Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Keluh 60 Nelayan Semarang Takut Tak Bisa Melaut Dampak Pembangunan Tol Semarang-Demak

Para nelayan di pesisir Semarang mengaku khawatir  adanya proyek Tol Semarang-Demak seksi 1 bakal menggusur sumber penghidupan mereka.

Penulis: iwan Arifianto | Editor: m nur huda
Tribun Jateng/ Iwan Arifianto
Deretan perahu milik nelayan yang tertambat di bantaran Kali Seringin. Mereka takut ketika proyek tol jadi akses ke laut tertutup tol di Kota Semarang, Sabtu (15/7/2023). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -  Para nelayan di pesisir Semarang mengaku khawatir  adanya proyek Tol Semarang-Demak seksi 1 bakal menggusur sumber penghidupan mereka.

Nelayan takut tergusur sebab Jalan tol tersebut nantinya  berfungsi ganda sebagai tanggul laut sehingga bakal menutup akses menuju ke laut.

Ketua KUB Rizky Bahari Agus Isnaini (44) mengatakan, kelompok nelayan yang khawatir akses melaut tertutup akibat proyek tol adalah nelayan yang menambatkan perahunya di bantaran Kali Seringin. 

Total nelayan di lokasi tersebut terdapat 60 orang berasal dari Kelurahan Terboyo Wetan dan Trimulyo, Kecamatan Genuk. 

"Nelayan juga bingung sungai mau ditutup  karena tol, kami terus mau lewat  mana?," katanya, Sabtu (15/7/2023).

Proyek jalan tol tersebut nantinya akan merombak sebagian besar kawasan tersebut yang mulanya pesisir menjadi kawasan air tawar.

Informasinya, selain tol adapula proyek pembuatan kolam retensi di sisi selatan tol.

"Ada tol dan tanggul ditambah kolam retensi, kami bingung nantinya mau kemana," terangnya. 

Kekhawatiran para nelayan sebenarnya sudah dicurahkan dengan mengirimkan surat kepada dinas terkait dan DPRD Kota Semarang.

Sayang, surat tersebut sejauh ini belum direspon. 

"Pemerintah sejauh ini juga belum melakukan sosialisasi sama sekali kepada kami terkait imbas proyek tol dan polder terhadap para nelayan terdampak," katanya.

Pihaknya berharap, pemerintah mampu mencarikan lahan parkir  perahu di lokasi lain. 

Sebab, ketika ruang mencari makan di laut terampas, nantinya para nelayan bingung ketika hendak alih profesi.

"Jumlah kami memang sedikit hanya 60 orang, tapi kami manusia yang mencari makan untuk perut anak istri, tolong dipikirkan," tegasnya.

Terpisah, Wali kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menyebut, belum mendapatkan informasi aduan nelayan tersebut. 

Pihaknya berjanji akan menanggapinya melalui dinas terkait. 

"Nanti saya cek ke dinasnya, biar ada tindak lanjutnya," paparnya. (Iwn)

 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved