Cerita Siswa SPN Diktuba APT Meninggal Dunia saat Pembinaan Fisik
Siswa Pendidikan Pembentukan Bintara Sekolah Polisi Negara (SPN Diktuba) APT telah meninggal dunia saat mengikuti sesi pembinaan fisik
TRIBUNJATENG.COM - Siswa Pendidikan Pembentukan Bintara Sekolah Polisi Negara (SPN Diktuba) APT telah meninggal dunia saat mengikuti sesi pembinaan fisik pada Selasa (15/8/2023) pukul 14.45 WIB.
Ifon, ayah dari APT, menyatakan bahwa keluarga belum dapat memberikan keterangan lebih lanjut mengenai kabar meninggalnya anaknya di SPN Kemiling.
"Saya belum dapat memberikan keterangan lebih lanjut," ujar Ifon.
Kepala SPN Kemiling Polda Lampung juga dapat memberikan informasi lebih lanjut terkait hal ini.
Pada saat dihubungi pada Rabu (16/8/2023), Ifon mengutarakannya dengan kata-kata, "Tuhan yang memberi dan Tuhan yang mengambil."
Jawaban yang diberikannya ini menegaskan bahwa kejadian tersebut merupakan bagian dari takdir dan rencana Tuhan.
Dalam menjawab pertanyaan mengenai riwayat sakit korban, Ifon mengungkapkan bahwa anaknya tidak mungkin bisa menjadi seorang polisi jika memiliki riwayat penyakit.
Ifon juga menjelaskan bahwa jenazah APT akan dimakamkan di Nias, Sumatera Utara.
Sebelumnya, tim medis dari Rumah Sakit Bhayangkara Polda Lampung telah melakukan upaya resusitasi jantung paru sebanyak tiga siklus pada APT, yang merupakan seorang siswa Pendidikan Pembentukan Bintara SPN (Diktuba SPN) Kemiling.
Dokter Rumkit Bhayangkara, dr. Andriani, mengungkapkan bahwa pihaknya sudah melakukan tiga siklus upaya resusitasi jantung paru.
Namun, upaya tersebut tidak berhasil mengembalikan fungsi sirkulasi dan pernapasan korban.
Dr. Andriani menjelaskan, "Kami sudah berusaha melakukan resusitasi jantung paru, tetapi kondisi APT sudah masuk dalam kategori koma dan mengalami henti jantung serta napas."
Oleh karena itu, penyebab kematian APT dapat dinyatakan karena henti jantung dan napas.
Tidak ada autopsi yang dilakukan oleh Rumah Sakit Bhayangkara karena keluarga APT sudah menerima kenyataan bahwa korban telah meninggal.
Pemeriksaan lebih lanjut atau autopsi dapat dilakukan jika diperlukan.
Keluarga yang mewakili di Lamtim dan orang tua korban di Nias Sumatera Utara sudah menyetujui tidak dilakukannya autopsi dan menyatakan bahwa kematian ini merupakan akibat dari penyakit.
Dalam hal ini, pihak keluarga juga telah membuat surat penolakan untuk tindakan pemeriksaan lebih lanjut.
Dokter Andriani menambahkan bahwa APT tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya.
Dr. Antoni Miftah, Pelaksana Harian Rumkit Bhayangkara, menyatakan bahwa mereka selalu mendukung semua kegiatan di SPN Kemiling.
Ketika kejadian seperti ini terjadi, tim medis bekerja sebaik mungkin untuk memberikan bantuan.
Kepala Bidang Humas Polda Lampung, Kombes Pol Umi Fadillah Astutik, menjelaskan bahwa sebelum meninggal, APT telah mengikuti semua kegiatan pendidikan di SPN Kemiling.
APT bahkan telah berlari tiga putaran atau 850 meter sebelum terjatuh dan mengalami luka di beberapa bagian wajahnya.
Rekan korban memberikan pertolongan dan membawanya ke klinik dengan dibantu pengasuh.
Korban sempat menyatakan bahwa ia merasa pusing.
Kemudian, tim medis datang dan melihat bahwa kondisi kesehatan APT semakin memburuk, sehingga ia langsung dirujuk ke RS Bhayangkara.
Pukul 14.05 WIB, APT dibawa ke IGD Bhayangkara, dan setelah 45 menit perjuangan tim medis, APT dinyatakan meninggal dunia.
TERBONGKAR! Penyebab 1 Oknum Polisi Polda Sumsel Tersangka Kasus Judi Sabung Ayam di Lampung |
![]() |
---|
1 Oknum Polisi Polda Sumsel Ditetapkan Sebagai Tersangka Kasus Judi Sabung Ayam di Way Kanan Lampung |
![]() |
---|
Detik-detik Aksi Heroik Bripka Agus Lumpuhkan Pelaku Curanmor Bersenjata Api di Lampung |
![]() |
---|
Tragedi Baby Blues di Lampung: Ibu Bunuh Bayi, Lanjut Minum Racun Serangga |
![]() |
---|
VIRAL, Ipin Pegawai Non ASN Tasikmalaya Bakal Terima Dana Pensiun Rp7,8 Miliar, Cair Akhir Tahun Ini |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.