Breaking News
Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Blora

Komoditas UMKM Binaan YDBA Jadi Suvenir Ajang Internasional

Astra melalui Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) berkomitmen untuk menjalankan pembinaan UMKM, khususnya di sektor pertanian, antara lain mete, vanili

|
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: Catur waskito Edy
Ist/YDBA
Satu di antara UMKM Vanili binaan Astra melalui Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) di Desa Loha, Manggarai Barat, NTT, Dedi (kanan) saat menjelaskan inovasi produk vanili yang dibudidayakannya kepada YDBA. Saat ini UMKM Vanili berhasil melakukan inovasi produk yang semula berupa vanili basah, menjadi vanili kering yang dibutuhkan oleh berbagai customer. Ist/YDBA 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -  Astra melalui Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) berkomitmen untuk menjalankan pembinaan UMKM, khususnya di sektor pertanian, antara lain mete, vanili dan budidaya kepiting di Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Komitmen itu telah ditekankan sejak 2021 lalu. Pembinaan dilakukan melalui berbagai program pelatihan dan pendampingan, baik manajemen maupun teknis serta fasilitasi pemasaran dan fasilitasi pembiayaan.

Manggarai Barat sendiri merupakan sentra produksi komoditas pertanian di Provinsi NTT, khususnya komoditas mete, vanili, dan kepiting bakau yang masih perlu dikembangkan untuk mendukung peningkatan kompetensi petani yang diharapkan dapat berdampak pada peningkatan ekonomi di wilayah tersebut.

Saat ini terdapat 131 UMKM yang dibina Astra melalui YDBA, terdiri dari 33 UMKM Mete, 67 UMKM Vanili dan 31 UMKM Kepiting.

Dept Head Communication & Information System Rahmat Handoyo mengatakan, pembinaan UMKM Mete di Desa Repi Sebanyak 33 UMKM Mete aktif mengikuti berbagai program pembinaan yang dilakukan Astra melalui YDBA.

Program itu antara lain Pelatihan Mentalitas Dasar dan Pembukuan Usaha Tani, Manajemen SOP & Teknik budidaya, Benchmark Budidaya serta Pasca Panen, Pelatihan Perizinan Usaha, Pelatihan dan Pendampingan Perizinan Produk PIRT dan Halal, Pelatihan Intensifikasi Budidaya Mete dan berbagai program pembinaan lainnya.

"Sejalan dengan grand design yang telah YDBA susun, pada tahun 2023 UMKM Mete diharapkan dapat menerapkan diversifikasi/ inovasi produk dan memenuhi standar quality, cost & delivery (QCD) yang dibutuhkan oleh customer.

Berkat komitmen dan konsistennya, kini UMKM Mete telah sukses melakukan diversifikasi produk yang sebelumnya menjual produk mete gelondongan, saat  ini menghasilkan produk mete kupas goreng dan mete olahan yang dipasok ke berbagai offtaker/customer," katanya dalam keterangannya, Selasa (29/8/2023).

Dia melanjutkan, hal tersebut tentu mempengaruhi produktivitas usaha yang dijalankan serta omset dari UMKM 
tersebut.

Tercatat saat ini produktivitas mete meningkat hingga 151 persen dan omset tumbuh hingga 200 persen.

Bahkan, UMKM telah mendapatkan sertifikasi halal dan PIRT untuk produk olahannya.

Produk Mete juga berkesempatan untuk menjadi souvenir kegiatan internasional, yaitu KTT ASEAN yang dilakukan pada bulan Mei 2023 lalu di Labuan Bajo, NTT. 

"Pembinaan UMKM Vanili di Desa Loha Saat ini terdapat 67 UMKM Vanili yang dibina Astra melalui YDBA di Desa Loha, Manggarai Barat, NTT.

Berbagai program pembinaan diikuti oleh para UMKM tersebut, seperti Pelatihan Mentalitas Dasar dan Pembukuan Usaha Tani, Manajemen SOP & Teknik Budidaya, Benchmark Budidaya & Pasca Panen di Bali, Perizinan Usaha, Internsifikasi Budidaya Vanili, Pemupukan Berimbang, Pengendalian Hama Terpadu & Agenda Hayati serta berbagai program pembinaan lainnya. 

"Saat ini UMKM Vanili berhasil melakukan inovasi produk, yaitu produk vanili kering yang mendukung peningkatan produktivitas usaha sebesar 151 persen dan omset yang tumbuh mencapai 200 persen.

Produk vanili juga berkesempatan untuk menjadi suvenir dalam ajang internasional, yaitu G20 dan KTT ASEAN yang diselenggarakan di Indonesia," tambahnya.

Pembinaan UMKM Kepiting di Desa Golo Sepang

Selain komoditas Mete dan Vanili, Astra melalui YDBA juga berkomitmen untuk menjalankan pembinaan UMKM di Manggarai Barat, salah satunya UMKM kepiting bakau.

Sejalan dengan grand design yang disusun YDBA, saat ini UMKM Kepiting mampu melakukan transformasi teknik budidaya.

Dimana para UMKM kepiting yang semula melakukan budidaya sebagai nelayan tangkap, saat ini menjadi UMKM kepiting dengan sistem budidaya tambak, keramba dan crab box.

 Transformasi tersebut memberikan dampak positif bagi para UMKM. Mulai dari harga jual yang meningkat hingga 100 persen per kg, produktivitas meningkat mencapai 172 persen hingga omset UMKM meningkat mencapai 95 persen.

Untuk mencapai hal tersebut, para UMKM Kepiting komitmen dan konsisten dalam menjalankan pembinaan yang dilakukan Astra melalui YDBA, program pembinaan tersebut, antara lain Pelatihan Mentalitas Dasar, Bimtek ke Balai Besar Perikanan di Jepara, Pendampingan Teknis Pembuatan Keramba, Pelatihan Teknis Intensifikasi Budidaya Kepiting Bakau, Pendampingan Perbaikan Tambak Kepiting Bakau, Pelatihan Pembuatan Demplot Budidaya Kepiting di Darat dan berbagai program pembinaan lainnya.

Dalam menjalankan pembinaan di Manggarai Barat, Ketua Pengurus YDBA, Sigit P Kumala menyampaikan, bahwa berbagai pencapaian yang diraih oleh UMKM Mete, Vanili maupun Kepiting diharapkan dapat menambah semangat para UMKM untuk terus tumbuh dan berkembang hingga mereka bisa memasarkan produknya bukan hanya di pasar lokal, tetapi juga di pasar global. (*)

Baca juga: Ada Laporan ATS dan Stunting, Ketua TP PKK Kabupaten Blora Turun Lapangan ke Kunden

Baca juga: Ekspresi Wajah Santai Praka Riswandi Manik Saat Diperiksa Kasus Penganiayaan, Merasa Tak Bersalah?

Baca juga: Ini Tanggapan Rivan Nurmulki Setelah Namanya Hilang dari Daftar Timnas Voli Indonesia

Baca juga: Semarakkan Semarang Merdeka Flower Festival, BPJAMSOSTEK Kampanye Kerja Keras Bebas Cemas

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved