Berita Viral
Petaka Kamar 301 bagi 2 Waria Fury dan Deca yang Jadi Korban Pemerasan Oknum Polisi, Siapa Sugianto?
etaka Kamar 301 bagi dua waria yang akan melayani pria hidung belang di sebuah hotel. Saat mereka berdua sampai dalam hotel langsung disuruh telanjang
TRIBUNJATENG.COM, MEDAN -- Petaka Kamar 301 bagi dua waria yang akan melayani pria hidung belang di sebuah hotel.
Saat mereka berdua sampai dalam hotel langsung disuruh telanjang, keduanya pun minta uang panjar dulu, lalu si hidung belang masuk kamar mandi dan tiba-tiba kamarnya digerebek.
Entah jebakan atau apa yang pasti dua waria yang bernama Fury dan Deca harus merasakan nasib pilu akibat kejadian ini.
Mereka malah menjadi korban pemerasan oleh oknum polisi.
Kejadian tersebut terjadi di Medan, Sumatera Utara. Mereka mengajukan laporan ke Sentra Penanganan Kejahatan Terpadu (SPKT) Polda Sumut pada Jumat (23/6/2023) yang lalu.
Dilansir dari TribunStyle, awal mula kejadian ini berawal dari pesanan Open BO. Kedua waria ini awalnya menerima pesanan dan diajak ke sebuah hotel.
Namun, di tengah perjalanan, mereka mengalami kejadian yang tidak terduga.
Pintu hotel yang mereka datangi ternyata didobrak oleh sekelompok orang yang diduga sebagai polisi berpakaian preman.
Bukan hanya Fury dan Deca yang menjadi korban, pria yang memesan jasa mereka juga turut digiring oleh polisi karena terkait dengan kasus narkoba.
Akhirnya, kedua waria ini juga ikut digiring bersama dengan pria tersebut. Muncul dugaan bahwa mereka diperas dengan jumlah uang sebesar 50 juta rupiah.
Setelah mengalami pemerasan tersebut, Fury dan Deca resmi melaporkan kejadian tersebut ke Polda Sumut.
Mereka datang ke SPKT Polda Sumut dengan didampingi oleh teman dan kuasa hukum mereka.
Mereka membawa bukti berupa tanda laporan LP/B/758/VI/2023/SPKT/POLDA SUMATERA UTARA yang diterbitkan pada tanggal 23 Juni.
Kuasa hukum kedua waria, Marselinus Duha, mengungkapkan bahwa kliennya melaporkan dugaan pemerasan yang mereka alami. Namun, terkait dengan rekayasa kasus yang terjadi, mereka belum dapat melaporkannya.
"Dalam pembuatan laporan ini, yang diterima adalah pasal pemerasan," kata Marselinus Duha, kuasa hukum kedua waria tersebut pada Jumat (23/6/2023) malam.
Marselinus juga menjelaskan bahwa kedua kliennya tersebut mengalami pemerasan di gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum pada tanggal 20 Juni yang lalu.
Kejadian pemerasan yang menimpa Fury dan Deca ini menunjukkan betapa pentingnya penegakan hukum yang adil dan perlindungan terhadap hak asasi setiap individu.
Semoga kasus ini dapat ditangani dengan serius oleh pihak berwenang untuk mencari kebenaran dan memberikan keadilan bagi kedua korban pemerasan tersebut.
Marselinu menjelaskan awalnya mereka diminta uang sebesar Rp 100 juta. Namun keduanya menyebut tidak memiliki uang segitu dan menawar ke angka Rp 35 juta.
Singkat cerita kesepakatan terjadi dan uang yang harus diserahkan atau dikirim sebanyak Rp 50 juta.
Uang dikirim dari rekening BRI atas nama Kamal Ludin ke rekening atas nama penerima Sugianto.
"Karena ketakutan mereka mengirim 50 juta dengan transfer melalui Brimo."
Sebelumnya diberitakan, dua waria diduga menjadi korban pemeriksaan personel Polda Sumut pada 20 Juni.
Salah satu waria, Deca menceritakan, kejadian bermula dari dirinya mendapat pesan singkat sekaligus melalui WhatsApp dari seorang laki-laki bernama Hans.
Dia diminta untuk melayani laki-laki tersebut, di sebuah hotel di kawasan Jalan Ringroad, Kota Medan, pada Senin 19 Juni 2023 lalu.
