Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Pati

Museum Batik Tulis Bakaran Sudewi Berpotensi Berkembang Lewat Program Desa Brilian

Museum Batik Bakaran Sudewi memiliki peranan penting untuk mempertegas posisi batik tulis sebagai produk unggulan di Kabupaten Pati.

Tribunjateng.com/Mazka Hauzan Naufal
Pengelola Museum Batik Bakaran Sudewi, Juwana, Pati, menunjukkan koleksi kain batik, Rabu (14/6/2023). 

TRIBUNJATENG.COM, PATI - Ratusan kain batik tulis dengan berbagai motif terpajang rapi di Museum Batik Bakaran Sudewi, Desa Bakaran Wetan, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati.

Museum yang baru diresmikan pada Oktober 2022 lalu ini memiliki peranan penting untuk mempertegas posisi batik tulis sebagai produk unggulan Desa Bakaran Wetan dan Bakaran Kulon.

Museum yang difungsikan sebagai sentra edukasi dan penjualan batik tulis bakaran ini dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Bakaran Wetan. 

Baca juga: Video Sosok Cantik Jessica Bacaleg Termuda DPRD Solo Ingin Pasarkan Batik Go Internasional

Direktur Bumdes Makmur Lestari Desa Bakaran Wetan, Sutrisno, menjelaskan bahwa museum ini menampilkan hasil karya 13 perajin batik, tujuh dari Desa Bakaran Wetan dan enam dari Desa Bakaran Kulon.

Batik yang dipamerkan di museum ini bisa dibeli dengan kisaran harga mulai Rp100 ribu sampai Rp 900 ribu.

Sebagai sentra edukasi batik bakaran, museum ini juga menampilkan koleksi menarik.

Di antaranya peralatan dan perlengkapan membatik mulai dari canting, malam, hingga gawangan dan gendongan.

Ada pula teks tentang sejarah batik bakaran berukuran besar di tembok sebelah selatan.

Kemudian juga ada infografis berikut ilustrasi sembilan tahapan dalam membatik tulis.

Kemudian, yang tak kalah menarik, ada sejumlah kain batik yang dipajang disertai penjelasan mengenai nama motif berikut filosofinya.

"Salah satunya motif mina tani yang mengandung filosofi kemakmuran masyarakat Kabupaten Pati. Kain motif ini juga yang paling laku. Motif ini muncul waktu zaman Bupati Pati Haryanto. Beliau berkunjung ke pengrajin dan minta dibuatkan motif untuk dipatenkan sebagai motif khas Pati," jelas Sutrisno, Rabu (14/6/2023).

Batik mina tani yang memiliki pola "remekan" atau retakan yang jadi ciri khas ini juga ditetapkan sebagai salah satu seragam Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pati.

Sutrisno menambahkan, museum yang buka setiap hari pukul 09.00 sampai 20.00 WIB ini sebagai sentra edukasi kerap mendapat kunjungan dari pelajar. 

"Banyak anak TK dan SD berkunjung ke sini. Di sini kami mengenalkan proses membatik dan hasil produk batik pada mereka. Rencana ke depan juga ada pelatihan membatik," tutur dia.

Pengelola Museum Batik Bakaran Sudewi, Juwana, Pati 2
Pengelola Museum Batik Bakaran Sudewi, Juwana, Pati, menunjukkan koleksi kain batik, Rabu (14/6/2023).

Bakaran Wetan Diajukan sebagai Desa Brilian

Dengan daya tarik andalan Museum Batik Tulis Bakaran, Desa Bakaran Wetan diajukan oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI) Unit Juwana 1 untuk mengikuti program Desa Brilian.

Program Desa Brilian merupakan program pemberdayaan desa dari BRI yang bertujuan mewujudkan ketahanan ekonomi.

Melalui program ini, BRI memiliki fungsi pemberdayaan (empowerment) bagi UMKM dan perekonomian desa secara keseluruhan.

Kepala Unit BRI Juwana 1, Erwin Baharuddin, menilai keberadaan museum di Desa Bakaran Wetan sangat berpotensi untuk mengembangkan produk batik tulis setempat.

"Museum Batik Bakaran ini merupakan binaan Bumdes setempat. Sangat menarik karena ada 13 pengrajin batik yang dikumpulkan di sini. Kebetulan kemarin kami ikutkan program Desa Brilian. BRI berpartisipasi untuk mengusulkan desa yang punya potensi dan potensi itu bisa dikembangkan. Maka kami Desa Bakaran Wetan yang punya produk unggulan batik tulis," kata dia, Rabu (14/6/2023).

Erwin berharap, program Desa Brilian bisa meningkatkan nilai dari Museum Batik Bakaran agar lebih dikenal secara luas oleh masyarakat Pati, Jawa Tengah, dan Indonesia.

Keikutsertaan dalam program Desa Brilian, menurut Erwin, juga akan memberikan manfaat bagi desa dan para pelaku UMKM batik tulis di dalamnya.

"Dengan diikutkan di program Desa Brilian, nanti banyak manfaat yang akan didapatkan. Salah satunya adalah pembentukan klaster usaha batik yang akan kami bina secara khusus, termasuk lewat pelatihan-pelatihan. Juga memungkinkan jika ada CSR, akan kami usulkan juga," kata dia.

Manfaat lainnya, lanjut Erwin, segala macam kebutuhan perbankan dari anggota klaster usaha batik nantinya juga akan difasilitasi.

Baca juga: Sosok Jessica Bacaleg Termuda DPRD Kota Solo Berkeinginan Pasarkan Batik Go Internasional

"Akan kami bantu untuk maintenance semuanya," ucap dia.

Menurut Erwin, batik tulis bakaran memang sangat potensial untuk dikembangkan karena selain unik, batik tulis membutuhkan keahlian pengrajin khusus yang jarang dimiliki oleh orang lain.

"Tidak banyak yang bisa membuat batik tulis bakaran ini. Maka kita harus membantu untuk mengenalkan lebih luas lagi, salah satunya melalui program Desa Brilian," tandas dia. (mzk)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved