smc telogorejo
Mengenal Embrio RS Telogorejo Semarang: Poliklinik Gang Gambiran
Perkembangan Semarang Medical Center yang berlokasi di Jalan Gang Gambiran ini merupakan salah satu bukti inovasi medis
Penulis: Abduh Imanulhaq | Editor: galih permadi
TRIBUNJATENG.COM - Tahukah Anda bahwa RS Telogorejo Semarang dahulu dikenal sebagai Poliklinik Gang Gambiran? Lalu, bagaimana poliklinik tersebut berkembang menjadi rumah sakit besar yang bisa Anda lihat sekarang?
Perkembangan Semarang Medical Center yang berlokasi di Jalan Gang Gambiran ini merupakan salah satu bukti inovasi medis yang sedikit banyaknya berkaitan erat dengan sejarah nusantara di Semarang.
Melalui artikel ini, yuk, kita jelajahi dan gali bersama informasi sekaligus sejarah perkembangan rumah sakit terkemuka Semarang ini.

Kurangnya fasilitas kesehatan di Semarang abad ke-20
Mengingat pada abad ke-20 Indonesia belum semaju sekarang, jadi tidak banyak prasarana dan fasilitas kesehatan yang tersedia, termasuk di Semarang.
Dulunya, di Semarang hanya ada 2 rumah sakit besar, yaitu Rumah Sakit Tentara Bhakti Wira Tamtama dan Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Karyadi.
Sementara, saat itu masalah kesehatan di daerah Semarang cukup serius. Pasalnya, pada periode 1920-an wabah dan penyakit menular cukup masif.
Penyakit serius seperti malaria, DBD, dan TBC saat itu menjadi momok bagi masyarakat.
Di tengah penyakit yang kian menjadi musuh besar masyarakat, infrastruktur sanitasi pun masih belum memadai. Itulah sebabnya ancaman penyebaran penyakit tak bisa dihindari secara maksimal.
Belum lagi, pemukiman yang tidak teratur juga berdampak ke kesehatan masyarakat sehingga angka kematian di masa-masa tersebut memang cukup memprihatinkan.
Embrio RS Telogorejo Semarang berikan layanan gratis kepada warga
Menyadari permasalahan kesehatan yang sangat mengkhawatirkan di kalangan masyarakat Semarang, Polikliniek Gang Gambiran mulai menggencarkan aksi kemanusiaan dengan pelayanan kesehatan gratis.
Gerakan tersebut dipelopori oleh tiga dokter pendahulu Embrio RS Telogorejo Semarang ini.
Tiga tokoh heroik itu, di antaranya adalah dr. M. Permadi, dr. M. Ngamdani, dan dr. Tan Ping Ie. Para dokter ini berjaga dan mengobati masyarakat dengan rutin setiap harinya secara bergantian.
Gerakan ini menunjukkan bahwa sejak awal mula berdirinya, 1 Desember 1925, RS Telogorejo Semarang memang mengedepankan upaya akses medis tanpa batasan faktor ekonomi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.