Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Dishanpan Kota Semarang: Pasokan Beras Lokal Aman dan Cukup, Banyak Suplay dari Daerah Penyangga

Meski bukan daerah penghasil beras, Kota Semarang dikelilingi daerah penyangga sehingga masih dirasa cukup dengan adanya beras lokal.

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: deni setiawan
Tribun Jateng/Idayatul Rohmah
ILUSTRASI - Pedagang sembako di Pasar Karangayu Semarang tampak sedang menunjukkan beras dagangannya. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpan) Kota Semarang, Bambang Pramusinto mengatakan, pasokan beras di Kota Semarang sejauh ini dalam kondisi aman dan cukup.

Hal itu menyusul adanya kebijakan pemberhentian ekspor dari India ke Indonesia.

Bambang mengatakan, meski bukan daerah penghasil beras, Kota Semarang dikelilingi daerah penyangga sehingga masih dirasa cukup dengan adanya beras lokal.

"Semarang itu hinterland-nya kebetulan adalah daerah penghasil seperti Kabupaten Semarang, Kendal, Grobogan, dan lainnya."

Baca juga: Dekatkan Layanan Kepada Masyarakat, Kemenkumham Jateng Ramaikan CFD Simpang Lima Semarang

"Yang kebetulan kami punya Badan Usaha Milik Petani (BUMP) yang sudah menjalin kerja sama dengan beberapa kelompok tani di Kota Semarang."

"Insya Allah, (stok dan pasokan beras di Kota Semarang) masih tetap terjaga," kata Bambang kepada Tribunjateng.com, Jumat (4/8/2023).

Disebutkan Bambang lebih lanjut, kebutuhan beras di Kota Semarang sekira 2.000 ton per hari.

Dia menyebut, selama ini pasokan dari daerah penyangga ini telah berlangsung secara kontinue, sehingga pihaknya mengimbau masyarakat agar tidak khawatir akan stok beras.

"Satu kali suplai beras bisa bertahan rata-rata 21 hari."

"Untuk kebutuhan harian, sekira 2.000 ton."

"Pasokan terus berkelanjutan, jadi sebelum 21 hari sudah disuplai lagi," ungkapnya.

Kendati cukup, Bambang tetap mengimbau agar masyarakat tidak terlalu berpacu pada beras sebagai sumber bahan makanan pokok.

Menurut dia, Kota Semarang memiliki beberapa komoditas yang bisa menjadi alternatif pangan pengganti beras.

Misalnya saja singkong dan jagung, dinilai cukup potensial untuk menunjang diversifikasi makanan.

Kepala Dishanpan Kota Semarang, Bambang Pramusinto.
Kepala Dishanpan Kota Semarang, Bambang Pramusinto. (Tribun Jateng/Budi Susanto)

Baca juga: Segini Harga Beras di Ungaran Kabupaten Semarang, Tiap Pekan Naik Rp 200

"Jagung dan singkong bisa diolah menjadi alternatif bahan pokok."

"Kami sudah sering edukasi masyarakat, tapi memang harus digenjot supaya masyarakat punya habit baru bahwa makan tidak harus beras (nasi)."

"Singkong dengan lauk telur sebenarnya bisa, nilai gizinya sama."

"Kami utamakan berbasis potensi lokal, misalnya di Gunungpati, banyak singkong."

"Kemudian di Genuk banyak pisang, bisa saja pisang sebagai alternatif utama."

"Karena beras mahal, jadi supaya keluarga tetap tangguh pangan, ekonominya stabil, memanfaatkan potensi yang ada," ungkapnya.

Sementara itu mengenai harga beras di Kota Semarang, Bambang menyebut, sebenarnya masih cukup stabil di kisaran Rp 12.000 per kilogram.

Hanya memang tidak dipungkiri, harga yang berlaku saat ini berada di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) beras yang ditetapkan pemerintah melalui Badan Pangan Nasional yang senilai Rp 10.900 per kilogram untuk beras medium.

Menurut Bambang, sejumlah upaya kini dilakukan Pemkot Semarang di antaranya dengan menggelar pasar murah pada beberapa kesempatan.

Baca juga: Produksi Beras di Kabupaten Semarang Capai 130.883 Ton, Dispertanikap: Stok Aman Hingga 4 Bulan

"Kami ada agenda Pak Rahman (Pasar Pangan Rakyat Murah dan Aman) kolaborasi bersama Bulog, BUMP, Indoguna, UMKM pangan lokal, dan lainnya sebagai upaya intervensi pangan dalam bentuk pasar murah."

"Pak Rahman juga sebagai untuk mencegah adanya spekulan-spekulan yang mencoba memainkan harga, karena Pak Rahman ini bisa sewaktu-waktu diadakan," imbuhnya.

Terpisah, pantauan Tribunjateng.com di pasar tradisional Kota Semarang, harga beras stabil tinggi sejak adanya kenaikan akhir 2022.

Di Pasar Karangayu Semarang, misalnya, harga beras stabil di kisaran Rp 12.500 hingga Rp 15.000 per kilogram (medium - premium).

"Harga beras sekarang paling murah Rp 12.500 per kilogram, paling mahal Rp 15.000 per kilogram."

"Awalnya paling murah Rp 12.000 per kilogram, tiga hari lalu naik Rp 500 jadi Rp 12.500 per kilogram," kata Mardiyah, pedagang di Pasar Karangayu Semarang ini. (*)

Baca juga: Produksi Beras di Karanganyar Diprediksi Menurun di Masa Tanam Tiga, Ini Penyebabnya

Baca juga: Sterilisasi Api Bekas Kebakaran Hutan Sengkala Cilacap, Petugas Semprot Tanah Gunakan Tangki Manual

Baca juga: Kota Tegal Dapat 1 Emas 1 Perunggu di Cabor Atlet Soft Tennis Kelas Tunggal Porprov Jateng 2023

Baca juga: Strategi Pemkab Batang Atasi Dampak El Nino: Pengairan Bergilir Hingga Sedot Sungai Sambong

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved