Haji 2023
Curhat Suparman Jemaah Haji Bayar Ratusan Juta Tanpa Antre, Ternyata Cuma Beralas Kardus Saat Ibadah
Curhat Suparman berangkat haji tanpa antre dengan membayar Rp 628 juta, ternyata beribadahnya di jalanan beralaskan kardus tanpa tenda.
TRIBUNJATENG.COM, NUNUKAN – Pasangan suami istri asal Nunukan, Kalimantan Utara, Suparman dan Adnjana, yang menjadi jemaah haji 2023 punya cerita pahit selama berada di tanah suci.
Biarpun keduanya termasuk jemaah haji yang tak perlu antre puluhan tahun karena merogoh kocek ratusan juta, tetapi masih saja ada keluhan selama di sana.
Bagaimana tidak, Suparman harus melaksanakan ibadah haji di jalanan dan beralaskan kardus.
Baca juga: Satu Orang Jemaah Haji Asal Wonosobo Meninggal di Tanah Suci
Suparman bercerita telah membayar Rp 628 juta ke sebuah agen travel agar bisa langsung berangkat.
Namun, setiba di Arab Saudi, pasangan suami istri ini menemukan ada yang berbeda dengan visa mereka.
Berbeda dengan kebanyakan jemaah haji lainnya dari Indonesia, Suparman dan istri menggunakan visa amil.
Dia mengatakan, ada beberapa masalah yang dihadapi karena masuk dengan visa itu.
"Rombongan kami tidak menggunakan baju ihrom waktu itu, dan saat dicek petugas Saudi, visanya amil. Kena dam (denda) kami semua, sekitar Rp 2 juta-an per orang," kata Suparman saat ditemui Sabtu (15/7/2023).
Setelah urusan tersebut selesai, mereka akhirnya menuju hotel dan lanjut beribadah, layaknya jemaah haji lainnya.
Hanya saja, rombongan dari sejumlah kota lain seperti Nunukan, Jombang, Trenggalek, dan Kediri ini, tidak menempati tenda sebagaimana rombongan haji umumnya.
"Sempat kami menempati tenda, tapi diusir karena memang bukan tenda punya rombongan haji kami. Kami melakukan ibadah haji itu di jalanan. Alasnya cuma kardus, panasnya luar biasa, sampai berkali kali siram air mineral ke kepala," tuturnya.
Kondisi tersebut, selalu terjadi, bahkan ketika rombongannya mencoba ikut berteduh di pohon kecil yang ada di pinggir jalan.
Suparman mengaku pernah diusir oleh jemaah lain.
"Kami tuh terpaksa berhaji dengan pencar-pencar. Tidak ngumpul kayak haji-haji lain yang satu rombongan. Cari tempat neduh masing-masing karena cuacanya panas sekali," imbuhnya.
Demikian halnya saat rombongannya selesai menjalankan haji dan hendak pulang kembali ke Indonesia.
Mereka tidak bisa pulang bersamaan dalam satu rombongan tapi dibagi ke beberapa rombongan, dan dipulangkan pada hari atau waktu yang berbeda-beda.
"Pulangnya itu sedikit sedikit. Pertama empat orang di pesawat ini, rombongan kedua empat orang lagi di pesawat lain dan seterusnya. Harinya juga beda beda, termasuk jalurnya muter muter dan kaki sampai bengkak kelamaan di pesawat," ujar dia.
"Saya pulang itu, jalurnya dari Jedah, terus ke Korea, Singapura, Jakarta, Balikpapan, baru Tarakan. setelah itu naik speedboat ke Nunukan," katanya lagi.
"Saya bersyukur bisa berhaji dengan lancar meski ada pengalaman tidak enaknya. Kalau ditanya apakah menyesal, ya tidak, karena saya bisa berhaji, dan bisa berbagi pengalaman saya," kata dia.
Baca juga: 3 Jemaah Haji Asal Kabupaten Semarang Wafat di Arab Saudi, Ini Daftarnya
CEO PT Aliston, Fatichotun Nayiroh, yang merupakan agen travel yang memberangkatkan Suparman dan istrinya tidak membantah memberangkatkan jemaah haji dengan visa amil.
Hanya saja, Fatichotun menyebutkan, visa amil yang digunakan adalah visa amil ekspatriat.
"Ada undang-undang dan tatanannya di Kerajaan Arab Saudi, via ekspatriat silakan dipakai haji, boleh itu. Progresnya, visa amil juga ada bonus umrahnya. Jangan dilihat visa amilnya tok. Ini visa amil ekspatriat ya yang kita bahas," jelasnya saat dikonfirmasi.
Terkait cerita jemaah haji Nunukan yang memiliki pengalaman tidak mengenakkan saat wukuf, Fatichotun menegaskan, pengalaman tersebut terjadi akibat cuaca panas melanda Arab Saudi.
Selain itu, ada juga beberapa kendala teknis dalam sejumlah fasilitas haji di Mekkah.
Pengalaman-pengalaman itu disebut juga dialami para jemaah haji lain.
"Kalau kesannya ada penelantaran, kami tidak mungkin melakukan itu. Semua fasilitas kami berikan lengkap. Semua terdokumentasikan, dan kami siap membuktikan, dan akan bertanggung jawab penuh jika memang terjadi," tegasnya.
Selain itu, Ayik juga memastikan para jemaah haji yang diberangkatkan PT Aliston, menjalankan seluruh ritual haji secara kaffah atau sempurna.
Mulai ihram, wukuf, tawaf, jumrah dan lainnya.
Baca juga: Senang Bercampur Haru, Beginilah Suasana Saat Jemaah Haji Kloter 20 Tiba di Pendopo Bupati Wonosobo
Sedangkan terkait proses pemulangan bermasalah, Ayik menjawab, ada hal teknis di Arab Saudi yang menyebabkan tiket awal para jemaah hangus, dan harus mengurus tiket baru.
Hal itupun telah dikomunikasikan dengan para jemaah. PT Aliston bahkan menawarkan agar jemaah memilih mau transit atau langsung.
"Kami tegaskan, PT Aliston bukan perusahaan kemarin sore. Semua kegiatan bisa dipertanggungjawabkan. Kalau sampai ada jemaah yang tidak melaksanakan haji secara sempurna, tahun depan, kita berangkatkan lagi sebagai tanggung jawab kami," kata dia. (*)
Artikel ini sudah tayang di Kompas.com.
24 WNI Ditangkap Polisi Arab Saudi karena Berhaji Tanpa Visa Haji |
![]() |
---|
Kemenag Jepara Dukung Usulan Perubahan Mekanisme Pemberangkatan Haji, Kesehatan Jadi Prioritas |
![]() |
---|
8 Jemaah Haji Asal Jateng Masih Dirawat di Arab Saudi, Mustain Ahmad: Maksimal Tunggu 2 Bulan |
![]() |
---|
Kelompok Jemaah Haji Kloter Terakhir Tiba di Embarkasi Solo Malam Ini, 9 Jemaah Masih di Arab Saudi |
![]() |
---|
1.416 Jemaah Haji Tiba dengan Selamat di Jepara, 29 Lainnya Masih Proses Pemulangan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.