Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Grobogan

Pengakuan Komite Sekolah Soal Sumbangan Rp 2,5 Juta Buat SMPN Grobogan, Karena Tak Pernah Dapat CSR

Sejumlah wali murid mengeluhkan Sumbangan Pengembangan Institusi (SPI) siswa baru di SMP Negeri 1 Purwodadi.

Editor: raka f pujangga
KOMPAS.COM/PUTHUT DWI PUTRANTO NUGROHO
Suasana SMP Negeri 1 Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah usai rapat pleno komite pleno sekolah tahun pelajaran 2023/2024, Sabtu (12/8/2023). 

"Kalau orang mampu sih tidak masalah, tapi bagi yang kesusahan ekonomi itu justru menambah beban. Kenapa sekolah yang butuh dana, tapi kami yang mewujudkan. Untuk seragam kan bisa pakai bekas kakaknya atau beli seragam jadi yang lebih murah. Ini kayak aji mumpung jualan kain," tegas MNT.

Sementara itu AL (55) wali murid kelas IX SMPN 1 Purwodadi yang baru saja lulus pun mengutarakan kekecewaan serupa.

Pekerja serabutan asal Purwodadi ini mau tak mau harus banting tulang melunasi pembayaran uang SPI Rp 2,9 juta.

Ia yang kelimpungan akhirnya mengangsur hingga tiga tahun menyusul penghasilannya pas-pasan.

"Alhamdulillah anak saya lulus dan ini saya ambil ijazah. Cuma saya menyayangkan biaya sumbangan yang tinggi. Ini kan sekolah negeri dan termasuk wajib belajar 9 tahun, kenapa bayar mahal. Saya cicil tiga tahun untuk sumbangan Rp 2,9 juta di era anak saya," pungkas AL.

Ketua Komite SMPN 1 Purwodadi Pangkat Joko Widodo mengatakan, uang SPI sebesar Rp 2,5 juta bersifat sukarela.

Dengan kata lain, kata Joko, sumbangan itu tidak mengikat, memaksa, dan bukan juga kewajiban wali murid untuk melunasi.

"Komite punya kewajiban terkait Permendikbud nomor 75 tahun 2016 soal peningkatan mutu pelayanan pendidikan dan penggalangan dana dalam bentuk sumbangan. Tentunya ini ada perencanaan dan ini usulan sekolah. Tak ada paksaan dan batas waktu, mau bayar berapa silahkan disesuaikan. Ini bukan pungutan," terang Joko.

Menurut Joko, uang SPI di antaranya diaplikasikan untuk mendukung program Sekolah Ramah Anak (SRA), Sekolah Adiwiyata Mandiri, peremajaan fasilitas sekolah dan pencapaian kegiatan ekstrakurikuler.

"Sumbangan untuk menutup kekurangan, utamanya untuk peningkatan mutu pendidikan. Iya setiap tahun, sumbangan ini. Karena tidak ada anggaran Bantuan Operasional Penyelenggaraan (BOP) dari Pemkab Grobogan. Sekali lagi jika tidak bisa bayar karena miskin bisa kok tapi harus dibuktikan benar-benar miskin," jelas Joko.

Seperti halnya SMPN 1 Purwodadi yang meminta uang SPI Rp 2,5 juta, di SMPN 3 juga memberlakukan hal yang sama.

BR (43) wali siswa baru SMPN 3 Purwodadi mengatakan, selain ditetapkan uang SPI Rp 2,5 juta, ada juga uang kegiatan Rp 650 ribu yang pembayarannya bisa diangsur tiga kali. 

Baca juga: Pusingnya Wali Murid di Grobogan, Anaknya di SMP Negeri Favorit Dimintai Sumbangan Rp 2,5 Juta

"Kami sangat keberatan. Uang dari mana, sedangkan dua anak saya juga butuh uang untuk sekolah," kata buruh bangunan ini.

Kepala SMPN 3 Purwodadi, Ngatman saat dikonfirmasi menyoal ini enggan berkomentar.

"Mohon maaf mulai tahun ini sekolah tidak pernah mengumpulkan orangtua atau wali murid, mohon bisa konfirmasi ke Komite Sekolah. Terima kasih," ujar Ngatman. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved