Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

3 Meninggal Setelah Konsumsi Daging Sapi Mati, Ini Gejala Terkena Antraks dan Cara Penularannya

Tiga orang meninggal dunia di Dusun Jati, Desa Candirejo dengan riwayat menyembelih daging sapi terkena antraks yang sudah mati

Editor: muslimah
PIXABAY/RITAE via Kompas
Ilustrasi sapi, ternak sapi. Direktur Kesehatan Hewan di Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, Nuryani Zainuddin menerangkan Kabupaten Gunung Kidul adalah salah satu kawasan endemis antraks. 

"Luka di tangan dan bengkak, kemudian mungkin gejala lain juga sehingga perlu dirawat, intinya masih dalam perawatan karena perlu ditangani di RSUD Wonosari, yang bersangkutan laki-laki dan usianya sudah sepuh (tua),” ujar Dewi dalam jumpa pers, Kamis (06/07)

Dia menambahkan pria tersebut ikut mengonsumsi daging ternak yang terkontaminasi antraks.

"Iya (yang masuk rumah sakit) ikut mbrandu, jadi dia ikut (mengonsumsi).”

Seperti apa penularan antraks?

Antraks adalah penyakit yang bersifat zoonosis, ditularkan dari hewan ke manusia.

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis yang biasa menyerang hewan herbivora. 

“Bila berkontak dengan udara, bakteri antraks akan membentuk spora yang resisten terhadap kondisi lingkungan dan bahan kimia tertentu, serta dapat bertahan selama puluhan tahun di dalam tanah,” kata Imran Pambudi, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan.

Spora antraks dapat masuk ke dalam kulit melalui sayatan atau luka, mengakibatkan benjolan-benjolan di kulit seperti melepuh. Kasus inilah yang paling banyak terjadi di Indonesia, menurut Imran.

Spora juga dapat masuk ke saluran pencernaan melalui daging dari hewan yang tertular, ke paru-paru bila terhisap (kasus paling mematikan), dan lewat injeksi.

Kementerian Kesehatan mengatakan hewan ternak yang terjangkit antraks harus dibakar atau dikubur, dan tidak boleh disembelih.

"Ternak mati karena sakit lalu disembelih dan dibagikan"

Imran menjelaskan wabah antraks di Gunung Kidul ditandai dengan kematian sejumlah sapi dan kambing pada bulan Mei. Sebagian hewan ternak yang mati karena sakit itu disembelih dan dibagi-bagikan kepada warga untuk dikonsumsi.

“Ini yang menjadi salah satu penyebab penyebarannya,” kata Imran dalam konferensi pers virtual yang diselenggarakan Kemenkes, Kamis (06/07).

Salah satu korban yang meninggal, warga berusia 72 tahun berinisial WP, diketahui sempat membantu penyembelihan sapi yang sakit.

Ia masuk rumah sakit pada tanggal 1 Juni dengan keluhan gatal-gatal, bengkak, dan luka.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved