Kisah Mengharukan di Balik Sangar dan Brutalnya Khabib Nurmagomedov di Pertarungan Terakhir

TRIBUNJATENG.COM - Justin Gaethje, korban terakhir dari Khabib Nurmagomedov, mengenang pertarungannya dengan sang legenda UFC.

Laga melawan Khabib di UFC 254 pada 24 Oktober 2020 menjadi penampilan terakhir Khabib di dunia MMA profesional setelah dia memutuskan untuk pensiun dengan rekor tak terkalahkan 29-0.

Keputusan Khabib untuk pensiun dalam usia yang masih relatif muda, 32 tahun, dipicu oleh berpulangnya sang ayah, Abdulmanap Nurmagomedov.

Pada 3 Juli 2020, hampir 4 bulan sebelum pertarungan dengan Gaethje, Abdulmanap meninggal dunia akibat komplikasi COVID-19.

Menurut Gaethje, dalam pertarungan di UFC 254, dia merasa hampir tidak mungkin mengalahkan Khabib.

Pasalnya, Khabib yang tampil kala itu bukanlah Khabib yang biasa.

Khabib bertarung dengan perasaan lebih daripada sekadar dirinya sendiri.

The Eagle juga bertarung untuk menghormati ayahnya.

Akhirnya, Gaethje kalah dengan cepat dalam pertarungan tersebut.

Saat ronde pertama baru berjalan selama 1 menit 34 detik, Gaethje pingsan setelah dicekik oleh Khabib dengan kuncian triangle choke.

"Khabib yang menghadapi saya adalah Khabib yang benar-benar berbeda," kenang Gaethje.

"Tak lama sebelum pertarungan itu, dia kehilangan ayahnya.

Jadi, dia tidak cuma bertarung buat dirinya sendiri, tetapi juga untuk ayahnya. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana sulitnya mengalahkan dia malam itu."

"Saya merasakan apa tujuan dia bertarung, itu adalah laga yang paling berat," tambahnya.

"Tentu saja saya seharusnya tidak menyerahkan leher saya secepat itu, tetapi susah untuk dikatakan.