Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Lipsus Tribun Jateng

Strategi Pemkab Batang Atasi Dampak El Nino: Pengairan Bergilir Hingga Sedot Sungai Sambong

Luas tanam di bulan ini 2.300 hektare, sedangkan secara komulatif selama Januari hingga Juli 2023 mencapai 21 ribu hektare di Kabupaten Batang.

Penulis: dina indriani | Editor: deni setiawan
TRIBUN JATENG/DINA INDRIANI
Para petani di Desa Sawahjoho, Kecamatan Warungasem, Kabupaten Batang sedang melakukan menanam padi, beberapa waktu lalu. 

TRIBUNJATENG.COM, BATANG - Fenomena El Nino yang rentan memicu kekeringan di sejumlah wilayah, dikhawatirkan berdampak pada mengeringnya sumber-sumber mata air yang semula menjadi sentra penyuplai irigasi lahan pertanian. 

Selain itu, memasuki musim kemarau yang mulai melanda di Kabupaten Batang membuat petani khawatir mengeringnya sejumlah mata air yang selama ini menjadi sumber irigasi lahan pertanian. 

Untuk memenuhi kebutuhan irigasi, para petani masih mengandalkan sistem pengairan manual, yakni sungai-sungai di sekitar desa.

Kepala Dispaperta Kabupaten Batang, Susilo Heru Yuwono mengatakan, untuk mengantisipasi terjadinya kekeringan pada sistem irigasi di sejumlah titik, yakni dengan pengairan bergilir.

Baca juga: Harus Tetap Prima, Capaska Batang Disuplai Makanan Bergizi dan Multivitamin

“Para petani beranggapan kalau mau mengairi sawah itu airnya harus melimpah."

"Jadi strategi kami bersinergi dengan Perusahaan Daerah Air Bersih (PDAB) Jawa Tengah yang sedang diujicobakan di lahan seluas 5 hektare di Desa Gringgingsari."

"Ini untuk membantu proses tanam yang sedang berlangsung," tuturnya.

Lebih lanjut dikatakan Heru, rencananya pola serupa juga akan diterapkan di daerah-daerah rawan kekeringan, sehingga memudahkan selama musim tanam.

Pasalnya, dia meyakini selama tanah masih basah kualitas padi bisa mencapai 60 persen. 

“Luas tanam di bulan ini 2.300 hektare, sedangkan secara komulatif selama Januari hingga Juli 2023 mencapai 21 ribu hektare di seluruh Kabupaten Batang,” imbuhnya.

Hal itu pun juga menjadi perhatian Balai Pengelola SDA Pemali Comal.

Koordinator Alokasi Air Balai Pengelola SDA Pemali Comal, Adi Setyono mengatakan, selain menerapkan manajemen tata kelola air dan pola tanam yang tepat, langkah alternatif yang dipilih yakni mengambil sumber air yang masih dapat digunakan.

Baca juga: Pamit, Mantan Wabup Batang Suyono Siap Maju Calonkan Diri Jadi Caleg DPR RI

Sumber-sumber air itu bisa berupa buangan atau sungai, lalu dinaikkan menggunakan pompa.

“Referensinya di hilir Sungai Sambong karena belum asin, masih sangat mungkin untuk disedot untuk menyuplai air ke 1.176 hektare, terutama yang belum memasuki masa panen."

"Seperti daerah Depok dan Tegalsari yang masih pembungaan,” terangnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved