Berita Kudus
Cegah Bayi Lahir Sumbing, Ibu Hamil Perlu Diedukasi Pola Hidup Sehat
Faktor penyebab utama bibir sumbing yang dialami bayi sejak lahir masih menjadi teka-teki.
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Faktor penyebab utama bibir sumbing yang dialami bayi sejak lahir masih menjadi teka-teki.
Hingga kini, belum bisa diketahui secara spesifik hal-hal yang memicu kelahiran bayi dalam keadaan bibir sumbing.
Hal itu disampaikan Country Manager and Program Director Indonesia pada lembaga sosial Smile Train Indonesia, Deasy Larasati, Sabtu (8/7/2023) di Kudus.
Deasy mengatakan, ada banyak faktor yang disinyalir menjadi pemicu munculnya kasus bibir sumbing. Yaitu sebuah kondisi di mana anak mengalami kesulitan dalam berbicara karena stuktur wajah yang kurang sempurna pada bagian bibir atau langit-lanhit mulut.
Menurut dia, selain faktor kelainan genetik atau keturunan, munculnya kasus bibir sumbing bisa saja dipicu nutrisi dan gizi tidak terpenuhi pada ibu hamil muda.
Kondisi ini lah yang dinilai menjadi salah satu penyebab struktur wajah bayi tidak bisa terbentuk dengan sempurna. Di samping bisa saja terjadi karena faktor-faktor lainnya.
Deasy mengajak masyarakat Indonesia untuk mengedukasi ibu hamil dan keluarganya, agar bisa mencukupi kebutuhan nutrisi dan gizi selama kehamilan.
Hal itu sebagai upaya untuk menekan tingginya angka kelahiran bayi dalam keadaan bibir sumbing yang diperkirakan mencapai 7.000-8.000 anak per tahun di Indonesia.
Pihaknya berharap, edukasi serupa terus digencarkan terkait hal-hal yang bisa mengatasi kasus bibir sumbing.
"Faktor lain, bisa saja ibu hamil muda kelelahan, atau terkontaminasi obat-obatan atau zat kimia. Banyak faktor yang dimungkinkan sebagai penyebab lahirnya kasus bibir sumbing. Karena ada proses penyatuan janin menjadi bayi utuh yang perlu dipantau perkembangannya," terangnya.
Deasy menjelaskan, sebagai aktivis di bidang sosial operasi bibir sumbing dan langit-langit, pihaknya menyarankan agar operasi bibir sumbing segera dilakukan pada usia bayi 3 bulan dengan berat badan 5 kilogram. Sedangkan operasi langit-langit disarankan pada usia bayi 1 tahun dengan berat badan 10 kilogram.
Kondisi tersebut dinilai menjadi waktu yang tepat untuk dilakukan tindakan pada bayi yang mengalami bibir sumbing dan gangguan langit-langit. Dalam rangka mempersiapkan anak untuk melalui fase berbicara, sehingga kondisi bibir dan langit-langit yang sudah diperbaiki bisa mendukung anak cakap dalam berbicara.
"Semakin tertangani tepat waktu, resiko gangguan bicara kurang bagus bisa diantisipasi dengan baik. Anak ketika waktunya berbicara sudah tertutup celah langit-langitnya dan bibirnya, bisa mendukung dalam berbicaranya," ujarnya.
Di lain sisi, Deasy menegaskan bahwa bayi yang lahir dengan kondisi bibir sumbing dan langit-langit bukan sebuah kutukan atau semacamnya. Sehingga masyarakat tidak perlu menjauhinya.
Kata dia, kasus bibir sumbing tidak ada hubungannya dengan hal yang goib. Murni faktor kesehatan yang bisa dialami oleh setiap bayi, lantaran setiap ibu hamil mempunyai resiko masing-masing.
| Mlampah Bareng Santri, Puluhan Ribu Santri di Kudus Padati Alun-alun |
|
|---|
| 555 Bonsai dari Berbagai Daerah di Indonesia Dipamerkan di Kudus |
|
|---|
| Bupati Kudus, Sam'ani: ASN Tidak Boleh "Medit" Kepada Tetangga, Harus Rajin Bersedekah |
|
|---|
| Gerakan ASN Kudus Belanja di Pasar Tradisional Dimulai dari Pasar Kliwon |
|
|---|
| Dari Cacahan Sampah Plastik Disulap Jadi Genteng Smart Light Energy Skala Rumah Tangga dan Sekolah |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.