Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

BRIFellowshipJournalism

Evani Jesslyn Dirikan Strada Coffee di Semarang demi Lejitkan Citra Positif Kopi Asli Indonesia

Evani Jesslyn (32) tidak suka minum kopi. Tiap kali minum kopi, perempuan asal Kota Semarang ini selalu mulas, pusing, dan berkeringat dingin.

|
Instagram @evani_jesslyn
Pemilik Strada Coffee Semarang, Evani Jesslyn. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Evani Jesslyn (32) tidak suka minum kopi. Tiap kali minum kopi, perempuan asal Kota Semarang ini selalu mulas, pusing, dan berkeringat dingin.

Namun itu dahulu, sebelum dia merasakan nikmatnya kopi gayo yang dia minum saat bekerja di Amerika Serikat.

Pada 2012, setelah lulus dari University of California, Berkeley, Evani bekerja sebagai auditor sebuah perusahan besar di Silicon Valley, San Jose, California.

"Pekerjaan sebagai auditor menuntut lembur, dari pagi sampai pagi lagi. Suatu saat, teman kerja menawari saya kopi supaya tidak mengantuk. Awalnya saya masih ragu.

Tapi begitu saya seruput, saya kaget kok rasanya enak. Setelah saya habiskan satu gelas, saya juga tidak mulas atau pusing," kata Evani dalam pidato yang disiarkan Youtube TEDx Talks dan diunggah pada 18 Agustus 2020.

Ketika Evani menanyakan tentang asal kopi yang dia minum, dia terkejut karena teman kerjanya bilang, kopi tersebut berasal dari Sumatra, Indonesia.

Dari situlah Evani mulai tertarik dengan kopi. Dia lalu menyambangi kafe-kafe di Amerika Serikat di mana kopi asal Indonesia banyak disajikan.

Singkat cerita, Evani lalu pulang ke tanah air untuk tahu lebih banyak tentang kopi asli Indonesia. Dia membawa asumsi bahwa kopi Indonesia tentu lebih enak diminum di Indonesia.

"Tapi, ketika saya coba minum kopi di Semarang, kok saya mulas lagi, pusing lagi. Kok saya tidak bisa minum kopi lagi," ujar dia.

Karena penasaran, Evani lalu pergi ke Gayo, Aceh, untuk mencari tahu lebih banyak tentang kopi yang bisa dia nikmati saat di Amerika.

Berbincang dengan petani kopi di sana, Evani baru tahu bahwa ternyata biji kopi terbaik dari Indonesia diekspor ke luar. Sementara, kopi dengan kualitas di bawahnya untuk pasar lokal.

Bagi Evani, kondisi ini ironis. Banyak orang menilai kopi dari luar negeri lebih enak, padahal biji kopinya diambil dari Indonesia.

Dari situlah, Evani lalu berkomitmen untuk berbuat sesuatu demi memperkuat khazanah perkopian di Indonesia.

Dia lalu mengikuti ujian untuk mendapatkan lisensi Q Grader, lisensi untuk penguji cita rasa kopi.

"Setelah itu, agar bisa memberi kopi-kopi kualitas terbaik dari seluruh Indonesia, saya harus tahu prosesnya. Akhirnya saya belajar roasting dari Manual Diaz, seorang ahli kopi dunia," ucap dia.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved