Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Pemilu 2024

16 Parpol di Wonosobo Sepakat Jalani Pemilu 2024 dengan Damai, Aman, dan Sejuk

Sebanyak 16 partai politik di Kabupaten Wonosobo mengucapkan ikrar dan penandatanganan Deklarasi Pemilu Damai, Aman, dan Sejuk di Kabupaten Wonosobo

Penulis: Imah Masitoh | Editor: Muhammad Olies
Tribunjateng.com/Imah Masitoh
Suasana Dialog dan Deklarasi Pemilu Damai, Aman, dan Sejuk di Kabupaten Wonosobo, di Polres Wonosobo, Senin (10/7/2023). 

TRIBUNJATENG.COM, WONOSOBO – Sebanyak 16 partai politik di Kabupaten Wonosobo mengucapkan ikrar dan penandatanganan Deklarasi Pemilu Damai, Aman, dan Sejuk di Kabupaten Wonosobo 2024. 

Deklarasi Pemilu Damai didahului dengan Dialog Pemilu Damai, Aman, dan Sejuk di Kabupaten Wonosobo yang diselenggarakan Polres Wonosobo, Senin (10/7/2023).

Kegiatan ini ditujukan untuk menciptakan situasi yang aman saat pelaksanaan tahapan Pemilu 2024 yang sedang berlangsung hingga hari H pada 14 Februari tahun depan.

Selain dihadiri pengurus 16 partai politik, kegiatan ini juga diikuti jajaran Forkopimda, KPU, hingga Bawaslu Wonosobo.

Para pihak ini juga berdialog membahas sejumlah hal strategis terkait Pemilu 2024.

Kapolres Wonosobo, AKBP Eko Novan Prasetyopuspito mengatakan, kegiatan ini ditujukan untuk menyamakan persepsi dalam rangka menjaga kondusivitas di daerah. 

"Semua pihak bersama-sama mari kita samakan interpretasi persepsi. Bagaimana kita menciptakan memelihara rasa aman di Kabupaten Wonosobo," ujarnya.

Baca juga: Ciptakan Pemilu Damai, Masyarakat Kota Pekalongan Diminta Bijak Gunakan Medsos

Baca juga: 795 Anggota PPS Dilantik, Ketua KPU Wonosobo: Kemungkinan Masa Kerja Mereka Hingga Awal 2025

Baca juga: Polres Wonosobo Gelar Festival Kearifan Lokal dan Bazar UMKM, Pengunjung Makan Gratis Sepuasnya

Kapolres juga menyampaikan potensi kerawanan yang dapat muncul seiring perkembangan teknologi belakangan ini.

Menurutnya, saat ini ada paparan baru teknologi yang belum disadari masyarakat.

Ia mencontohkan seperti bias informasi, filter bubble hingga echo chamber.

Bias informasi merupakan kondisi seseorang mencari, mengingat dan menginterpretasi dengan keyakinannya sendiri.

Dampaknya memperkuat pandangannya dan akan mengurangi sudut pandang yang berbeda atau tidak mau terbuka.

Misalnya seseorang hanya akan membaca berita yang sudut pandangnya cocok dengan mereka. 

"Kemudian filter bubble yang memanfaatkan bias konfirmasi seseorang, bahwa seseorang akan cenderung ingin mendapatkan pendapat atau informasi yang sesuai dengan pendapatnya," jelasnya.

Selain itu hal yang perlu diwaspadai ialah dengan adanya echo chamber yakni ruang gema yang berdampak munculnya polarisasi masyarakat. 

"Ngga usah diapa-apakan, teknologi ini sudah mampu menciptakan polarisasi," imbuhnya.

Hal-hal ini harus disikapi masyarakat dengan sesuatu yang positif, terlebih saat tahun politik seperti sekarang ini.

AKBP Eko Novan beharap masyarakat dan berbagai pihak yang terlibat dalam proses Pemilu, bisa berfikiran terbuka, toleransi, dan mau menerima perbedaan.

"Tetap menghargai sesama, menghormati sesama. Karena dengan rasa itu keamanan dapat terciptakan. Keamanan dan ketertiban dapat terpelihara," harapnya.

AKBP Eko Novan menambahkan, hingga saat ini kondisi keseluruhan di Kabupaten Wonosobo masih dalam keadaan aman kondusif.

Pihaknya senantiasa melakukan pencegahan potensi kerawanan yang ada. Keamanan dapat terpelihara dengan baik dengan kerja sama seluruh stakeholder.

"Dialog dan deklarasi Pemilu aman ini adalah sesuatu yang awal. Datang bersama adalah awal. Duduk bersama itu adalah kemajuan. Bekerja bersama adalah keberhasilan. Harapan kami bisa bekerja sama untuk menciptakan keberhasilan untuk menjaga Wonosobo yang aman dan damai," tandasnya. (ima)

 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved