Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Energi

Skema Pembelian Solar Subsidi Pakai QR Code Disebut Akan Mampu Menekan Penyimpangan

Pembelian solar bersubsidi menggunakan QR Code disebut mampu mengurangi penyimpangan penggunaan BBM subsidi di lapangan.

Editor: rival al manaf
Istimewa
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah akan memulai implementasi transaksi BBM Subsidi Tepat dengan Skema Full Registran Biosolar Subsidi pada Kamis (18/5) 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Pembelian solar bersubsidi menggunakan QR Code disebut mampu mengurangi penyimpangan penggunaan BBM subsidi di lapangan.

Seperti diketahui pembelian solar bersubsidi dengan skema Full Registran Biosolar Subsidi sudah diterapkan sejak Kamis (18/5/2023).

Pengamat Ekonomi Universitas Negeri Semarang, Bayu Bagas Hapsoro menilai, lewat sistem tersebut, maka verifikasi dan validasi data terkait konsumen yang berhak mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) subsidi dapat segera diketahui.

Baca juga: Kronologi Hilangnya Patung Ganesha Dari Bibir Kawah Gunung Bromo, Diduga Dicuri

Baca juga: Penyaluran Subsidi Tepat Sasaran, Pertamina Jalankan Skema Full Registran Pembelian Solar di Jateng

Baca juga: Skema Full Registran Pembelian Solar di Jawa Tengah Mulai Dijalankan Pertamina, Ini Daerah-Daerahnya

"Dari sisi teknologi, kita apresiasi upaya verifikasi dan validasi konsumen yang berhak mendapatkan BBM subsidi," katanya.

Selain itu, lanjutnya, penggunaan QR code juga akan mempermudah pemetaan dan monitoring kebutuhan BBM di daerah – daerah.

"Penggunaan QR code bisa dilakukan untuk memantau, sekaligus melaporkan daerah – daerah yang mengalami kekurangan maupun surplus stok BBM," ujarnya.

Namun demikian, Bagas mengingatkan agar pemerintah maupun Pertamina harus memastikan keamanan data pelanggan yang sudah mendaftar, baik melalui aplikasi My Pertamina, website atau datang secara langsung.

Upaya ini penting, mengingat terdapat data – data sensitif pelanggan yang bisa disalahgunakan sampai terjadi kebocoran data.

"Kalau mendaftar itu kan ada data STNK, KTP dan sebagainya, jadi harus dijaga betul agar tidak bocor. Apalagi keamanan data masih menjadi perhatian serius," tukas Bagas.

Dijelaskan, pemerintah juga mesti melakukan pengawasan terhadap penyalahgunaan penggunaan QR code di lapangan.

"Misalnya QR code tidak menggunakan handphone, tapi kertas print. Ini bisa digunakan kendaraan lain, dan bisa jadi dijual di black market," jelas Bagas.

Untuk itu, Bagas pun mendorong agar sosialisasi untuk mengingatkan keamanan penggunaan QR code terus dilakukan. Hal ini mengingat tidak semua orang bisa segera menerima perubahan sistem ini.

"Kalau teorinya pasti ada 20 persen yang menolak perubahan suatu kebijakan. Untuk itu, edukasi dan sosialisasi penting terus dilakukan," tegasnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, Bambang Widjanarko mengatakan, di lapangan masih ditemui kendaraan mewah membeli solar bersubsidi, meski menggunakan QR code.

"Di Lapangan masih ada mobil Pajero, Innova baru, yang membeli solar subsidi, tapi malah truk kesulitan mendapatkan solar," ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved