TRIBUNJATENG.COM- Puisi Bunga-Bunga Jatuh Bertaburan Mochtar Lubis.
Berikut puisi Bunga-Bunga Jatuh Bertaburan Mochtar Lubis:
Dalam kamarku yang kecil ini
Dalam penjara kecil
di jalan bernama palsu Keagungan
datang angin dari Makassar
datang angin dari Banjarmasin
datang angin dari Yogyakarta
datang angin dari Jakarta
kamarku jadi panas dan sesak
angin datang tak berhembus membawa dingin
Tapi membawa bau darah dan
pekik perjuangan, ratap tangis,
dan orang tindasan
di bawah kaki kezaliman dan kepalsuan
berkata angin: mengapa engkau tak menangis,
menangisi bunga-bunga jatuh
bertaburan
bunga-bunga hati nurani bangsa
yang bangkit melawan kezaliman,
Bukannya aku tak berduka, kataku,
suaraku gemetar menahan kemarahan.
Tapi mereka tak minta ditangisi
Bukan air mata, tapi gumpalan tinju,
Bukan sedu-sedan, tapi pekik peperangan,
Yang mesti kita berikan
agar penjara besar di luar tembok
penjara yang kecil ini
di jalan palsu bernama Keagungan
runtuhlah, tembok kezaliman
Agar bunga-bunga tak jatuh bertaburan
dibunuh di pangkuan kemerdekaan.
28 Maret 1966
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.