Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Internasional

450.000 Warga Sudan Mengungsi: Para Pejuang Itu Membunuh Orang-Orang dan Membakar Rumah Kami

Hampir 450.000 warga sipil di Sudan telah meninggalkan rumah mereka. "Para pejuang itu 'membunuh orang dan membakar rumah kami'," kata Hamad.

Istimewa
ilustrasi penembakan 

TRIBUNJATENG.COM, KHARTOUM - Hampir 450.000 warga sipil di Sudan telah meninggalkan rumah mereka.

Jumlah tersebut termasuk lebih dari 115.000 orang yang mencari perlindungan di negara-negara tetangga.

Hal itu disampaikan Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM).

Baca juga: Kisah Pelajar Indonesia Dievakuasi di Tengah Perang Sudan, Tempuh Perjalanan Jalur Laut 20 Jam

Dilaporkan Channel News Asia, Kamis (4/5/2023), salah satu dari lebih dari 30.000 pengungsi Sudan yang menyeberang ke Chad di perbatasan barat Sudan, Mahamat Hassan Hamad, mengatakan kisah pilunya.

"Para pejuang itu 'membunuh orang dan membakar rumah kami'," kata Hamad.

pengungsi Sudan yang melarikan diri dari Kota Khartoum
UNHCR bersama Komisi Pengungsi Sudan di negara bagian White Nile, Sudan. Mereka menilai kebutuhan mendesak dari puluhan ribu pengungsi Sudan yang melarikan diri dari Kota Khartoum. UNHCR merencanakan latihan verifikasi untuk melayani mereka yang membutuhkan dengan lebih baik. Foto ini disediakan oleh UNHCR Sudan dan rilis pada 2 Mei 2023. UNHCR Sudan

Pengungsi lain, Hawa Ahmat mengaku  dirinya tidak makan atau minum apapun selama lima hari sebelum mencapai Chad.

"Setelah tentara datang, mereka menembaki kami di rumah," kata Ahmat.

Kegagalan para Jenderal yang bertikai untuk mematuhi komitmen dalam upaya mengakhiri konflik yang berlangsung nyaris 3 minggu itu telah mengundang kecaman internasional yang terus meningkat.

Jenderal yang terlibat konflik itu adalah Pemimpin Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) Jenderal Abdel Fattah al-Burhan dan Komandan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter Jenderal Mohamed Dagalo.

 Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi memperingatkan pada Selasa lalu bahwa pertempuran itu mempengaruhi 'seluruh wilayah'.

Kepala Bantuan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), Martin Griffiths juga menyerukan pencabutan 'hambatan birokrasi untuk memberikan bantuan'.

Ia mencatat bahwa dirinya bahkan mengalami kesulitan mendapatkan visa untuk perjalanannya ke negara itu.

Menurut serikat dokter Sudan, selain ibu kota Sudan, Khartoum, kekerasan juga melanda wilayah Darfur, di mana sedikitnya 99 orang tewas.

"Lebih dari 330.000 orang mengungsi di dalam Sudan, sebagian besar berasal dari negara bagian Darfur Barat dan Selatan," kata IOM.

Video yang beredar di media sosial dari El Geneina, Darfur Barat, menunjukkan tanah yang tertutup abu di sebuah kamp yang terbakar di samping bangunan yang tampak hangus.

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved