Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Slawi

Yayasan Rukun Paparkan Konsep Sekolah Minim Sampah di Depan Para Kepsek se-Kabupaten Tegal

Yayasan Rumah Pelopor Kepedulian Nusantara atau disingkat Rukun Kabupaten Tegal, terus berupaya menyosialisasikan

Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: muh radlis
IST
Bupati Tegal Umi Azizah, memberikan penghargaan atas partisipasi dalam menyelesaikan dan mendapatkan sertifikat di pelatihan mandiri pada platform merdeka mengajar untuk jenjang PAUD, SD dan SMP. Berlokasi di Hotel Grand Dian Guci, Senin (31/7/ 2023). 

TRIBUNJATENG.COM, SLAWI - Yayasan Rumah Pelopor Kepedulian Nusantara atau disingkat Rukun Kabupaten Tegal, terus berupaya menyosialisasikan tentang pengelolaan sampah dengan harapan setiap individu sadar akan tanggungjawab bahwa sampahku adalah tanggungjawabku.


Dalam rangka Sosialisasi Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan sampah di hadapan seluruh Kepala SMP dan SD se- Kabupaten Tegal, Yayasan Rukun sebagai organisasi dan penggiat lingkungan mengambil peran untuk memperkenalkan konsep Sekolah Minim Sampah. Bertempat di Hotel Grand Dian Guci, Senin (31/7/ 2023). 


Acara ini digagas oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Tegal.


Dalam sambutannya, Bupati Tegal Umi Azizah, menekankan pentingnya mendidik anak-anak sejak dini agar sadar mengenai pola hidup bersih dan sehat. 


Lembaga pendidikan mempunyai peran yang sangat krusial dalam upaya pembentukan karakter anak, terutama dalam bentuk pembiasaan menjaga kebersihan diri dan lingkungan.


Dari statistik kesehatan di Kabupaten Tegal angka kesakitan cenderung meningkat, tahun 2021 sekitar 15 persen dan pada tahun 2022 sebesar 17 persen. 


Indikasi penyebabnya karena perilaku hidup bersih dan sehat yang belum mampu diterapkan dalam keseharian masyarakat. 


"Oleh sebab itu, diharapkan institusi pendidikan menjadi salah satu agen penggerak perubahan perilaku tersebut," ujar Umi, dalam rilis yang diterima Tribunjateng.com, Rabu (2/8/2023).


Dalam kesempatan tersebut, Anggun Mashuri dan Ken Noorita Lestari yang merupakan penggiat lingkungan dari Yayasan Rukun, memaparkan konsep pengelolaan sampah di sekolah. 


Pentingnya menanamkan kesadaran akan tanggungjawab terhadap pengelolaan sampah sudah harus dimulai sejak di bangku pendidikan.


Data Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tegal tahun 2022 menyebutkan, hampir 500 ton per hari sampah dihasilkan oleh masyarakat Kabupaten Tegal. 


Jika ini dibiarkan atau tanpa pengelolaan yang sistematis, maka Tragedi TPA Leuwigajah tahun 2005 yang meledak sampai menimbun kampung pojok dan Cilimus Kabupaten Cimahi Jawa Barat yang mengakibatkan 157 orang tewas mungkin saja terjadi.


Sekolah Minim Sampah akan terlaksana dengan baik jika semua stakeholder memiliki komitmen yang kuat untuk menerapkannya. 


"Caranya bisa dengan menerapkan aturan seperti menyediakan Kantin Sekolah yang ramah lingkungan, menyediakan air minum galon di setiap kelas, mengajarkan pilah sampah organik dan an-organik pada siswa, serta mengadakan kegiatan duta lingkungan," ungkap Anggun.


Selain itu, lanjut Ken, bisa diperkuat dengan membangun kolaborasi pentahelix antara lain Pemerintah, Masyarakat, Lembaga Usaha, Akademisi, dan Media. 


"Prinsip pentahelix sejalan dengan nilai gotong royong yang dijunjung Indonesia sejak dahulu.

Maka persoalan sampah tidak menjadi momok yang menakutkan tetapi sampah membawa berkah," pungkas Ken. 

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved