Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

BRI Fellowship

Beginilah Peran Mantri BRI Bantu Kembangkan UMKM di Pati

Seorang Mantri BRI bertugas menjadi penasihat finansial (financial advisor) untuk mengembangkan pelaku usaha anggota klaster UMKM.

Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: deni setiawan
TRIBUN JATENG/MAZKA HAUZAN NAUFAL
Winarso, pelaku UMKM anggota Klaster Bandeng Presto di Desa Dukutalit, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati. 

TRIBUNJATENG.COM, PATI - Tenaga pemasar mikro BRI yang disebut Mantri harus diakui memiliki peranan penting dalam pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia.

Para mantri BRI secara intens mendampingi pelaku UMKM yang dikelompokkan dalam klaster-klaster khusus di daerah.

Dikutip dari situs resmi BRI, program Klaster UMKM ini membentuk kelompok usaha berdasarkan kesamaan bidang usaha dan lingkungan. 

Seorang Mantri BRI bertugas menjadi penasihat finansial (financial advisor) untuk mengembangkan pelaku usaha anggota klaster UMKM.

Mantri memberikan akses kepada pelaku UMKM terhadap produk-produk perbankan yang bisa membantu mereka mengembangkan bisnis.

Baca juga: Pedagang Sembako Mitra Startup Tokobako Dapat Tambahan Modal dari BRI

Hal ini mewujudkan inklusi keuangan bagi pelaku UMKM.

Tak hanya itu, mantri juga menjadi “penyuluh digital” bagi pelaku UMKM agar bisa beradaptasi dengan transformasi digital.

Peran Mantri BRI di Kabupaten Pati antara lain terlihat dari Klaster Bandeng Presto yang berada di Desa Dukutalit, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati.

Mantri BRI Unit Juwana 1, Nina Herfiana mengatakan, pihaknya melakukan pendampingan terhadap 8 pelaku UMKM yang tergabung dalam Klaster Bandeng Presto.

Mantri membantu UMKM mendapat akses permodalan.

Dalam hal ini, seluruh anggota telah menjadi nasabah dan debitur KUR BRI.

Pendampingan juga dilakukan dalam bentuk bantuan pemasaran.

Bahkan pihak BRI juga memberikan bantuan alat produksi.

"Tiap anggota dikasih bantuan alat produksi dandang presto secara cuma-cuma, pada Juli 2022" kata Nina kepada Tribunjateng.com, Kamis (25/5/2023).

Dalam hal pemasaran, pihaknya membantu melakukan manajemen media sosial.

Dia mempromosikan produk anggota klaster melalui media sosial masing-masing anggota.

Mantri juga memfasilitasi UMKM bandeng presto untuk menjual produk di ajang pameran atau bazar.

Antara lain Bazar Klaster Mantriku.

"Produk bandeng presto juga pernah kami bawa ke pameran di Kantor Pusat BRI," ungkap dia.

Mantri juga berperan sebagai "penyuluh digital".

Antara lain dengan cara menyosialisasikan penggunaan mobile banking dan pembayaran digital 
melalui Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).

Baca juga: Indeks Bisnis UMKM Kuartal I Meningkat, Direktur Utama BRI Sebut Ada Prospek Cerah

"Di tempat usaha semua anggota klaster sudah kami sediakan metode pembayaran pakai QRIS," tutur Nina.

Melalui pendampingan langsung seperti ini, Nina melihat UMKM bandeng presto Juwana kian progresif.

Produk mereka makin dikenal dan pembeli kian ramai.

Pasangan Darni dan Winarso merupakan anggota Klaster Bandeng Presto.

Mereka memproduksi bandeng presto dan aneka olahan ikan bandeng lainnya dengan merek Bandeng Bu Darni W.

Winarso dan Darni mengatakan, usaha mereka sudah berjalan tak kurang dari 20 tahun.

Winarso menyebut, ia dan istri memulai usaha dengan modal Rp 5 juta pinjaman dari BRI.

"Itu untuk modal awal kami membeli bahan baku ikan bandeng."

"Kalau peralatan sudah punya sendiri," kata dia rumah produksi bandeng presto, Desa Dukutalit, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Kamis (25/5/2023).

Saat masih awal merintis, kata Winarso, usaha yang dia jalankan berdua tanpa bantuan karyawan.

Untuk proses pemrestoan, dia juga belum sepenuhnya melakukan sendiri, melainkan masih bekerja sama dengan pihak ketiga.

Ikan bandeng yang sudah dipresto lalu mereka kemas dan dijual di pasar tradisional setempat.

"Dulu namanya baru merintis, masih tahap permulaan, 25 kilogram 2 hari baru habis terjual," ucap dia.

Baca juga: Sekarat Saat Pandemi, Event Organizer di Pati Ini Bangkit Bersama KUR BRI

Jadi Langganan KUR BRI

Dia menambahkan, dalam proses membesarkan usaha, ia rutin menjadi debitur Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI.

"Kami ini langganan KUR."

"Sudah ambil berkali-kali."

"Kalau lunas ambil lagi untuk membesarkan usaha sampai sekarang."

"Buat beli alat produksi, misalnya freezer dan dandang presto."

"Dandang presto itu mahal, harganya puluhan juta Rupiah," tutur Darni.

Terbaru, kata dia, pihaknya mengambil KUR Rp 80 juta dan sudah berjalan selama 1 tahun ini.

"Selain untuk modal, kami gunakan juga untuk renovasi tempat usaha."

"Kapasitas produksi juga sedikit demi sedikit ditambah," kata Darni.

Masih di Kabupaten Pati, gambaran mengenai peranan Mantri BRI dalam pengembangan UMKM juga terlihat di Desa Gajahmati, Kecamatan Pati, yang merupakan pusat kuliner khas Bumi Mina Tani, yakni nasi gandul.

Di area Pati Kota, warung nasi gandul sangat mudah ditemukan.

Terutama di Desa Gajahmati yang merupakan daerah asal makanan ini.

Melihat banyaknya pelaku usaha sejenis di Desa Gajahmati, BRI membentuk Klaster Nasi Gandul di bawah binaan Mantri (tenaga pemasar mikro) BRI Unit Pati Kota 1.

Baca juga: Bersama Klaster UMKM BRI, Nasi Gandul Pati jadi Makin Unggul  

Salah satu warung yang tergabung dalam klaster nasi gandul ialah “Nasi Gandul Romantis Bp HS Sardi” di Jalan Panunggulan, Desa Gajahmati.

Mantri BRI Unit Pati Kota 1, Ardha Harya Kusuma mengatakan, pihaknya memang dipercaya untuk membina Klaster Nasi Gandul Desa Gajahmati.

“Kebetulan di sini mayoritas berdagang nasi gandul."

"Karena di BRI ada program klaster wilayah binaan, kami merekomendasikan klaster nasi gandul."

"Program ini kami jalankan dengan harapan bisa meningkatkan UMKM melalui program BRI, baik program pinjaman maupun program lain seperti keagenan BRILink,” kata dia.

Ardha menyebut, dalam program klaster UMKM ini, tiap Mantri memang dituntut menangani satu desa binaan untuk memajukan UMKM di sana.

“Selain pasang QRIS untuk bertransaksi tanpa menggunakan uang tunai, kami juga menyalurkan pinjaman atau tambahan modal, baik KUR maupun Kupedes," jelas dia.

Ardha mengatakan, pemberian kredit usaha dimaksudkan untuk meningkatkan UMKM binaan di Desa Gajahmati.

Menurut dia, sudah ada beberapa pedagang nasi gandul yang menjadi debitur KUR untuk mengembangkan usaha atau merenovasi toko. (*)

Baca juga: SMPN 1 Surakarta Tampilkan Kreativitas Siswa Melalui Gelar Karya, Bagian Implementasi P5

Baca juga: Ini Pesan Habib Syech ke Suporter PSIS Semarang di Acara Sholawat Bersama Menyambut HUT PSIS

Baca juga: Inilah Sosok Jizun Anak Peternak Raih Gelar Doktor di Amerika, Video Pidato Mengharukannya Viral

Baca juga: Raih Gelar Doktor Manajemen, Nur Syamsu Kupas Loyalitas Destinasi Pariwisata Generasi Y

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved