Berita Sukoharjo
Mengintip Ritual Pembuatan Gong di Mojoloban Sukoharjo, Tak Dilakukan Pembuatan Gong Bisa Gagal
Beberapa orang dari kelompok perajin gamelan di Desa Wirun, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo tengah bersiap melakukan ritual sebelum membuat
TRIBUNJATENG.COM, SUKOHARJO - Beberapa orang dari kelompok perajin gamelan di Desa Wirun, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo tengah bersiap melakukan ritual sebelum membuat gong.
Mereka melilitkan selembar kain mori putih di pinggang dan mengenakan ikat kepala dengan kain batik atau udeng.
Ritual ini dilakukan oleh seluruh perajin dari Sanggar Gamelan Supoyo sejak tahun 1983. Hal itu dilakukan untuk meminta kelancaran dalam proses pembuatan gong.
Sebelum membuat gong, dilakukan sebuah ritual yang diawali dengan mendoakan makanan dan beberapa sesaji oleh pemuka agama setempat.
Makanan dan sesaji itu terdiri dari nasi putih yang dibentuk seperti gunungan tumpeng, ayam kampung utuh, jajanan pasar, dan buah-buahan hasil bumi.
Setelah didoakan, makanan dan sesaji itu lantas dinikmati oleh semua perajin yang terlibat.
Ritual sebelum pembuatan gong ini telah dilakukan turun temurun dari pemilik Sanggar Gamelan Supoyo.
Bahkan, konon, mereka percaya bila ritual ini dilewatkan, produksi gong akan gagal.
“Saya sudah beberapa kali mencoba selametan ini dilewatkan, gongnya selalu pecah tidak jadi,” ucap pemilik Sanggar Gamelan Supoyo, Feri Agus belum lama ini.
Ritual dilakukan untuk setiap penempaan pertama set gamelan yang dipesan oleh konsumen, khususnya gong berukuran besar dengan diameter di atas 90 cm.
Setelah ritual selesai, para perajin gamelan itu langsung bekerja untuk meleburkan bahan baku berupa tembaga dan timah.
Kedua bahan baku yang sudah lebur, lantas dibentuk menjadi lempengan sesuai ukuran yang dibutuhkan.
Kemudian memasuki proses selanjutnya, lempengan itu dibakar lebih dahulu sebelum ditempa.
Tujuannya agar memudahkan proses penempaan dan membentuk gong.
“Harus hati-hati pas proses penempaan karena kalau gong besar proses pembakarannya itu kan bolak-balik jadi gampang penyok,” ungkapnya.
Untuk satu gong berukuran besar, para pengerajin biasanya membutuhkan waktu 1-3 hari untuk penempaan.
Sementara gong berukuran kecil mampu digarap selama satu hari.
Bila penempaan telah selesai, gong yang sudah terbentuk akan memasuki proses penggilapan dengan cara digerinda.
Untuk menyesuaikan nada yang dihasilkan, gong harus dilakukan proses tunning.
Satu set gamelan kualitas super yang diproduksi oleh Sanggar Gamelan Supoyo dijual dengan harga Rp 550 juta.
Kini produk gamelan di sanggar tersebut telah diekspor hingga Amerika Serikat. (*)
Baca juga: Bebek Klathak dan Hangatnya Obrolan Ganjar Bersama Gus Muwafiq
Baca juga: Polisi Tetapkan Sopir dan Kernet Bus Peziarah Kecelakaan di Guci Tegal Jadi Tersangka
Baca juga: DPC PDI Perjuangan Kudus Daftarkan 45 Bacaleg ke KPU, Targetkan 16 Kursi DPRD
Baca juga: Sempat Terjadi Kisruh di Internal Partai, Nasdem Purbalingga Daftarkan Calegnya di KPU Hari Ini
Ular Piton Melingkar di Kandang Ayam Kagetkan Warga Sukoharjo, Damkar: Terlihat Kekenyangan |
![]() |
---|
Update Kasus Tita Digugat Rp 120 Juta, Eks Perusahaan di Sukoharjo Jelaskan Tujuan Perjanjian |
![]() |
---|
Terungkap Dalam Sidang, 2 Kelompok Gangster di Gedangan Sukoharjo Sepakat Duel dan Live Instagram |
![]() |
---|
Pelaku Penusukan Ojol di Sukoharjo Sempat Teriak Mengaku Akan Dibunuh saat Ketahuan Warga |
![]() |
---|
Remaja Pelaku Penusukan Ojol Sukoharjo Ditangkap di Rumah Pacar di Boyolali |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.