Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Cerita Rakyat

Legenda Batu Gantung, Cerita Rakyat Sumut Sumatera Utara

legenda Batu Gantung asal Danau Toba.Konon, jaman dahulu kala di sebuah desa kecil di tepi Danau Toba hiduplah sepasang suami-istri dengan seorang a

Penulis: Puspita Dewi | Editor: galih permadi
cagarbudaya.sumutprov.go.id
Legenda Batu Gantung Asal Danau Toba 

Orang-orang yang melihat kejadian itu mempercayai bahwa batu itu adalah penjelmaan dari Seruni dan kemudian menamainya sebagai “Batu Gantung”.

Dan, karena ucapan Seruni yang terakhir didengar oleh warga hanyalah “parapat, parapat, dan parapat”, maka daerah di sekitar Batu Gantung kemudian diberi nama Parapat. Kini Parapat telah menjelma menjadi salah satu kota tujuan wisata di Provinsi Sumatera Utara.

Batu Gantung merupakan sebuah keajaiban alam dengan sebuah legenda yang merakyat, benar tidaknya sebuah legenda bukanlah suatu permasalahan.

Wisatawan hanya dapat menikmati pesona dan keunikkan yang dimiliki oleh wisata Batu gantung yang eksotis tersebut

Menyusuri Danau Toba menggunakan kapal menjadi wisata yang wajib dilakukan.

Bukan hanya karena akan melihat pemandangan tebing batu gantung tapi juga danau, bukit hijau dan air yang jernih menembus apa yang berada di dasar danau.

Dari Parapat ada kapal feri carteran dan kapal wisata yang berangkat jika kapal sudah penuh. Kapal tersebutlah yang akan membawa wisatawan melihat Batu Gantung sebelum menuju Samosir.

Ada juga kapal penumpang yang bis digunakan untuk menyeberang tapi jarang melewati batu gantung, karena memang khusus mengantar penumpang, alias tidak mau sedikit ambil rute lebih jauh hanya untuk singgah ke batu gantung.

Jadi sebelum menyeberang, pastikan untuk bertanya apakah kapal tersebut lewat batu gantung.

Jika anda dari Parapat, ada 2 pelabuhan yang digunakan untuk menyeberang yaitu Pelabuhan Ajibata dan Tigaraja. Tapi di keduanya jarang melewati rute batu gantung, kapal feri yang pasti melewati batu gantung biasanya ada di pinggil danau wisata tempat hotel dan pondok wisata berada.

Roman, kenek kapal, menuturkan rute untuk melihat tebing batu gangung sedikit memutar dan lebih jauh. Sehingga kapal penumpang jarang lewat situ. Sedangkan kapal wisata, memang khusus untuk menunjukkan wisatawan objek wisata tersebut.

"Selain berbeda rute, namun satu tujuan yakni Pulau Samosir, ongkos penumpang berbeda. Jika kapal penumpang Rp 8 ribu per orang, sedangkan kapal wisata bisa Rp 15 ribu per orangnya," katanya.

(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved