Berita Viral
3 Meninggal Setelah Konsumsi Daging Sapi Mati, Ini Gejala Terkena Antraks dan Cara Penularannya
Tiga orang meninggal dunia di Dusun Jati, Desa Candirejo dengan riwayat menyembelih daging sapi terkena antraks yang sudah mati
WP dirujuk ke RS Sardjito pada tanggal 3 Juni kemudian diambil sampel darahnya dan didiagnosis suspek antraks. Keesokan harinya, dia meninggal dunia.
Belakangan, tim dari Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates mendapatkan hasil tes positif antraks pada sampel tanah dari lokasi kematian hewan ternak.
Gunungkidul, kawasan endemis antraks
Sudah lima kali terjadi wabah di wilayah tersebut yaitu pada Mei 2019, Desember 2019, Januari 2020, Januari 2022, dan yang terbaru Mei-Juni 2023.
Nuryani mengatakan penyakit antraks tidak dapat dimusnahkan, hanya dapat dikendalikan.
Kementerian Pertanian menyalurkan 96.000 vaksin antraks ke provinsi-provinsi dan vaksinasi dilakukan setiap tahun oleh pemerintah daerah pada hewan-hewan yang rentan.
“Tapi karena terbentuk spora di tanah, dan adanya faktor risiko purak di Yogya ini ... sehingga menimbulkan faktor risiko kejadian antraks yang munculnya cukup cepat di manusia,” ujarnya.
Untuk kasus terbaru di Gunung Kidul, Nuryani mengatakan kematian hewan ternak sudah terjadi pada November 2022, lalu pada April dan Mei 2023 , namun baru dilaporkan pada dinas terkait pada awal Juni.
Satu warga yang punya riwayat memotong daging sapi yang mati menunjukkan tanda klinis antraks dan meninggal pada 25 Mei dengan diagnosis radang selaput otak (meningitis).
Dua warga lainnya yang juga ikut menyembelih sapi mati menunjukkan gejala klinis kulit gatal bengkak dan mual; mereka meninggal pada tanggal 29 Mei dan 4 Juni.
Apa itu tradisi mbradu?
Kepala Desa Candirejo, David Warisman, mengatakan kematian hewan ternak dilaporkan belakangan karena “banyak pertimbangan”.
“Sebenarnya sebelum Idul Adha itu sudah ada, cuma kami mempertimbangkan ketika ini nanti mencuat ke publik, otomatis kasihan warga kami, peternak kami yang akan menjual hewan kurban karena kan tidak keseluruhannya antraks.
"Jadi banyak hal yang kami pertimbangkan,” kata David kepada BBC News Indonesia lewat sambungan telepon.
Tentang tradisi Mbradu, dia sendiri tidak tahu sejak kapan tradisi tersebut dilakukan, tetapi menilai itu sebagai perwujudan sifat peduli, keinginan membantu tetangga dengan cara membeli daging hewan yang sudah mati atau yang sakit.
“Mudah-mudahan ada hikmahnya dari kejadian ini. masyarakat jadi lebih selektif, lebih hati-hati untuk mengonsumsi hewan yang sudah mati atau yang sakit,” ujarnya, seraya menambahkan bahwa warga desanya akan mendukung langkah-langkah yang dilakukan oleh dinas setempat.(Kompas.com)
10 Fakta Pembunuhan Alberto Tanos Cucu Tunggal 9 Naga: Dipicu Cemburu dan Pesta Miras |
![]() |
---|
Viral Oknum TNI Tampar Sopir yang Kibarkan Bendera One Piece: Itu Bendera China! |
![]() |
---|
Qoala dan GODA Hadirkan GODA EV Shield: Proteksi Sepeda Listrik Tanpa Biaya Tambahan |
![]() |
---|
Penyebab Tewasnya Prada Lucky Namo, Dianiaya 20 Senior Pakai Selang dan Tangan |
![]() |
---|
Warga Suriah Berbondong-bondong Cari Emas di Sungai Eufrat yang Mengering, Benarkah Tanda Kiamat? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.