Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Sukoharjo

Mengintip Produksi Gamelan di Sukoharjo yang Mendunia, Masih Dikerjakan Cara Tradisional

UD Supoyo Sukoharjo juga menyediakan gamelan berbahan besi dan kuningan dengan harga lebih terjangkau, Rp 100 juta sampai Rp 200 juta per set. 

Penulis: khoirul muzaki | Editor: deni setiawan
TRIBUN JATENG/KHOIRUL MUZAKI
Proses menempa logam menjadi gong di Desa Wirun, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, Jumat (31/3/2023). 

TRIBUNJATENG.COM, SUKOHARJO - Masyarakat, khususnya yang tinggal di Jawa tentu tidak asing dengan alat musik tradisional gamelan

Gamelan tidak pernah ketinggalan dalam setiap pertunjukan kesenian tradisional. 

Namun belum banyak yang tahu, darimana produk gamelan itu diproduksi. 

Bukan dicetak di pabrik dengan mesin berteknologi tinggi, gamelan ternyata dibuat oleh UMKM atau industri rumahan. 

Baca juga: Petugas Jemput Bola, Cara Selama Ini Disdukcapil Sukoharjo Layani Warga Rentan Adminduk

Di Desa Wirun, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, produk yang telah mendunia itu dibuat. 

Di sana gamelan masih dibuat secara tradisional dengan cara manual.

Di tangan para pengrajin atau empu, logam berbagai jenis disulap jadi alat musik bernilai jual tinggi.  

Di antara UMKM di desa itu yang masih aktif memproduksi gamelan adalah UD Supoyo

Fery, sang owner mewarisi usaha itu dari ayahnya, almarhum Supoyo.

Supoyo adalah putra Reso Wiguno, pendiri pabrik gamelan pertama di Desa Wirun.

"Eyang Reso Wiguno dulunya empu di Mangkunegaran."

"Terus buka usaha sendiri bikin gamelan," katanya kepada Tribunjateng.com, Jumat (31/3/2023). 

Baca juga: Petani Sukoharjo Budidaya Burung Hantu Buat Basmi Hama Tikus di Sawah

Jejaknya diikuti putra-putra atau karyawannya yang memutuskan "resign" dan mendirikan pabrik sendiri.

Hingga di Desa Wirun berdiri sejumlah pabrik pembuatan gamelan

Industri itu terus berkembang hingga desa itu terkenal dengan sentra produksi gamelan.

Keberadaan pabrik-pabrik gamelan nyatanya mampu menyerap banyak tenaga kerja. 

Perekonomian di desa menjadi bergeliat. 

Di pabrik milik Fery, puluhan pekerja tiap hari menempa logam untuk dicetak menjadi aneka alat musik gamelan

Ia memproduksi gamelan dari beberapa jenis logam yakni perunggu, besi, dan kuningan. 

Perunggu dibuat dari peleburan timah dan tembaga dengan komposisi tertentu. 

Baca juga: Kendalikan Inflasi, Pemkab Sukoharjo Rampungkan Operasi Pasar Beras di 12 Kecamatan

Sebelum ditempa, logam dipanaskan di atas kobaran api agar lunak dan mudah dibentuk.

Setelahnya, para pekerja memukul logam panas itu bertubi-tubi menggunakan palu.

Proses itu cukup menguras energi dan waktu. 

"Membuat gamelan lengkap prosesnya bisa sampai 3 bulan, kalau tidak ada hujan," katanya.

Gamelan berbahan perunggu pastinya yang bermutu paling tinggi.

Tak ayal, gamelan perunggu dijual dengan harga fantastis, mencapai Rp 650 juta per setnya. 

Ini sepadan dengan kualitas dan mahalnya bahan yang terbuat dari campuran timah dan tembaga. 

Namun ia juga menyediakan gamelan berbahan besi dan kuningan dengan harga lebih terjangkau, Rp 100 juta sampai Rp 200 juta per set. 

Bukan hanya gamelan Jawa, Fery juga menyediakan gamelan untuk kesenian tradisional Sunda, Bali, dan Dayak. 

Baca juga: Ketiban Rezeki Ramadan, Omzet Citos Tahu Sukoharjo Naik 150 Persen

"Perunggu kelebihannya bahan bagus, awet."

"Semakin tua, kalau masih bagus, dijual bisa semakin mahal," katanya.

Meski harganya mahal, gamelan tetap diminati.

Bahkan, pangsa pasar gamelan dari Wirun bukan hanya masyarakat lokal, namun hingga mancanegara. 

Di antaranya Jerman, Belanda, Jepang, Amerika, Australia, hingga Timur Tengah. 

Fery belakangan ini lebih banyak mengekspor gamelannya ke Amerika.

Tingginya permintaan ekspor ini tak lepas dari kecintaan warga luar terhadap kesenian asli Nusantara.

Mereka membeli bukan sekadar untuk koleksi, namun juga menekuni kesenian tersebut hingga mahir. 

Ini kontras dengan kondisi di dalam negeri, dimana gamelan justru kian ditinggalkan generasi muda yang lebih menggandrungi kesenian modern. 

"Yang menekuni membuat gamelan juga jarang," katanya. (*)

Baca juga: Rasmo Mantan Kades Kedungbacin Berstatus DPO Kejari Blora, Tersangka Kasus Dugaan Korupsi Dana Desa

Baca juga: Jadwal Lengkap MotoGP Argentina Pekan Ini dari Kualifikasi hingga Puncak Balapan

Baca juga: 1 Remaja Berstatus DPU Polres Semarang, Dia Terduga Pelaku Klitih Dekat Exit Tol Ungaran

Baca juga: Prediksi Susunan Pemain Persija Jakarta Vs Persib Bandung Liga 1, Maung Main Tanpa Teja Paku Alam

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved