Ramadan 2023
Alasan April Warga Kaliwungu Kendal Beli Kain Ketimbang Pakaian Jadi: Model Bisa Disesuaikan Selera
Menjahitkan baju dapat diatur modelnya sehingga sebagian warga senang karena bisa memiliki model baju yang tak banyak orang punya.
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Memasuki momentum Ramadan 2023 ini, rupanya tak hanya toko pakaian jadi yang ramai pembeli.
Toko-toko tekstil juga terlihat ramai ditandai dengan banyaknya warga mencari kain.
Di antaranya terlihat di Toko MacMohan, Jalan KH Wahid Hasyim Semarang.
April (26), di antara pembeli yang merupakan warga Kaliwungu Kendal itu tampak bersemangat memilih-milih kain.
Dia mengatakan, membeli kain untuk dibuat seragam Lebaran.
Dia tampak telah berkeliling dari toko satu ke toko lainnya untuk mendapatkan kain yang diinginkan.
Baca juga: Daftar Tarif Tol Jakarta Semarang Terbaru Jelang Mudik Lebaran 2023
"Saya beli tiga macam kain."
"Satu buat keluarga besar, dua buat saya, suami, dan anak-anak."
"Kainnya mau buat seragam," kata April ditemui Tribunjateng.com di toko itu sembari menunjukkan kain belanjaannya, Kamis (23/3/2023).
Menurut April, untuk momen-momen tertentu ia memang lebih senang membeli kain dibandingkan pakaian jadi.
Seperti halnya saat momen Ramadan ini, untuk Lebaran nanti, dia memilih menjahitkan kain untuk dipakainya dan keluarga.
Menurutnya, ada kebanggaan tersendiri ketika memakai baju dari hasil beli kain.
Yakni selain bisa mendapatkan model baju seperti yang diinginkan, juga ukuran baju bisa lebih disesuaikan.
"Saya dari dulu kalau Lebaran atau ketika ada acara-acara khusus keluarga, acara tertentu seperti nikahan, silaturrahmi ke teman, selalu pakai baju yang saya jahitkan."
"Kalau untuk dipakai biasa, biasanya saya beli baju di mal," ujarnya.
Baca juga: Siap-siap, 30 April 2023 Ada Festival Ogoh-ogoh, 3 Raksasa Diarak Keliling Kota Semarang
April senang beli kain karena juga harganya lebih terjangkau.
Selain itu, menjahitkan baju dapat diatur modelnya sehingga ia merasa senang karena bisa memiliki model baju yang tak banyak orang punya.
"Mungkin orang lihatnya lebih mahal, karena nanti ada biaya jahitannya."
"Kalau saya, di Kaliwungu pakai jasa jahit biasanya Rp 150.000 per baju polos."
"Kalau plus payet antara Rp 200.000 hingga Rp 300.000 per pakaian."
"Saya suka menjahitkan soalnya pas bodi, kemudian beda sama yang lain karena saya suka bentuk-bentuk (buat model), jadi bisa menyesuaikan keinginan," ungkapnya.
Ramainya toko saat momen-momen jelang Ramadan ini dibenarkan Guntoro, karyawan di MacMohan Semarang.
Menurut dia, pengunjung sudah mulai melonjak sejak bulan lalu.
Pembeli itu, Guntoro menyebut di antaranya yakni perorangan dan ada juga yang usaha konveksi.

Baca juga: Potret Tempat Para Preman Tobat di Semarang, Pondok Pesantren Istighfar Tombo Ati
"(Banyak permintaan (kain) sejak bulan kemarin."
"Kenaikannya 50 persen ada."
"Mereka kebanyakan cari batik, tile, bahan jas, dan kemeja," ujarnya kepada Tribunjateng.com, Kamis (23/3/2023).
Kata Guntoro lebih lanjut, terkait jumlah pembelian konsumen sendiri bervariasi sesuai kebutuhan masing-masing.
Adapun disebutkan, diperkirakan lonjakan pembeli ini akan terjadi hingga seusai Lebaran di tengah banyaknya kegiatan ataupun acara masyarakat.
"Konsumen pembeliannya relatif ada yang hanya untuk satu baju, ada yang sampai satu roll, jadi macam-macam."
"Perkiraan puncaknya, setelah Lebaran nanti biasanya naik lagi."
"Jadi bukan dipakai untuk Lebaran, tapi setelahnya juga."
"Mereka biasanya buat baju untuk seragam acara-acara," jelasnya.
Baca juga: Hilal Tampak di Planetarium dan Observatorium UIN Walisongo Semarang
Senada juga dikatakan Natun, karyawan di Toko Jangkrik Semarang.
Menurut dia, ramainya toko sudah terlihat sejak minggu-minggu lalu.
Adapun puncaknya, ia memperkirakan akan terjadi hingga H-5 Lebaran.
Sedangkan pembeli kain akan kembali melonjak menjelang momen Syawal.
"Sebelum puasa sudah banyak konsumen yang masuk, meningkat hampir dua kali lipat dari reguler."
"Kemungkinan, puncaknya ini nanti sampai H-5."
"Setelah itu agak reda, lalu bulan Syawal mulai laris lagi," ujarnya kepada Tribunjateng.com, Kamis (23/3/2023).
Natun menyebutkan, menjelang momen Syawal biasanya banyak warga mencari kain polos dipadukan dengan tile.
"Syawal biasanya yang dicari tile untuk seragam nikah atau menghadiri acara-acara pernikahan."
"Sekarang kebanyakan yang dicari batik dan kain untuk baju koko."
"Kalau putri, lebih ke gamis polos seperti satin dan lain-lain," imbuhnya. (*)
Baca juga: Pedagang di Kudus Tanggapi Larangan Impor Pakaian Bekas: Ini Satu-satunya Usaha Kami
Baca juga: 2 Preman Tradisi Dandangan Kudus Kembali Ditangkap, Palak Pedagang Berdalih Uang Ronda Malam
Baca juga: Patroli Ramadan Terus Ditingkatkan, Polisi Keliling Sambangi Pasar dan Pertokoan di Blora
Baca juga: Ngabuburit di Waduk Mulur Sukoharjo, Spot Elok Meski Gratisan
Harga Daging dan Cabai di Pasar Jungke Karanganyar Mulai Turun Pasca Lebaran |
![]() |
---|
Syawal Masih Bulan Favorit untuk Menikah, KUA Batang Catat Sudah Ada 114 Pasangan Catin Mendaftar |
![]() |
---|
Penjual Janur & Selongsong Ketupat di Kudus Dibanjiri Pembeli, Siti Bawa Pulang Rp 3-4 juta/Hari |
![]() |
---|
Liburan Lebaran, Polsek Karangawen Patroli di Tempat Wisata Kolam Renang Demak |
![]() |
---|
Jaga Kondusivitas Lebaran, Polres Jepara Razia Miras |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.