Berita Ungaran

Peternak Ayam Petelur di Kabupaten Semarang Diimbau Tak Jual Telur ke Luar Daerah

Para peternak ayam petelur di Kabupaten Semarang diimbau tak menjual telur produksinya ke luar daerah untuk menekan harga di pasar.

TRIBUN JATENG/REZA GUSTAV
Peternak ayam mengumpulkan telur di kandangnya di Desa Kalisidi, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Jumat (19/5/2023). Pedagang sembako di Pasar Bandarjo Ungaran memberikan keterangan soal harga telur ayam yang kian melonjak. 

TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN - Kepala Dinas Pertanian, Perikanan, dan Pangan (Dispertanikap) Kabupaten Semarang, Wigati Sunu mengimbau para peternak ayam di wilayahnya untuk menahan penjualan telur produksinya ke luar daerah Kabupaten Semarang.

Hal itu menurut dia sebagai salah satu upaya untuk menekan harga telur ayam (negeri) yang belakangan ini melonjak drastis.

Imbauan tersebut Sunu ungkapkan lantaran selain populasi ayam petelur yang sedang berkurang akibat afkir dini, permintaan telur ayam juga tengah meningkat.

Baca juga: Harga Telur Ayam Melonjak Tembus Rp 32 Ribu Per Kilogram di Ungaran Kabupaten Semarang

“Kondisi saat ini terjadi kenaikan permintaan karena ramai warga menggelar hajatan, syukuran, serta kehidupan yang mulai kembali normal setelah libur panjang,” kata Sunu kepada Tribunjateng.com, Minggu (21/5/2023).

Sebagai informasi, harga telur ayam di Kabupaten Semarang melonjak mencapai Rp 32 ribu per kilogram pada kurun waktu Minggu hingga Kamis (14-18/5/2023) lalu.

Dari penelusuran Tribunjateng.com di Pasar Bandarjo Ungaran pada Sabtu (20/5/2023), harga telur mulai menurun pada kisaran angka Rp 30.000 sampai Rp 31.000 per kilogram.

Untuk data produksi telur ayam di Kabupaten Semarang sendiri, Sunu menyebutkan saat ini rata-rata mencapai 957.321 kilogram per bulan atau rata-rata 31.910 kilogram per hari.

Seorang peternak ayam di Ungaran Barat, Kabupaten Semarang mengumpulkan telur ayam di kandang ayam ternaknya, Jumat (19/5/2023).
Seorang peternak ayam di Ungaran Barat, Kabupaten Semarang mengumpulkan telur ayam di kandang ayam ternaknya, Jumat (19/5/2023). (TRIBUN JATENG/REZA GUSTAV)

Terkait pulihnya harga telur ayam, lanjut Sunu, bisa terjadi jika faktor seperti ketersediaan jagung yang menjadi salah satu bahan baku (raw material) pakan ayam kembali melimpah saat panen raya.

Dia memperkirakan, berdasarkan data tanam di Kabupaten Semarang per Maret 2023 di mana ada pertanian jagung seluas total 1.225 hektare, panen raya akan berlangsung pada Juni dan awal Juli 2023.

“Kalau nanti sudah panen raya jagung kemungkinan harga pakan turun dan harga telur juga turun.

Baca juga: Pinsar Minta Pemerintah Tekan Harga Telur Ayam, Parjuni: Produsen Pakan Harusnya Mengalah Dulu

Rata-rata produktivitas (jagung) sekitar 55 kuintal per hektare, dan total produksinya 6.737,5 ton,” imbuh Sunu.

Terkait upaya lain untuk menekan inflasi telur ayam dan bahan pokok lain, Sunu menerangkan bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang sendiri telah menggelar bazaar pangan murah di berbagai titik yang tersebar di Kabupaten Semarang.

Dalam bazaar itu, harga-harga bahan pokok mendapatkan subsidi dari pemerintah, termasuk dari biaya distribusi, sehingga masyarakat tetap bisa membeli harga telur ayam di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET). (*)

Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved