Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Internasional

Gelombang Panas Ekstrem, Bangladesh Tutup SD dan Padamkan Listrik

Bangladesh sedang diserang gelombang panas. Untuk mencegah korban jiwa, pemerintah setempat menutup SD pekan ini.

Editor: m nur huda
rottadana via Kompas.com
Ilustrasi Gelombang Panas - Bangladesh sedang diserang gelombang panas. Untuk mencegah korban jiwa, pemerintah setempat menutup SD pekan ini. 

Namun sebagian besar warga Irak merasa seolah-olah sendirian dalam cuaca panas yang ekstrem. "Orang belajar untuk hidup dengan cuaca panas dan mereka beradaptasi sepanjang waktu," lanjutnya.

Adaptasi mencakup apa saja mulai dari memasang ulang kipas agar lebih efisien hingga menutup lantai atas sebuah rumah di musim panas.

"Pada dasarnya, warga Irak akan mencoba menyelesaikan masalah ini sendiri karena mereka tidak terlalu percaya bahwa pemerintah akan membantu mereka," kata al-Amiry.

Pengabaian negara terhadap masalah-masalah semacam ini kerap terjadi, meskipun faktanya, dari semua orang di dunia, orang-orang di Timur Tengah paling terancam bahaya panas ekstrem.

Kematian Meningkat

Pada bulan Mei, penelitian baru yang diterbitkan dalam jurnal sains Nature Sustainability memetakan dampak panas ekstrem di seluruh dunia, apabila suhu global naik lebih dari 1,5 derajat Celsius selama 50 tahun ke depan.

Makalah tersebut menyebutkan bahwa mayoritas orang di Timur Tengah akan terpapar panas ekstrem pada tahun 2050.

Studi lain yang diterbitkan April lalu di jurnal medis Inggris The Lancet mengamati seberapa banyak kematian terkait pemanasan global yang mungkin terjadi di Timur Tengah dan Afrika Utara jika planet ini terus menghangat.

Disebutkan di jurnal ilmiah itu bahwa jumlah penduduk setempat di wilayah itu yang akan meninggal karena cuaca panas setiap tahunnya, di mana kemungkinan jumlahnya akan meningkat dari rata-rata sekitar dua kematian per 100.000 orang saat ini menjadi sekitar 123 per 100.000 orang dalam dua dekade terakhir abad ini.

Itu berarti bahwa pada tahun 2100, sekitar 138.000 orang kemungkinan besar akan meninggal setiap tahunnya akibat panasnya suhu di Irak.

Studi yang diterbitkan The Lancet juga mencatat bahwa demografi dan peningkatan pergerakan orang ke kota-kota di Timur Tengah akan berdampak pada bagaimana panas ekstrem memengaruhi penduduk setempat. Pada tahun 2050-an, hampir 70 persen populasi diperkirakan akan tinggal di kota-kota besar dan pada tahun 2100, jumlah lanjut usia akan melebihi jumlah orang muda di wilayah tersebut.

"Usia lanjut dan kepadatan penduduk yang tinggi merupakan faktor risiko utama untuk penyakit dan kematian terkait panasnya cuaca," tulis penulis penelitian dari The London School of Hygiene & Tropical Medicine dan The Cyprus Institute.

Hal itu terjadi karena orang tua lebih rentan secara fisik. Dan kota cenderung lebih panas. Ini disebabkan oleh hal-hal seperti bangunan yang lebih padat, jalan aspal yang gelap menyerap panas dan kurangnya dedaunan.

Cuaca di kota bisa 2 sampai 9 derajat Celsius lebih hangat daripada di pedesaan di sekitarnya.

Ternak dan Tanaman

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved