Berita Ungaran
Harga Telur Ayam Melonjak Tembus Rp 32 Ribu Per Kilogram di Ungaran Kabupaten Semarang
Harga telur ayam (negeri) di Kabupaten Semarang, terutama di wilayah Ungaran terpantau mengalami kenaikan signifikan.
Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN - Harga telur ayam (negeri) di Kabupaten Semarang, terutama di wilayah Ungaran terpantau mengalami kenaikan signifikan.
Berdasarkan penelusuran Tribunjateng.com di Pasar Bandarjo, Ungaran Barat, Senin (15/5/2023), harga telur ayam di sana mencapai pada kisaran Rp 31 ribu sampai Rp 32 ribu per kilogramnya.
Menurut penuturan para pedagang, harga satu di antara bahan pokok tersebut mengalami kenaikan drastis dibanding masa lebaran pada April 2023 lalu.
Baca juga: Harga Sembako Terbaru : Bawang Merah Naik Rp 40.850, Telur Ayam Dipatok Rp 29.350
“Naik sudah dua hari ini mulai Minggu (14/5/2033) kemarin. Sebelumnya tidak pernah segini, lebaran saja paling tinggi Rp 28 ribu per kilogram,” kata seorang pedagang di Pasar Bandarjo, Hariyani (45) kepada Tribunjateng.com.
Dengan melonjaknya harga telur ayam tersebut, dia mengaku sering mendapatkan protes dari para pembeli.
Tak hanya itu, sebagian dari pelanggannya pun juga pada akhirnya membatalkan niatnya untuk membeli telur ayam di kiosnya.
“Banyak yang tanya terus ndak jadi beli, banyak. Biasanya saya sehari bisa jual tiga sampai empat kotak, per kotaknya isi 10 kilogram telur,” imbuh Yani, panggilannya.
Yani sendiri mengaku membeli telur ayam dari peternak pada angka Rp 30 ribu, sehingga dia terpaksa menaikkan juga telur dagangannya dengan harga lebih tinggi agar mendapatkan keuntungan.
Pedagang lain, Muddakah, juga mengaku telur di kiosnya mencapai harga Rp 32 ribu per kilogram sejak Minggu.

“Normalnya ya sebelumnya itu Rp 30 ribu,” ungkap dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian, Perikanan, dan Pangan (Dispertanikap) Kabupaten Semarang, Wigati Sunu mengatakan, kenaikan harga telur ayam saat ini disebabkan dua faktor.
Faktor pertama, menurut Sunu, yaitu banyaknya peternak yang melakukan afkir dini pada ayam petelur pada masa lebaran pada April 2023 lalu.
Afkir dini yaitu upaya mengurangi produksi indukan dengan memotong untuk dijual dagingnya.
Akibatnya, jumlah pasokan telur pun berkurang.
“Informasi dari lapangan, banyak ayam petelur yang diafkir pada saat lebaran, dijual untuk daging ayam,” ungkap Sunu kepada Tribunjateng.com.
Baca juga: Teganya Kanedi Tikam Ayah Sendiri Hingga Tewas Hanya Karena Telur Ayam
Selain itu, Sunu juga menerangkan faktor lain penyebab kenaikan harga telur ayam yaitu naiknya harga pakan ayam.
Kenaikan harga pakan ayam tersebut berimbas pada kenaikan biaya produksi bagi para peternak, sehingga para peternak turut menaikkan harga telur hasil produksinya.
“Yang kedua, adanya kenaikan harga pakan (ayam),” pungkas dia. (*)
Kisah Aziz dan Rifka: Dulu Nikah Siri Kini Tampil Bak Raja Sehari di Pernikahan Massal Ambarawa |
![]() |
---|
Pemasangan Girder Tol Jogja–Bawen, Bikin Jalan Bawen–Ambarawa Ditutup Selama 3 Malam |
![]() |
---|
Guru Matematika Jadi Pengajar Agama: Ironi Kekurangan Tenaga Pendidik di Kabupaten Semarang |
![]() |
---|
Tak Hanya Subsidi, Pemkab Semarang Siapkan Strategi Jangka Panjang Selamatkan Petani Tembakau |
![]() |
---|
227 Murid Dapat Makan Bergizi Gratis, Wiji Rahayu Bersyukur SLB Negeri Ungaran Ikut Diperhatikan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.