Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Ketua BEM UNS Dianiaya

BREAKING NEWS : Ketua BEM FMIPA UNS Lapor Polisi Dianiaya Oknum Sopir Kampus, Dipukul di Depan Dekan

Seorang mahasiswa prodi Fisika, Fakultas MIPA, angkatan 2020 Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo jadi korban kekerasan oleh seorang tenaga kependidik

|
mahfira putri maulani
M Khoirul Umum (baju hitam) usai melaporkan Oknum Sopir FMIPA UNS terkait dugaan penganiayaan, dan ancaman pembunuhan di Mapolresta Surakarta, Kamis (24/8/2023) 

TRIBUNJATENG.COM, SOLO – Seorang mahasiswa prodi Fisika, Fakultas MIPA, angkatan 2020 Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo jadi korban kekerasan oleh seorang tenaga kependidikan (tendik).

Kejadian malang itu dialami M Khoirul Umam (19) di fakultas setempat pada Rabu (23/8/2023) sore jelang magrib. Khoirul dianiaya oleh seorang sopir bernama Yudo Prihandono yang bekerja sejak 2015 lalu.

Atas kejadian kurang mengenakkan itu, Khoirul melaporkan Yudo, ke Mapolresta Solo.

Laporan itu terkait dugaan penganiayaan, dan ancaman pembunuhan.

Korban melaporkan dugaan Tindak Pidana Penganiayaan UU Nomor 1 Tahun 1946 tentang KUHP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 352.

Ditemui usai melapor, korban menceritakan penganiayaan itu bermula saat BEM MIPA tengah menggelar kegiatan eksplor Ormawa (pengenalan organisasi mahasiswa) pada Rabu siang sekira pukul 14.00 WIB.

BEM mengangat tema pergerakan tentang isu-isu yang terjadi di kampus UNS. Sekira pukul 15.00 WIB, BEM mendapatkan panggilan dari pihak Dekanat.

Korban yang merupakan Ketua BEM FMIPA bertemu dengan pihak rektorat, yang datang menggunakan mobil bersama terlapor.

Setelah perjalanan pulang dari rektorat, korban duduk di bangku penumpang depan dan di sebelah pelaku.

Sementara Dekan dan Wakil Dekan duduk di belakang.

"Dari sopirnya bertanya kepada saya, mas orang mana? Saya jawab orang Tangerang.

Dia bilang kamu tau atitut orang Solo enggak, sini saya ajari. Langsung saya dipukul di rahang sebelah kanan," kata Khoirul kepada awak media, Kamis (24/8/2023).

Adanya aksi itu tempeleng itu, sambung Khoirul, langsung direda oleh Dekan.

Sopir diminta tak melakukan kekerasan, dan meminta menghentikan perbuatan Yudo.

Setelah sampai ke Fakultas MIPA, dia menuturkan, terlapor kembali melakukan penganiayaan terhadap korban.

Di sana korban mengaku dipukul beberapa kali.

"Setelah sampai ke Fakultas MIPA Dekan langsung pergi ke kantornya, saya sempat berbincang sejenak dengan Wakil Dekan saya, setelah selesai, saya pergi," lanjut Khoirul.

Saya pergi itulah, dirinya didatangi lagi oleh Yudo. Khoirul kembali menerima pukulan di sebelah rahang kanan dengan tangan kiri terlapor.

"Saya sempat mundur, dia bilang kamu diam. Saya ditonjok lagi, dan dipegang baju saya, dan di dorong.

Saya diancam akan di bunuh. Saya dipukuli di sebelah dahi, rahang, paha kanan, kaki kanan," kisahnya.

Khoirul mengaku sempat merekam percakapan ancaman terlapor kepadanya, yang ia lampirkan sebagai alat bukti. Selain itu, korban juga ke rumah sakit untuk melakukan visum.

"Yang sangat saya sayangkan, saat kejadian itu, di samping saya ada seorang satpam. Tapi dia hanya diam saja melihat kejadian tersebut," pungkasnya. (uti)

Baca juga: Kunker Ke Semarang, Istri Wagub Kalses Kagum Karya Batik Identix

Baca juga: 14 Kasus Kebakaran  Hutan dan Lahan Telah Terjadi, Kabupaten Jepara Siaga Hadapi El Nino

Baca juga: Penampakan SMPN 16 Semarang Baru, Dewan Soroti Pintu Kelas Sangat Tipis dan Risiko Rusak

Baca juga: Tahun ke-4 DPRD Kabupaten Pekalongan 2019-2024, 3 Fungsi Dewan Dilaksanakan dengan Baik

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved