Berita Jateng
Pemulihan Ekonomi Jateng Berlanjut, Pembangunan Kawasan Industri Jadi Pendorong
Kinerja investasi di Jawa Tengah diperkirakan masih tetap tumbuh kuat tahun ini. Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Jawa Tengah
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Kinerja investasi di Jawa Tengah diperkirakan masih tetap tumbuh kuat tahun ini. Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra mengatakan, Jawa Tengah sendiri memiliki kawasan industri terpadu yang dinilai mampu menjadi daya tarik investor.
Terdapat 10 perusahaan yang sedang melangsungkan pembangunan di KIT Batang dengan target penyelesaian 2023, diantaranya yaitu PT RKI (ceramic industry), Yi Quan (footware industry), Tawada Healthcare (medical industry), Unipack Plasindo (PVC industry), Cosmos Ink, Jayamas Medica, Aneka Gas Industri, Acinco Medika, Window Shutter, dan Interskala.
"Prospek Jawa Tengah yang memiliki kawasan industri terpadu diharapkan mampu terus menjadi daya tarik bagi investor untuk merelokasi industri maupun investasi teknologi terkini dalam rangka mendukung percepatan pemulihan ekonomi," kata Rahmat, Senin (8/5/2023).
Dia melanjutkan, ke depan pemulihan ekonomi Jawa Tengah diprakirakan terus berlanjut dengan didukung perbaikan dari sisi domestik.
Sementara sisi eskpor luar negeri diperkirakan menurun sejalan moderasi perekonomian global akibat inflasi global yang masih tinggi dan heatwave yang berdampak pada peningkatan harga komoditas terutama pangan.
"Peran stimulus fiskal dan realisasi program pemerintah akan berkontribusi positif sebagai penyangga pemulihan ekonomi. Untuk melanjutkan tren pemulihan ekonomi Jawa Tengah yang berkesinambungan, diperlukan langkah nyata dan sinergi kebijakan dalam mempertahankan produktivitas sektor-sektor utama dan menjaga iklim investasi tetap kondusif," tambahnya.
Rilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada 5 Mei 2023 sendiri mencatat perekonomian Jawa Tengah pada triwulan I 2023 tumbuh 5,04 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan perekonomian Nasional (5,03 persen; yoy).
Rahmat menyebutkan, sumber pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah terbesar pada sisi pengeluaran adalah konsumsi rumah tangga dan investasi. Sementara dari sisi lapangan usaha, sumber pertumbuhan bersumber dari sektor industri pengolahan dan perdagangan.
Dari sisi pengeluaran, Konsumsi Rumah Tangga memiliki andil terhadap PDRB sebesar 3,11 persen dan tumbuh sebesar 5,31 persen (yoy).
Pertumbuhan positif Konsumsi Rumah Tangga sejalan dengan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK), yang mencerminkan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi, masih berada pada level optimis (>100) sebesar 124,7, meningkat dibanding triwulan IV 2022 (122,0).
Sumber pertumbuhan PDRB Jawa Tengah juga didorong oleh kinerja investasi (andil 1,53 persen) yang tumbuh sebesar 5,63 persen (yoy).
Pertumbuhan positif investasi di awal tahun ditopang oleh pembangunan Proyek Strategis Nasional, khususnya pembangunan jalan tol Jogja-Solo yang telah mencapai progres 47,85 persen.
Selain itu, terdapat beberapa perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang sedang melangsungkan pembangunan di KIT Batang yang direncanakan akan selesai pada 2023.
Di sisi lain, net ekspor luar negeri pada triwulan berjalan menahan laju pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah lebih tinggi. Ekspor luar negeri Jawa Tengah tercatat kontraksi.
Hal ini sejalan dengan penurunan ekspor TPT, Furnitur, dan Barang dari Plastik, akibat permintaan global masih belum kembali normal, terutama dari mitra dagang utama (Amerika Serikat dan Eropa). Sementara Impor Luar Negeri Jawa Tengah terakselerasi yang didorong peningkatan impor bahan baku dan penolong untuk industri seiring dengan permintaan domestik yang masih kuat dan penurunan shipping cost.
Dari sisi lapangan usaha (LU), sumber pertumbuhan terbesar PDRB triwulan I 2023 berasal dari industri pengolahan dan perdagangan. Sektor utama industri pengolahan memiliki andil pertumbuhan sebesar 1,37 persen dan tumbuh sebesar 4,12 persen (yoy) meningkat dibanding triwulan sebelumnya.
Ini Alasan Polda Jateng Hentikan Penyelidikan Kasus Hak Siar Nenek Endang: Alhamdulillah |
![]() |
---|
Regenerasi Dalam Korupsi, Sosok Dua Sekda Klaten Rugikan Negara Rp6,8 M Kasus Sewa Plasa |
![]() |
---|
Berdayakan Potensi Desa/Kelurahan, 1.750 Koperasi Merah Putih di Jateng Sudah Operasional |
![]() |
---|
Masih Kalah Dari Subang, Buruh Tuntut Kenaikan UMK 2026 Jadi Rp 3,7 Juta di Kota Semarang |
![]() |
---|
Kunjungan Menko Zulkifli Hasan Diwarnai Aksi Buruh Tuntut Kenaikan Gaji 8,5 Persen Tahun 2026 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.