Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Ekonomi Bisnis

Cerita Warung Sambel Iwak Pe di Pati: Adaptasi Transformasi Digital Menuju Cashless Society

Diah Muzaroah, pemilik warung, menyadari bahwa memang harus mengadaptasi sistem pembayaran nontunai supaya tidak ketinggalan zaman.

Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: deni setiawan
TRIBUN JATENG/MAZKA HAUZAN NAUFAL
Pemilik warung Sambel Pee S'mbok Pati, Diah Muzaroah (kiri), melihat Nurajay, seorang pembeli, memindai QRIS untuk melakukan pembayaran nontunai, Jumat (23/6/2023) malam. 

"Dulu saya sambi waktu masih kerja di radio."

"Saya pesan-antar."

"Masak di rumah."

"Makin lama makin banyak yang tanya warungnya di mana."

"Akhirnya setelah 5 bulan masak di rumah, akhir 2018 saya buka warung di Jalan Kiai Saleh Pati," kata dia.

Kali pertama membuka warung, Diah menempati parkiran warung semur kikil milik kakaknya.

Dulu, modal awal Diah ialah uang tabungan sebesar Rp 8 juta yang dia gunakan untuk membeli barang keperluan warung, di antaranya kulkas dan kompor.

"Awalnya saya cuma jualan sambel pe."

"Tahun awal mencari pelanggan, banyak yang coba, dan makin ramai karena getok tular."

"Kemudian pada minta menu lain, akhirnya saya juga buat penyet ayam dan aneka jenis ikan," kata dia.

Diah mengatakan, keunggulan menu bikinannya dari warung penyetan lain ialah penyajian dua jenis sambal.

"Di sini ada dua sambel, sambel ijo dan merah."

"Ini resep kreasi sendiri."

"Mirip sambal buatan ibu, tapi saya modifikasi dan inovasi lagi," ucap dia.

Sambal andalan Diah ternyata banyak disukai orang.

Baca juga: Pedagang Sembako Mitra Startup Tokobako Dapat Tambahan Modal dari BRI

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved