Breaking News
Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

DPRD Kota Semarang Dorong Optimalisasi Aset dan Kenaikan PAD Tanpa Bebani Masyarakat

DPRD Kota Semarang menyebut tengah fokus mengawal optimalisasi aset daerah sebagai upaya meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: raka f pujangga
Tribun Jateng/Idayatul Rohmah
ILUSTRASI - Suasana gerai-gerai ponsel di Plaza Simpanglima Semarang, beberapa waktu lalu. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – DPRD Kota Semarang menyebut tengah fokus mengawal optimalisasi aset daerah sebagai upaya meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Wakil Ketua DPRD Kota Semarang, Wahyoe Winarto menyebutkan, hingga kini angka rincian terkait perubahan anggaran belum muncul, karena pembahasan komisi baru digelar pada pekan depan.

"Kalau angkanya, belum. Kita akan bahas di komisi dulu. Nanti ada kenaikan atau mungkin penambahan atau pengurangan di Komisi. Baru nanti dilanjutkan (rapat) paripurna,” ujar Liluk, sapaannya, Kamis (14/11/2025).

Baca juga: Ketua DPRD Jepara Soroti Data TKA Tak Sinkron, Nilai Bisa Jadi Potensi PAD

Ia menyebutkan, satu di antara perhatian utama Dewan saat ini adalah pengelolaan aset milik Pemerintah Kota Semarang yang dinilai belum maksimal.

Liluk mencontohkan aset seperti bangunan Plaza Simpanglima yang menurutnya belum memberikan kontribusi optimal terhadap PAD.

Oleh karena itu, DPRD meminta data lengkap mengenai aset-aset yang belum dimanfaatkan maupun yang pemanfaatannya belum maksimal.

“Kita ingin tahu persis mana aset yang belum dimanfaatkan dengan baik, mana yang sudah, dan seperti apa hasilnya. Data itu penting supaya kita bisa mengawasi dan mendorong optimalisasi,” tegasnya.

Ia lebih jauh memaparkan, dalam rapat sebelumnya, sejumlah anggota Dewan juga menyoroti keadilan dalam penetapan biaya sewa aset daerah.

Satu di antaranya, muncul dari pertanyaan terkait perbandingan sewa bangunan komersial seperti Plaza Simpanglima dengan tanah bengkok yang umumnya disewa oleh petani.

Liluk menekankan pentingnya tidak membebani masyarakat kecil, terutama sektor pertanian.

"Kemarin ada pertanyaan dari Pak Ruki (Ketua Komisi C DPRD Kota Semarang, HM Rukiyanyo) terkait aset bahwa jangan dibeda, jangan sampai ada ketimpangan. Contoh nih aset Matahari (Plaza Simpanglima). Terus dengan aset tanah bengkok yang disewa pertanian.

Hitungannya, jangan sampai memberatkan pertanian, kan beda petani dengan mungkin yang asetnya di kota. Nah, minta supaya jangan sampai memberatkan biaya sewanya, terutama yang aset bengkok," terangnya.

Selain aset, Dewan juga menyoroti sektor lain yang berpotensi meningkatkan PAD seperti parkir dan reklame.

Baca juga: Banyumas Akan Terapkan Parkir Nontunai, Dorong Transparansi dan Tingkatkan PAD

Liluk meminta agar pemerintah tidak hanya mengandalkan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), karena hal itu dinilai dapat membebani masyarakat, terutama warga pinggiran kota.

"Jangan hanya menaikkan PBB, sementara sektor lain tidak (maksimal). Banyak warga pinggiran itu hidupnya petani, hanya dapat warisan tanah, tapi PBB-nya naik. Mereka jadi kasihan," ujarnya.

Liluk di sisi itu mengungkapkan, DPRD berharap pemerintah kota segera mempercepat langkah untuk meningkatkan PAD dari sektor-sektor yang belum optimal, terutama menjelang akhir tahun anggaran 2025 ini. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved