia mengatakan, hal ini juga sesuai dengan prediksi perbankan yang dikuatkan DPD REI Jateng bahwa rumah di bawah Rp 500 juta memiliki market yang besar.
"Memang diprediksi harga rumah di bawah Rp 500 juta menjadi tren di tahun ini, marketnya tebal," terangnya.
Lebih lanjut ia memaparkan, yang menjadi faktor positifnya penjualan properti bulan ini seiring dengan mulai meredanya isu resesi global. Seperti diketahui, isu resesi ini sempat menjadi kekhawatiran berbagai pihak.
"Market itu harus di-maintenance agar tidak goyah. Itu tugas pemerintah meyakinkan pasar untuk konform bisa membeli properti," ujarnya.
Di sisi lain saat-saat bulan Ramadhan nanti, Dibya menyebutkan, biasanya terjadi tren penurunan penjualan.
Adapun kenaikan biasanya akan terjadi setelah Lebaran.
Sementara itu, untuk meningkatkan penjualan nantinya, kata dia, developer akan memanfaatkan momentum pada bulan Ramadhan dengan meningkatkan database calon konsumen.
"Ketika Ramadhan, pembelian secara on the spot biasanya turun, tapi secara database meningkat jauh karena biasanya banyak orang jalan-jalan mencari lokasi (pengembangan perumahan).
Setelah Lebaran, baru mereka menentukan atau bisa juga pemudik akan berinvestasi ke kampung halaman," jelasnya.
Bidang Publikasi dan Promosi DPD REI Jateng Juremi menambahkan, terkait rumah FLPP, saat ini para pengembang masih menunggu ketetapan pemerintah terkait harga baru.
"Idealnya, harga rumah subsidi naik 8 persen, tapi ini masih simpang siur yang disetujui 5 persenan dari Rp 150,5 juta," imbuhnya.
Sementara itu, Juremi berujar, terkait dengan penjualan rumah subsidi berdasarkan daerah menurutnya terjadi tidak merata.
Menurutnya, penjualan tertinggi tetap di daerah dekat kota. Sedangkan daerah pinggiran cenderung menurun. (idy)
Hotel Santika Gelar Donor Darah dan Talk Show Kesehatan Reproduksi |
![]() |
---|
Daftar Wilayah di Kabupaten Semarang yang Berpotensi Kekeringan dan Krisis Air di Musim Kemarau |
![]() |
---|
Dewan Minta PPDB 2023 Kota Semarang Lebih Tertata, Perlu Perubahan Zonasi |
![]() |
---|
6.000 Kios dan Los Kosong di Pasar Tradisional Semarang, Disdag Tawarkan ke Masyarakat |
![]() |
---|
Disdik Kota Semarang Buka Layanan PPDB 2023 |
![]() |
---|