Berita Semarang
Dispertan Kota Semarang Waspadai Hewan Kurban Sakit Lato-Lato Jelang Iduladha
Dinas Pertanian (Dispertan) Kota Semarang mewaspadai adanya hewan kurban yang mengidap penyakit lato-lato menjelang Iduladha.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Dinas Pertanian (Dispertan) Kota Semarang mewaspadai adanya hewan kurban yang mengidap penyakit lato-lato menjelang Iduladha.
Paramedik Veteriner Dispertan Kota Semarang, Yuniargo Heru Prabowo mengatakan, lebaran Iduladha tahun lalu sempat ada wabah penyakit kuku dan mulut (PMK). Pada tahun ini, jumlah hewan ternak yang mengidap PMK tidak sebanyak tahun lalu. Namun, penyakit ini tetap perlu diwaspadai.
Selain PMK, ada penyakit lato-lato atau secara ilmiah disebut lumpy skin disease (LSD). Hewan yang terkena penyakit ini tidak sah sebagai syarat kurban. Pasalnya, jika hewan mengidap penyakit ini parah, dagingnya bisa rusak.
"Di kulit ada benjolan-benjolan. Kalau sudah parah sampai pecah, itu bisa masuk sampai ke dagingnya. Dagingnya bis rusak. Untuk syarat hewan kurban tidak sak," jelas Heru, sapaannya, saat meninjau lapak penjualan hewan kurban di Jolotundo, Senin (26/6/2023).
Dari hasil pemantauan yang dilakukan Dispertan bersama instansi terkait, pihaknya tidak menjumpai hewan yang mengidap penyakit lato-lato. Seluruh hewan yang dijual dalam kondisi sehat.
"Alhamdulillah, yang kami pantau hewannya aktif, berarti sehat. Tadi, juga ada SKKH (surat keterangan kesehatan hewan). Kemudian, kami cek sapi maupun kambing sudah poel," terangnya.
Pedagang hewan kurban di Jolotundo, Nunung Wijayanti mengatakan, ada kekhawatiran pedagang terkair penyakkt lato-lato. Namun, dia memastikan hewan yang ia bawa dari daerah Pati dalam kondisi sehat. Pihaknya juga mengantongi SKKH dari daerah asal.
"Sekarang lagi musim lato-lato. Alhamdulillah, punya kami tidak ada yang gejala itu. Tahun kemarin ada yang kena PMK, langsung kami pulangkan. Sekarang, sehat-sehat," paparnya.
Berbagai upaya, lanjut Nunung, dilakukan agar hewan ternak yang ia jual tetap sehat, antara laim terus memberi makan secara rutin. Jika ada yang bergejala, ia langsung mengobatinya agar tidak sampai sakit parah.
"Sudah ada ahlinya sendiri. Obat-obat kami bawa," tambahnya.
Jelang Iduladha 2023 ini, diakuinya, penjualan hewan kurban lebih ramai dibanding tahun lalu.
Dia membawa 150 kambing dan 22 sapi dengan kisaran harga Rp 2,5 juta - Rp 9 juta untuk kambing dan Rp 18 juta - Rp 28 juta untuk sapi.
"Kambing sudah laku 100. Sapi baru 10," ungkapnya. (eyf)
Baca juga: Putri Anne Lepas Hijab, Instagram Amanda Manopo Diserang Netizen Diduga Rebut Arya Saloka
Baca juga: Alasan Renaga Tahier Diam-diam Nikah Muda di 2021 hingga Dituding Telantarkan Istri dan Anak
Baca juga: Petaka Suara Desahan di Toilet : Pak Kadus Bacok Sang Istri yang Selingkuh dengan Berondong
Baca juga: Bila Urat Malu Sudah Putus! Suami Ini Nekat Berselingkuh di Wisma Seusai Antar Istri Berangkat Haji
Bawang Putih di Dapur MBG Kota Semarang Ternyata Masih Mengandung Pestisida |
![]() |
---|
Bajaj Mulai Beroperasi di Kota Semarang, Dishub: Tidak Ada Izinnya |
![]() |
---|
Merawat Jenazah Adalah Ibadah Fitrah Wajib Berpedoman Ajaran Rasulullah SAW, Bukan Sekadar Tradisi |
![]() |
---|
Wali Kota Semarang Sebut Upayakan Tempat Tinggal untuk Korban Kebakaran di Jagalan |
![]() |
---|
Buka Peluang Wisata, Ngesti Bupati Semarang Optimistis Dampak Tol Bawen Semarang-Jogja |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.