"Jadi di jam 19.11 WIB, aku dapat WhatsApp dibilang lu bisa open BO ST katanya, aku bilang bisa. Dia tanya tarif berapa terus," kata Deca saat ditemui di kantor LBH Medan, Jumat (23/6/2023).
Kemudian, laki-laki tadi meminta dirinya untuk mencarikan lagi satu orang temannya waria agar bisa berhubungan dengan dua waria sekaligus.
Kemudian Deca menghubungi rekannya bernama Fury.
Kemudian, mereka diminta untuk datang ke sebuah hotel di kawasan Jalan Ringroad, Kota Medan.
"Kami bareng - bareng ke hotel, sempat nunggu lama lalu kami naik ke lantai tiga kamar nomor 301," ungkapnya.
Dia menjelaskan, di dalam kamar ia dan rekannya langsung bertemu dengan laki-laki yang memesannya.
Di sana, mereka di minta untuk membuka seluruh pakaiannya.
Namun, keduanya menolak dan meminta uang panjar kepada laki-laki tersebut.
Kemudian, laki-laki tersebut masuk ke dalam kamar mandi.
Tak lama, pintu kamar mereka pun digedor dari kamar luar.
Setelah pintunya dibuka, ternyata ada sejumlah pria berpakaian preman yang diduga oknum polisi.
"Di situ terjadi penggerebekan itu, nggak ada alasan apapun, mereka langsung nangkap kami. Ada sekitar delapan orang," bebernya.
Ketika itu, Deca mengungkapkan bahwa dirinya sempat memberontak dan mempertanyakan surat penangkapan terhadap dirinya dan temannya itu.
"Kami tanya mana surat penangkapan, cuma ditunjukin kertas saja," ungkapnya.
Deca mengatakan, saat itu pria yang datang diduga oknum polisi itu melakukan pemeriksaan di kamar.
Tak lama, laki-laki yang memesannya pun keluar dari dalam kamar mandi.
Lalu, diduga oknum polisi ini pun melakukan pemeriksaan dan ditemukan sabu dari tangannya.
"Jadi tamu kami itu pura-pura ngeluarin bungkusan, langsung kami dibilang mau Makai narkoba di hotel itu," katanya.
"Kami bilang nggak ada niat untuk itu, pembahasan di chat WhatsApp juga nggak ada ngebahas itu," sambungnya.
Dia menuturkan, setelah itu mereka pun dibawa dan juga laki-laki yang memesannya.
Namun, mereka dibawa secara terpisah menggunakan dua unit mobil.
"Kami di bawa, handphone saya di tahan, dia nakut - nakutin aku dia bilang aku kena pasal perdagangan orang," ujarnya.
Disampaikan, tak lama mobil yang membawa itu pun tiba di Polda Sumut dan mereka dibawa langsung ke sebuah ruangan di sana.
"Sampai di Polda, kami diintrogasi mereka memaksa aku buka rekening ku. Kami diperiksa di sana, di ngomong gol ini," bebernya.
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Oknum Polisi di Medan Pesan Open BO ke Waria, Endingnya Malah Jadi Kasus Pemerasan
Baca juga: Disnakeswan Jateng Siapkan 5.000 Dosis Vaksin Rabies
Baca juga: Menyamar Jadi Wanita, Pria Ini Tembak Sepupunya Sendiri, Motifnya Sakit Hati
Baca juga: KAI Daop 4 Semarang SiapkanĀ 221.416 Tempat Duduk Selama Libur Sekolah & Idul Adha
Baca juga: Semarang Sering Langka Obat ARV, Target Three Zero Dipandang Pesimis Para ODHIV
Sosok Dion Bertemu Arya dan Vara di Mall, Polisi Masih Tutup Identitasnya, Ada Apa? |
![]() |
---|
Merah Putih Berdampingan dengan Bendera One Piece, Simbol Perlawanan atau Sekadar Tren? |
![]() |
---|
Viral Tiba-tiba Ada Makam di Tepi Jalan Kota Jambi, Warga: Sampah Liar Makin Parah |
![]() |
---|
Plot Twist, Terungkap Sifat Orang Tua Bocah SD Semarang ke Sekolah Lewati Sungai, Suka Bikin Masalah |
![]() |
---|
Heboh Teror Pocong Hantui Warga Sidodadi Sidoarjo Diduga Tali Kafan Tak Dilepas, Ini Faktanya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.