Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Hukum dan Kriminal

Hati-hati, Aplikasi Cari Jodoh Pintu Masuk Penipuan, Korban: Tinder Swindler Jaringan Besar

Pihak kepolisian menyatakan akan menyelidiki kasus penipuan yang menyerupai serial Netflix Tinder Swindler ini.

Editor: Muhammad Olies
Istimewa
Aplikasi Tinder Swindler tahun 2022 

TRIBUNJATENG.COM - Pihak kepolisian menyatakan akan menyelidiki kasus penipuan yang menyerupai serial Netflix Tinder Swindler ini.

Polisi menduga aplikasi kencan dan cari jodoh itu adalah pintu masuk terjadinya penipuan.

Ada peristiwa pidana dalam tawaran usaha virtual yang diduga fiktif  melalui aplikasi Tinder Swindler tersebut.  

"Kami pasti akan optimalkan penyelidikan (mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana)," ujar Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirkrimsus) Polda Metro Jaya Kombes Ade Safri Simanjuntak saat dikonfirmasi, Selasa (22/8/2023).

"Inti dugaan peristiwa pidana yang terjadi sebenarnya ada pada tawaran usaha virtual yang diduga fiktif (penipuan)," tambah Ade Safri.    

Baca juga: Tinder Swindler Indonesia, Remaja 18 Tahun Tipu 20 Wanita di Aplikasi Kencan, Ambil Barang Berharga

Baca juga: Apa Itu Tinder Swindler? Viral Video Penangkapan James Daniel Sinaga Tinder Swindler Indonesia

Penipu dalam kasus "Tinder Swindler Indonesia" diduga kuat berjumlah banyak. Bahkan, pelaku diduga pula merupakan sebuah jaringan.

Salah seorang korban berinisial TY mengatakan, para korban yang telah berjejaring pernah mencocokkan suara penipu mereka satu sama lain berdasarkan kiriman voice note. Hasilnya, ada yang suara yang sama persis, ada pula yang tidak.

"Kami pernah saling tukar voice note si pelaku. Hasilnya, seenggaknya ada tiga suara yang berbeda," ujar TY dalam wawancara khusus, Rabu (15/7/2023).

"Jadi misalnya korban A, B, dan C itu suara pelakunya sama. Lalu, korban, D, E, dan F suara pelakunya beda lagi,” lanjut dia.

Namun demikian, modus para pelaku dalam melancarkan penipuan cenderung sama. Menggunakan profil identitas dan latar belakang yang berbeda, pelaku pertama-tama berupaya untuk membangun kepercayaan dengan korbannya.

Salah satu cara membangun kepercayaan adalah memborbardir korban dengan kata-kata manis, memberikan perhatian yang tidak berlebihan, hingga bersikap seolah-olah simpati dengan kehidupan korban.

Setelah kepercayaan terbangun, barulah pelaku menawari korban untuk berbisnis di sebuah website jual beli daring yang ternyata bikinan pelaku.

“Cara mereka mengajak bisnis itu juga santai saja, enggak menekan-nekan. Kalau enggak bisa sekarang, ya take your time, gitu. Makanya, itulah yang membuat kami enggak curiga,” ujar TY.

Baca juga: Cari Jodoh Berujung Kena Tipu Rp354 Juta, Ini Cerita Guru Korban Penipuan lewat Aplikasi Kencan

Kini, para korban telah berjejaring. Mereka saling memberitahukan modus pelaku. Dari obrolan itu, para korban meyakini bahwa pelaku berasal dari jaringan yang besar.

“Karena mereka tersebar di berbagai dating apps. Website yang mereka bikin juga rapi, bahkan ada customer service-nya. Ini artinya jaringan canggih,” lanjut TY.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved