Berita Blora
Bupati Blora Bakal Evaluasi Kepala OPD Yang Tidak Inovatif
Bupati Blora Arief Rohman menegaskan, bakal mengevaluasi Kepala Dinas atau OPD di lingkungan Pemkab Blora jika tidak inovatif.
Penulis: ahmad mustakim | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, BLORA – Bupati Blora Arief Rohman menegaskan, bakal mengevaluasi Kepala Dinas atau OPD di lingkungan Pemkab Blora jika tidak inovatif.
Hal itu disampaikan saat memberikan arahan di Rapat Koordinasi Evaluasi dan Penguatan Perangkat Daerah Kabupaten Blora di Pendopo Rumah Dinas Bupati Blora, Senin (10/7/2023).
"Kuncinya inovasi bagus dan berhasil itu khan ada Kepala Dinas atau perangkat daerah. Kalau tidak siap dan tidak serius untuk inovasi-inovasi yang kreatif ya kita evaluasi. Semua kan tujuannya untuk pelayanan terhadap masyarakat Blora," tegas Arief Rohman kepada tribunmuria.com.
Pada tanggal 23 Desember 2022 lalu, Pemerintah Kabupaten Blora mendapatkan penghargaan Innovation Government Award (IGA)dari Kementerian Dalam Negeri.
Disampaikan, di tahun 2022 nilai Indeks Inovasi Daerah (IID) Blora meningkat dari urutan ke -80 menjadi urutan ke 16 dari 415 pemerintah kabupaten seluruh Indonesia.
Di tahun 2023, Bupati Arief menargetkan Blora masuk 10 besar.
"Tahun 2022 kan kita peringkat 16 besar se –nasional. Kita optimis tahun 2023 bisa masuk 10 besar. Untuk itu kita harus bersama-sama berupaya lebih keras lagi untuk mencapainya," jelas Arief Rohman.
Pria yang akrab disapa Mas Arief ini mengatakan, termasuk stunting tadi pihaknya juga minta ada inovasi.
"Saya ingin MOU yang sudah kita lakukan dengan perguruan tinggi yang ada, kita akan fokuskan untuk untuk bagaimana masing-masing Perguruan tinggi Negeri maupun swasta mungkin mendampingi satu desa juga OPD juga," terang Arief Rohman.
"Termasuk nanti pelibatan puskesmas, kemudian CSR nanti dari BUMN maupun BUMD atau stakeholder mana saja lah yang mau membantu kita. Termasuk teman-teman media juga yang ikut mengawasi, juga bisa ngasih masukan. Biasanya banyak faktor," imbuh Arief Rohman.
Mas Arief juga mencontohkan salah satu contoh desa Sidomulyo.
"Salah satu rektor dari UIN Gusdur itu mereka menyampaikan bahwa faktornya ternyata pola masyarakat yang tidak mau berubah, mereka berada di zona nyaman menjadi masuk miskin ini untuk berubah menjadi tidak miskin ini ternyata sulit, mengubah ini susah. Nah hal ini harus ada pendamping dari berbagai pihak," papar Arief Rohman.
Dikatakannya, hal ini kontrak dan komitmen agar Kepala OPD ini lebih serius, termasuk Kepala Puskesmas juga santai-santai tidak ada inovasi maka akan dievaluasi.
"Termasuk catatan beberapa OPD yang belum setor inovasinya, ini masih ada waktu terakhir 28 Juli 2023.harusnya sebelumnya sudah ada setor program inovasi," ungkap Arief Rohman.
Diharapkan budaya inovasi dapat tumbuh dan berkembang sehingga menjadikan Blora unggul dan berdaya saing.
Harga Cabai Merah Keriting di Blora Tembus Rp 40 Ribu per Kilogram, Cabai Rawit Malah Anjlok |
![]() |
---|
Kasus PMK, DP4 Blora Perketat Lalu Lintas Sapi di Pasar Hewan, Tempatkan Petugas Tiap Pintu Masuk |
![]() |
---|
Cegah Kebakaran Terulang, Bupati Arief Sebut Desain Baru Pasar Ngawen Blora Lebih Aman |
![]() |
---|
Jeritan Hati Pedagang Pasar Sido Makmur Blora Sudah Sepi Pengunjung, Masih Menunggak Bayar Retribusi |
![]() |
---|
Dari Manual ke Digital, Inovasi SIK3 Disnakertrans Raih Penghargaan Top 10 di IDEA Jateng 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.