Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Pengakuan Mahasiswa UI Terinspirasi Film Narcos Dari Netflix Sebelum Bunuh Zidan, Ini Sipnosisnya

Serial Narcos yang diproduksi Netflix ternyata menjadi inspirasi mahasiswa UI, Altafasalya Ardnika Basya bunuh juniornya.

Editor: raka f pujangga
istimewa/Tribun Medan
Pablo Escobar Narcos (kiri) dan Mahasiswa Universitas Indonesia (UI) AAB (23) melakukan pembunuhan terhadap juniornya yang mengaku terinspirasi dari film serial Narcos. 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Serial Narcos yang diproduksi Netflix ternyata menjadi inspirasi bagi Altafasalya Ardnika Basya (23) mahasiswa Universitas Indonesia (UI) untuk menghabisi nyawa juniornya.

Pelaku tega membunuh Muhammad Naufal Zidan (19), dan menghapuskan mimpi dan mengubur cita-citanya usai mengenyam pendidikan di UI

"Saya dari nonton film, (serial) Narcos," kata Altafasalya saat dihadirkan dalam ungkap kasus oleh Polres Metro Depok, Sabtu (5/8/2023).

Baca juga: Inilah Zidan Korban Pembunuhan Seniornya Ternyata Mahasiswa Berprestasi UI Punya IPK Nyaris Sempurna

Meski menyebut terinspirasi dari serial Narcos, namun tersangka tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai hal itu.

Altafasalya membunuh korban di kos-kosan korban di Jalan Palakali, Kukusan, Beji, Kota Depok pada Rabu (2/8) sekitar Pukul 18.30 WIB.

Pelaku menusuk korban beberapa kali di bagian dada.

Tersangka juga mengatakan sempat membiarkan korban melawannya dan mengaku tidak memiliki dendam dengan korban.

"Saya beri kesempatan untuk korban bunuh saya juga biar saya gak ada di sini lagi," ujar dia.

Kepada polisi, Altafasalya juga mengaku belajar cara membunuh dari Youtube. Hal itu diungkapkan oleh Wakasatreskrim Polres Depok AKP Nirwan Pohan menyebut pelaku sempat belajar cara membunuh dari Youtube.

"Dia (pelaku) sempat belajar dari Youtube bagaimana cara membunuh yang tepat," kata Nirwan sebagaimana dikutip Tribunnews.

Jasad korban ditemukan terbungkus plastik hitam pada Jumat (4/8) kemarin. Pelaku menyimpan jasad korban di kolong tempat tidur.

Altafasalya juga dilaporkan sempat berupaya menghilangkan jejak pembunuhan.

Ia menggunakan kapur barus untuk menutupi bau darah korban di kos.

"Pelaku membeli plastik hitam yang biasanya dipakai untuk kantong sampah di sekitar dan kapur barus. Lalu, si pelaku datang lagi ke kosan, merapikan, diikat-masukkan ke dalam plastik," kata Nirwan.

Pihak kepolisian menyebut motif pelaku membunuh adalah merampas uang dan barang-barang berharga.

Pelaku disebut iri karena korban mendapat keuntungan lebih besar saat bermain kripto.

Barang-barang milik korban tidak sempat dijual karena pelaku merasa ketakutan.

Pelaku merasa dibayang-bayangi korban dan mengaku korban sempat datang ke mimpinya.

"Niatnya mau dijual, tapi belum sempat, karena pasca-kejadian ketika tertidur pelaku bermimpi korban datang ingin membunuh dia. Jadi dia enggak kepikiran untuk menjual," kata Nirwan.

"Pelaku tidak berupaya melarikan diri, jarak kosan korban dengan pelaku ini 1 kilometer," ujarnya.

Serial Narcos Menceritakan Tentang Apa?
 
Narcos (2015) menceritakan tentang kisah nyata kartel narkoba Kolombia yang terkenal kejam dan kuat.

Di Netflix serial ini memiliki 3 season.

Menurut IMDB, Narcos tidak untuk ditonton anak-anak karena memiliki adegan kekerasan yang brutal, pembunuhan, narkoba dan adegan dewasa.

Pada season pertama, web drama thriller kejahatan Amerika ini mengikuti kisah gembong narkoba terkenal Pablo Escobar (Wagner Moura), yang menjadi miliarder melalui produksi dan distribusi kokain.

Pablo yang tadinya hanya menyelundupkan barang-barang ilegal biasa, mengambil kesempatan untuk terjun ke dunia obat-obatan terlarang hingga akhirnya menjadi bos kartel terbesar di Kolombia.

Narkoba yang diproduksi oleh kartel Medellin milik Pablo mengekspor barang haram mereka ke seluruh dunia terutama di Amerika Serikat.

Masuknya narkoba dalam jumlah besar ke Amerika Serikat membuat pemerintah AS mengambil tindakan dan mengirim agen mereka yang tergabung di satuan khusus anti obat-obatan terlarang yakni Drug Enforcement Administration (DEA) untuk mengatasi Pablo Escobar.

Pablo yang tadinya hidup tenang karena menguasai polisi-polisi korup di Kolombia, mulai terusik dan terancam setelah kedatangan agen DEA dari AS.

Pada season 2, kisah berlanjut ketika para tentara melihat Escobar dan rombongannya tepat di luar batas penjara "La Catedral", tetapi terlalu ketakutan untuk melakukan penangkapan.

Di kedutaan, Amerika Serikat mengirim duta besar baru yang memainkan peran CIA. Pada awalnya, sedikit perubahan terjadi pada Escobar, karena ia masih memiliki loyalitas kartelnya.

Loyalitas ini, bagaimanapun, mulai tergelincir karena Escobar membutuhkan lebih banyak waktu dan sumber daya untuk bersembunyi dari pemerintah.

Di antara trik yang dia gunakan untuk menghindari terlihat adalah berkeliling kota dengan bagasi taksi dan menggunakan pengintai muda untuk melaporkan pergerakan polisi kepadanya.

Awalnya, Escobar dengan mudah beradaptasi dengan kehidupan barunya, memberikan uang kepada komunitas sambil dengan kejam membunuh mereka yang mencoba melepaskan diri dari kerajaannya.

Polisi Kolombia dan Escobar terlibat dalam pertempuran besar-besaran, mengakibatkan ketegangan dan kerusuhan yang tinggi di Kolombia.

Saingan Escobar di kartel Cali membentuk aliansi yang tidak mungkin dengan anggota kartelnya sendiri yang digulingkan, serta dengan kelompok paramiliter antikomunis yang didukung CIA. 

Setelah dua anggota kartel teratas Escobar ditangkap dan mengkhianatinya, Escobar kabur.

Dia dan pengawalnya bersembunyi di rumah persembunyian, tempat dia merayakan ulang tahunnya yang ke-44.

Saat Pablo mencoba menghubungi keluarganya, DEA dan militer melacaknya melalui triangulasi radio dan menyudutkannya di atap rumah.

Baca juga: Mimpi Jadi Diplomat Pupus, Mahasiswa UI Yang Bunuh Juniornya Terancam Hukuman Mati

Season 3 dirilis pada 1 September 2017.

Cerita berlanjut setelah kematian Pablo Escobar dan memperlihatkan pertarungan DEA melawan kartel Cali.

Dengan tersingkirnya Escobar, bisnis kartel Celi berkembang pesat, dengan pasar baru di Amerika Serikat dan di tempat lain.

Yang mengejutkan semua orang, Gilberto Rodríguez Orejuela, pemimpin kartel Cali, mengumumkan bahwa dalam 6 bulan, kartel akan meninggalkan bisnis kokain sepenuhnya untuk fokus pada kepentingan bisnis legal.  (*)

 

Artikel ini sudah tayang di Kompas.tv

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved